Gagal Jantung Kongestif, Kenali Penyebabnya!
Istilah gagal jantung dan gagal jantung kongestif sering digunakan bergantian. "Gagal jantung" terdengar menyeramkan, di mana sepertinya jantung tidak lagi berfungsi sama sekali dan tidak ada yang bisa dilakukan. Pada kondisi gagal jantung, memang jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Tetapi masih ada tindakan yang bisa dilakukan.
Gagal jantung kongestif ini adalah jenis gagal jantung yang membutuhkan perhatian medis secepatnya. Penyakit ini merupakan kondisi serius yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun dengan pengobatan yang tepat, banyak orang dengan gagal jantung kongestif menjalani hidup normal.
Baca juga: Gumpalan Darah Pemicu Stroke dan Serangan Jantung, Kenali Gejalanya!
Jantung Bekerja Keras Memompa Darah
Sel-sel tubuh kita sangat bergantung pada pasokan darah dari jantung yang membawa oksigen dan nutrisi. Ketika sel-sel tubuh mendapatkan nutrisi cukup, otomatis mereka dapat berfungsi normal.
Pada kondisi gagal jantung, jantung terlalu lemah sehingga tidak dapat memasok sel-sel tubuh dengan darah yang cukup. Hal ini menyebabkan gejala kelelahan dan sesak napas. Beberapa orang mengalami batuk. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan, naik tangga atau membawa beban bisa menjadi sangat sulit.
Meskipun hanya sebesar kepalan tangan, tetapi jantung sangat kuat karena sebagian besar terbentuk dari otot. Secara sederhana, sirkulasi atau aliran darah yang normal memiliki siklus sebagai berikut: darah dari tubuh masuk ke jantung, kemudian dari jantung dibersihkan di paru, dikembalikan lagi ke jantung, barulah dipompa ke seluruh tubuh.
Darah yang kaya oksigen mengalir dari paru-paru ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri, yang memompakannya ke seluruh tubuh. Jantung memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh jaringan tubuh melalui serangkaian kontraksi yang sangat teratur dari empat ruang jantung. Agar jantung berfungsi dengan baik, empat ruang jantung ini harus berdetak secara teratur.
Baca juga: Serangan Jantung Harus Segera Ditangani!
Apa yang Dilakukan Jantung dan Tubuh Kita Ketika Terjadi Gagal Jantung?
Gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif di mana otot jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dan oksigen. Dengan kata lain, jantung tidak dapat mengimbangi beban kerja tubuh.
Meskipun lemah, pada awalnya jantung masih mencoba melakukan tugasnya dengan kompensasi sebagai berikut:
- Memperbesar ukuran dengan cara meregang agar berkontraksi lebih kuat dan bisa memenuhi permintaan tubuh untuk memompa darah lebih banyak. Seiring waktu, jika dipaksa seperti ini, ukuran jantung semakin membesar.
- Membentuk lebih banyak massa otot. Peningkatan massa otot terjadi karena sel-sel jantung yang berkontraksi semakin besar. Ini memungkinkan jantung memompa lebih kuat, setidaknya pada awalnya.
- Memompa lebih cepat. Ini membantu meningkatkan output atau volume darah dari jantung.
Tubuh juga mencoba mengompensasi dengan cara
- Pembuluh darah menyempit untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Ini adalah upaya mengimbangi daya pompa jantung yang melemah.
- Tubuh mengalihkan darah dari jaringan dan organ yang kurang penting, ke jantung dan otak.
Tindakan ini memang bisa mengatasi masalah gagal jantung untuk sementara, tetapi tidak bisa mengatasi masalah yang sebenarnya. Lama-kelamaan gagal jantung semakin memburuk dan upaya kompensasi ini tidak lagi menolong.
Suplai darah dari jantung tidak bisa memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga timbul gejala kelelahan, sesak napas, atau gejala lain yang biasanya menjadi alasan pasien pergi ke dokter.
Mekanisme kompensasi tubuh tadi membantu menjelaskan mengapa beberapa orang mungkin tidak menyadari kondisi mereka sampai bertahun-tahun setelah fungsi jantung mereka mulai menurun. Tahu-tahu ia terdiagnosis gagal jantung permanen yang tidak lagi bisa diperbaiki.
Gagal jantung dapat melibatkan kerusakan pada sisi kiri jantung, sisi kanan atau kedua sisi. Namun, biasanya mempengaruhi sisi kiri terlebih dahulu.
Gagal Jantung Kongestif
Nah sekarang kenali lebih jauh tentang gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure atau CHF). Ini adalah jenis gagal jantung yang membutuhkan perhatian medis secepatnya.
Ketika darah yang keluar dari jantung melambat, maka darah dari pembuluh vena yang akan kembali ke jantung ikut melambat. Dengan bahasa sederhana, terjadi kemacetan di jaringan tubuh. Gejala yang paling umum adalah pembengkakan (edema) di kaki dan pergelangan kaki, tetapi bisa juga terjadi di bagian tubuh yang lain.
Gagal jantung kongestif juga mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang natrium dan air. Air yang tertahan ini juga meningkatkan pembengkakan di jaringan tubuh (edema).
Terkadang cairan terkumpul di paru-paru dan mengganggu pernapasan, menyebabkan sesak napas, terutama saat seseorang berbaring. Ini disebut edema paru dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
Empat Jenis Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif sisi kiri adalah tipe yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika ventrikel kiri tidak memompa darah dengan benar ke seluruh tubuh. Ketika kondisi ini berkembang memburuk, cairan dapat menumpuk di paru-paru dan membuat sulit bernapas.
Gagal jantung kongestif sisi kiri dibedakan lagi menjadi gagal jantung sistolik, terjadi ketika ventrikel kiri gagal berkontraksi secara normal. Hal ini mengurangi kekuatan aliran darah di dalam sirkulasi. Tanpa kekuatan, jantung tidak dapat memompa dengan benar.
Jenis kedua adalah gagal jantung kongestif diastolik, atau disfungsi diastolik, terjadi ketika otot di ventrikel kiri menjadi kaku. Karena tidak bisa rileks lagi, jantung tidak bisa cukup terisi darah di antara dua detak jantung.
Sedangkan gagal jantung kongestif sisi kanan terjadi ketika ventrikel kanan mengalami kesulitan memompa darah ke paru-paru. Darah tersumbat di pembuluh darah, yang menyebabkan retensi cairan di kaki, perut, dan organ vital lainnya.
Seseorang bisa saja mengalami kelainan gagal jantung bawaan sisi kiri dan sisi kanan sekaligus. Biasanya, penyakit dimulai di sisi kiri dan kemudian menjalar ke kanan jika tidak diobati.
Penyebab dan Faktor Risiko Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif dapat terjadi akibat kondisi kesehatan yang memengaruhi sistem kardiovaskular. Inilah beberapa faktor risiko gagal jantung kongestif:
1. Hipertensi
Tekanan darah selalu tinggi dapat menyebabkan gagal jantung kongestif. Penyebab hipertensi sangat beragam. Salah satunya akibat penyempitan pembuluh darah.
2. Penyakit arteri koroner
Kolesterol dapat menyumbat pembuluh darah koroner, yang merupakan pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Plak kolesterol menyebabkan arteri menjadi sempit. Arteri koroner yang sempit membatasi aliran darah dan berdampak pada kerusakan jantung.
3. Kerusakan katup
Katup jantung mengatur aliran darah melalui ruang-ruang jantung dengan membuka dan menutup. Kerusakan katup jantung misalnya tidak terbuka dan tertutup dengan benar dapat memaksa ventrikel jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah. Penyebab kerusakan katup bisa karena infeksi atau kelianan jantung bawaan sejak lahir.
4. Kondisi lainnya
Penyakit yang berhubungan dengan jantung memang paling sering menyebabkan gagal jantung kongestif. Tetapi ada beberapa kondisi lain yang tampaknya tidak berhubungan dengan jantung, tetapi bisa meningkatkan risiko. Diabetes, penyakit tiroid, obesitas, infeksi yang parah dan reaksi alergi juga dapat berkontribusi terhadap gagal jantung kongestif.
Baca juga: Komplikasi Hipertensi yang Perlu Diwaspadai
Penanganan Gagal Jantung Kongestif
Terapi untuk gagal jantung kongestif berbeda-beda, tergangung kondisi dan seberapa parah gejala gagal jantung. Ada beberapa obat hipertensi diberikan pada pasien gagal jantung kongestif. Beberapa obat yang dimaksud adalah ACE inhibitors, beta-blockers, dan diuretik. Dokterlah yang akan memutuskan obat yang paling sesuai.
Jika obat tidak efektif, prosedur yang lebih invasif mungkin diperlukan. Misalnya angioplasti, yaitu prosedur untuk membuka arteri yang tersumbat. Dokter jantung juga dapat mempertimbangkan operasi perbaikan katup jantung jika masalahnya ada di katup.
Secara umum, obat-obatan dan operasi dapat memperbaiki kondisi pasien gagal jantung kongestif. Semakin dini didiagnosis, semakin baik peluang untuk dapat ditangani. Bicaralah dengan dokter tentang rencana terapi yang terbaik
Bagaimana mencegah gagal jantung kongestif?
Ada beberapa hal yang dapat Kamu akukan untuk menurunkan risiko gagal jantung atau gagal jantung kongestif.
1. Hindari atau berhenti merokok
Jika Kamu perokok dan tidak dapat berhenti, mintalah dokter merekomendasikan produk dan layanan yang dapat membantu berhenti merokok. Perokok pasif juga tidak kalah berbahaya. Jika Kamu tinggal bersama perokok, minta mereka merokok di luar ruangan.
2. Pertahankan diet yang seimbang
Diet yang sehat untuk jantung adalah mengonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Untuk memenuhi kebutuhan protein, Kamu bisa mengonsumsi susu harus rendah lemak atau bebas lemak. Jangan lupa kurangi garam (natrium), gula tambahan, lemak padat, dan makanan olahan.
3. Olahraga
Hanya satu jam latihan aerobik intensitas sedang per minggu, dapat meningkatkan kesehatan jantung. Jangan malas jalan kaki, bersepeda, dan berenang. Ketiganya adalah jenis olahraga yang baik.
Jika Kamu belum terbiasa berolahraga, mulailah dengan hanya 15 menit sehari dan semakin lama ditingkatkan. Ajak teman atau anggota keluarga agar olahraga lebih bersemangat.
4. Jaga Berat Badan
Kelebihan berat badan akan membuat jantung bekerja lebih keras. Bicarakan dengan dokter tentang cara yang aman menurunkan berat badan.
5. Batasi Alkohol
Minum alkohol secukupnya dan jauhi obat-obatan terlarang. Saat menggunakan obat resep, ikuti instruksi dengan seksama dan jangan pernah menambah dosis tanpa pengawasan dokter.
Jika Kamu berisiko tinggi untuk mengalami gagal jantung kongestif, atau sudah mengalami kerusakan jantung, maka Kamu harus mulai mengikuti langkah-langkah pencegahan di atas. Tujuannya agar gagal jantung kongestif tidak semakin parah.
Penderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau diabetes, tidak boleh melewatkan obatnya. Kunjungi dokter secara teratur untuk memantau kondisi penyakit Kamu dan laporkan jika mengalami gejala baru.
Referensi:
Heart.org. What is heart failure
Heart.org. Classes of heart failure. (2017).
NCBI.nlm,nih.gov. Heart failure. (2014).
Mayoclinic.org. Heart failure.
-
# Gagal Jantung
-
# Kardiovaskular