Meiliyanti T.
03 Januari 2018
unsplash.com

Makanan yang Baik untuk Ibu Bersalin dan Menyusui

“Setelah melahirkan jangan makan ikan, nanti gatal.”

 

“Jangan kebanyakan minum, nanti luka habis melahirkan tidak kering.”

 

“Jangan kebanyakan makan buah, nanti ASI-nya bikin bayi diare.”

 

Saya cukup kenyang dengan nasihat-nasihat itu. Jangankan mau menjalankan, saya justru mengabaikan semua omongan itu. Sebab, salah satu keinginan terbesar saya setelah melahirkan adalah makan enak. Dan untungnya suami saya yang pengertian pun menyetujui. Dia tahu betul, makanan menjadi salah satu faktor untuk memperbaiki suasana hati saya, baik saat lelah maupun saat tak ada alasan kenapa mood memburuk.

 

Tetapi alasan yang lebih tepat untuk mengabaikan kalimat-kalimat itu adalah karena pernyataan tersebut tidaklah benar. Makanan menjadi salah satu sumber untuk mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Di dalam tubuh, zat gizi dibutuhkan untuk beragam kebutuhan, misalnya sebagai sumber energi, bahan untuk memperbaiki sel, dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Mengonsumsi makanan tertentu bisa menjadi salah satu upaya agar penyembuhan pasca-melahirkan bisa lebih cepat.

Baca juga: 3 Cara Merawat Luka Operasi

 

Sesaat setelah melahirkan, sebagai ibu menyusui, kita membutuhkan asupan makan ekstra. Alasannya, yang pertama untuk mengembalikan energi yang terkuras habis setelah melahirkan (baik melahirkan normal maupun Caesar), dan yang kedua untuk membantu penyembuhan luka usai melahirkan.

 

Bagi saya, semua makanan baik dikonsumsi, asal dalam jumlah sewajarnya dan sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan. Namun, jenis makanan ini sebaiknya menjadi prioritas untuk dikonsumsi pasca-melahirkan.

 

1. Sumber Protein

Kalau ada orang yang bilang setelah melahirkan tidak boleh makan ikan, karena bisa mengakibatkan gatal dan ASI menjadi bau amis, mungkin saja orang tersebut memang memiliki alergi seafood sebelumnya. Justru, ikan sebagai sumber protein sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu memperbaiki sel-sel yang sudah rusak akibat persalinan.

 

Luka persalinan tak hanya yang tampak di mata saja, seperti luka jahitan jalan lahir atau luka di perut pascaoperasi Caesar. Ada juga luka yang berada di dalam rahim yang juga perlu ‘diperbaiki’, seperti dinding rahim. Protein akan digunakan oleh tubuh untuk membangun jaringan tubuh yang rusak.

 

 

Justru saat menghindari mengonsumsi sumber protein seperti ikan, proses penyembuhan luka bisa terhambat. Akibatnya, risiko mengalami infeksi bisa lebih besar. Protein juga berguna dalam pembentukan ASI. Selain ikan, sumber protein yang sebaiknya dikonsumsi ibu menyusui adalah daging, ayam, telur, tahu, dan tempe.

 

2. Sumber Serat

Buah dan sayur adalah sumber serat yang cukup tinggi. Serat sangat dibutuhkan ibu pasca-melahirkan untuk memperlancar buang air besar. Biasanya, salah satu hal yang ditakuti setelah melahirkan adalah buang air besar. Nah, untuk mengurangi kecemasan rasa sakit saat buang air besar, maka feses harus mudah dikeluarkan.

 

Serat inilah yang berfungsi melunakkan feses. Dan, buah yang kaya serat tidak membuat bayi diare. Justru buah dan sayur juga mengandung vitamin dan mineral, yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas ASI. Meskipun vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun keduanya juga berperan dalam proses penyembuhan setelah melahirkan, meningkatkan daya tahan tubuh (agar tetap strong), dan membantu menyediakan energi.

 

3. Sumber Energi

Setelah melahirkan, kita tetap harus strong kan, ya. Kalau tidak, siapa yang akan menjaga dan merawat bayi? Benar, suami dan support system memang bisa membantu. Tapi saat tiba waktunya menyusui, kita tetap harus turun tangan, kan. Itulah sebabnya, kita tetap membutuhkan energi. Meskipun setelah melahirkan rasanya lelah luar biasa dan ingin terus-terusan selonjoran santai.

 

Mengonsumsi makanan yang tinggi sumber energi akan membantu tubuh untuk terus menyediakan energi. Sumber energi bisa didapatkan dari nasi, mi, pasta, kentang, jagung, atau roti. Konsumsi makanan-makanan ini dalam jumlah secukupnya, misalnya nasi 5 porsi sehari, maka kita akan mendapatkan energi sebesar 875 kkal.

Bila sehari saja tubuh membutuhkan kalori sebesar 2.000 kkal, maka sisanya bisa didapatkan dari protein dan lemak baik. Dengan jumlah yang normal ini, tak sulit menurunkan berat badan. Asalkan terus menyusui dan beraktivitas fisik, berat badan akan turun perlahan.

 

4. Cairan

Minum air dalam jumlah cukup tak akan memengaruhi luka yang tidak kering-kering. Justru bila setelah melahirkan buang air kecil lancar dan membersihkan vagina dengan tepat, maka luka jahitan di sekitarnya bisa segera pulih.

 

Cairan dalam jumlah cukup juga diperlukan tubuh mengganti cairan tubuh yang hilang saat mengalami perdarahan, berkeringat, maupun membentuk ASI. Bila kebutuhan cairan tidak dipenuhi, risiko dehidrasi justru dapat meningkat.

Jadi, pasca-melahirkan jangan hanya makan daun katuk saja untuk melancarkan ASI. Makan juga daging, ikan, ayam, dan lainnya dalam jumlah cukup. Diet terbaik setelah melahirkan adalah diet seimbang ditambah dengan aktivitas fisik. Semoga bermanfaat.

  • # Persalinan
  • # Makanan
  • # Nutrisi
  • # Melahirkan
  • # Ibu