Fitri Wulandari
30 Juli 2024
Shutterstock

Hati-hati Ya Mums, Ini Risiko Persalinan Vakum pada Bayi

Mums, tidak selamanya persalinan normal berjalan lancar. Kadang persalinan macet di tengah jalan sehingga dokter terpaksa menggunakan alat bantu vakum, atau terpaksa melakukan operasi caesar. Kedua metode ini aman, daripada persalinan tidak bisa dilanjutkan yang akan membahayakan Mums dan janin. Namun, selalu ada risiko untuk semua tindakan medis. Seperti apa risiko persalinan vakum pada bayi?

Persalinan vakum terjadi saat dokter menggunakan alat ekstraktor vakum untuk membantu bayi keluar dari rahim saat persalinan berlangsung sulit. Metode ini dapat digunakan jika bayi tidak dapat keluar dari jalan lahir secara alami saat Mums mengejan. Berikut sejumlah risiko persalinan vakum pada bayi yang perlu diketahui.

Risiko persalinan vakum pada bayi

Persalinan vakum tidak hanya dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis dan cedera pada ibu, namun juga bayi, jika prosesnya tidak dilakukan secara benar. Risiko persalinan vakum pada bayi diantaranya pendarahan otak, kelumpuhan otak hingga patah tulang tengkorak. Tapi Mums jangan takut ya, risiko ini jarang sekali terjadi. Ini hanya sebagai pengetahuan Mums saja.

1. Cedera Pleksus Brakialis (Brachial Plexus Injuries)

Cedera Pleksus Brakialis (Bracial Plexus Injuries) menjadi salah satu risiko medis yang dapat dialami bayi yang dilahirkan melalui metode ini. Perlu dicatat, cedera ini memiliki tingkat keparahan yang bervariasi dan dapat mengakibatkan komplikasi jangka panjang, Mums.

2. Pendarahan otak

Pendarahan pada otak bisa terjadi saat hisapan berlebihan dari pompa vakum menyebabkan pembuluh darah pecah dan menumpuk di jaringan penutup tengkorak. Nah, pecahnya pembuluh darah bisa memberikan tekanan berlebih pada otak bayi.

Kondisi ini memerlukan waktu beberapa minggu atau bulan untuk pulih. Namun pada kasus yang lebih parah, pendarahan otak dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius dan kerusakan otak, lalu berdampak pada masalah fisik dan neurologis tergantung pada area kerusakannya.

3. Cedera lainnya

Selain cedera pleksus brakialis dan pendarahan otak, ada beberapa cedera lain yang menjadi risiko persalinan vakum, seperti:

- Memar atau bengkak pada kepala atau otak

- Cedera pada beberapa area otak bayi yang dapat memengaruhi penglihatan, pendengarah, saraf wajah, dll

Alasan persalinan vakum dipilih

Ada beberapa alasan dipilihnya persalinan vakum, satu diantaranya untuk mengatur posisi bayi di dalam kandungan.

- Ibu mengejan, namun persalinan tidak mengalami kemajuan

- Sang ibu terlalu lelah untuk terus mengejan

- Sang ibu memiliki kondisi kesehatan yang mencegahnya mengejan terlalu lama

- Bayi memiliki detak jantung tidak normal

Jika digunakan secara tepat, ekstraktor vakum dapat bermanfaat dalam melahirkan bayi yang sehat selama proses persalinan yang penuh tekanan.

Persalinan vakum hanyalah salah satu opsi untuk melahirkan bayi. Dokter tidak akan memilih jalan ini ketika

- Usia kehamilan kurang dari 34 minggu

- Bayi didiagnosis menderita kelainan tulang atau pendarahan

- Kepala bayi belum bergerak melewati tengah jalan lahir

- Bayi tidak dapat masuk melalui panggul

Jadi dokter melakukannya tentu setelah membuang semua kontraikdikasi tersebut dan memastikan metode persalinan dengan vakum aman dan minim risiko.

Setelah prosedur persalinan dengan vakum, baik ibu maupun bayi dapat pulih sepenuhnya. Mungkin Mums akan mendapati bentuk kepala bayi yang lebih lonjong, ini normal karena efek vakum. Namun perlahan akan kembali seperti semula. Nah, penting untuk mengetahui risiko persalinan vakum pada bayi agar Mums dapat memahami seperti apa efek samping dari metode persalinan ini pada si kecil, jika Mums mengalami persalinan pervaginam yang sulit.

Referensi:

  • # Melahirkan
  • # Persalinan
  • # Bayi Baru Lahir
  • # Permasalahan Bayi Baru Lahir
  • # Kelainan bawaan pada otak anak (Cerebral Palsy atau CP)
  • # Bayi