Ella Nurlaila
16 September 2025
Shutterstock

Berapa Lama Bayi Bertahan setelah Ketuban Pecah?

Dalam persalinan normal, pecahnya ketuban ibarat gerbang yang terbuka untuk mempersilakan bayi keluar melalui jalan lahir. Sayangnya, tidak semua persalinan semudah itu. Ada yang ketika ketuban pecah, tapi bayi tak kunjung keluar. Berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah? 


Kondisi ini tentu bikin khawatir, hal buruk bakal terjadi pada bayi yang sebenarnya sudah siap untuk dilahirkan. Berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah, tentu mesti diperhatikan oleh tim medis, karena menentukan langkah apa yang mesti diambil selanjutnya demi menyelamatkan bayi dan ibu. 

Baca juga: Kenali Tanda Ketuban Pecah Sebagai Tanda Persalinan


Berapa Lama Bayi Bertahan Setelah Ketuban Pecah


Selama kehamilan, air ketuban jadi pelindung bayi dalam rahim. Cairan ini berada di dalam kantung di rahim. Saat kantung ketuban ini pecah, biasanya tak lama sebelum atau saat persalinan dimilai. Jika ketuban pecah sebelum kontraksi, ini disebut dengan premature rupture if membranes (PROM) atau pecah ketuban dini. 


Kabar baiknya, PROM ini kejadiannya relatif kecil sekitar 8-10% kehamilan. Jadi, sebagian besar kasus, ketuban pecah setelah kontraksi dimulai. Jika ketuban pecah, risiko infeksi dan masalah lain seperti prolapse tali pusat meningkat. 


Karena itu berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah sangat penting untuk diketahui. Sebab ada beberapa faktor yang memengaruhinya. Yang perama, jika bayi masih premature, ia bisa bertahan selama berminggu-minggu dengan perawatan intensif dan pemantauan di rumah sakit. 


Faktor kedua, jika usia kehamilan lebih 37 minggu atau lebih, riset menunjukkan bahwa menunggu hingga 48 jam. Bahkan ada yang membatasi hanya 24 jam saja. Yang terpenting adalah pemantauan ketat. Tana perawatan medis, risiko infeksi dan komplikasi serius akan meningkat. Baik untuk ibu maupun untuk bayi yang masih berada di dalam kandungan setelah ketuban pecah. 


Penyebab dan Tanda Ketuban Pecah


Pecahnya air ketuban terjadi ketika kantung ketuban yang melindungi janin robek, sehingga cairan di dalamnya keluar melalui vagina. Seorang ibu hamil baru akan menyadari bahwa air ketubannya pecah mengalir keluar sedikit demi sedikit atau menyembur dari vagina. 


Umumnya pecahnya ketuban adalah alarm bahwa sudah memasuki proses persalinan atau akan segera mengalaminya. 


Ada beberapa hal yang kemungkinan menjadi pemicu pecahnya ketuban sesaat sebelum melahirkan, di antaranya penipisan alami kantung ketuban akibat kontraksi, infeksi yang terjadi di dalam rahim, infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan lainnya. Penyebab lainnya seperti riwayat kelahiran premature, ibu sebagai perokok aktif, dan kurangnya perawatan antenatal 


Sementara itu tanda-tanda ketuban pecah sebenarnya sangat mudah dirasakan dan dialami, seperti  rasa basah di celam dalam atau vagina, kebocoran cairan terus menerus atau sesekali, dengan intensitas banyak maupun sedikit. 


Selain itu keluarnya cairan bening atau kuning pucat. Dan cairan tidak berbau, berbeda dengan urin yang biasanya berbau menyengat. Sementara air ketuban tidak berbau. 


Langkah Selanjutnya Setelah Ketuban Pecah


Setelah terkonfirmasi bahwa ketuban pacah, ada beberapa langkah yang jadi pertimbangan oleh tim medis. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari pertanyaan di awal tadi, berapa lama bayi bertahan setelah ketuban pecah. 


Beberapa poin yang akan dipertimbangkan oleh dokter, di antaranya posisi bayi apakah kepala di bawah, sungsang, atau bagaimana. Lalu kondisi kesehatan ibu, apakah ada tanda infeksi atau tidak. Juga kondisi bayi apakah mengalami stres janin atau tidak. Dan faktor risiko lainnya. 


Biasanya pilihan yang diambil, induksi persalinan atau menunggu sebentar untuk melihat apakah persalinan dimulai alami, tentu saja jika tanpa risiko. Sebagian besar wanita akan mulai bersalin alami dalam 24 jam. 


Mums, pecahnya ketuban adalah tanda penting pesalinan. Bisa terjadi spontan atau dipecahkan oleh tim medis. Biasanya terjadi sekitar usia kehamilan 39 minggu. Ada yang merasakannya sebagai semburan cairan, ada juga yang hanya merasakan rembesan. 


Ketuban pecah biasanya terjadi setelah persalinan dimulai, tetapi bisa juga sebelumnya. Jika ketuban sudah pecah, hubungi dokter untuk memastikan kelahiran akan segera terjadi. Untuk berkonsultasi via online selama kehamilan, Mums bisa bertanya langsung di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan berbagai artikel menarik di sini. 



Referensi : 

Verywellhealth. water-breaking

  • # Persalinan
  • # Persiapan Persalinan
  • # Air Ketuban