Ella Nurlaila
08 Agustus 2025
Shutterstock

Mengenal Induksi Persalinan, Cara, dan Manfaatnya

Induksi persalinan (menginduksi persalinan) adalah tindakan merangsang agar dimulai persalinan, dan tidak membiarkan persalinan dimulai dengan sendirinya. Dokter akan menginduksi persalinan untuk mempercepat proses persalinan dalam situasi di mana kesehatan ibu atau janin berisiko, atau ketika kehamilan sudah melewati tanggal perkiraan lahir. 


Induksi persalinan juga dilakukan jika persalinan terhenti atau tidak mengalami kemajuan.

Baca juga: Ciri-ciri Mums Akan Segera Melahirkan


Apa saja cara untuk menginduksi persalinan?

Dokter akan memeriksa ibu hamil dan kondisi leher rahim sebelum memutuskan dengan  cara apa menginduksi persalinan. Tenaga kesehatan akan mempertimbangkan manfaat induksi dan risikonya. 


Selama induksi persalinan, dokter akan terus memantau janin untuk memastikan ia dapat  menoleransi persalinan dengan baik. Ada beberapa cara menginduksi persalinan. Beberapa di antaranya adalah:


1. Obat pelunak leher rahim

Dokter akan memberikan ibu hamil obat untuk melunakkan, menipiskan (menipiskan), dan membuka (mendilatasi) serviks agar siap melahirkan.


2. Memecahkan kantung ketuban

Untuk memecah selaput ketuban, dokter akan memberi obat yang menyebabkan kontraksi. Hal ini biasanya terjadi ketika persalinan berhenti dengan sendirinya.


Alasan dilakukan induksi persalinan

Alasan utama dokter memutuskan untuk melakukan induksi persalinan adalah untuk melindungi kesehatan ibu dan janin. Dokter Mums mungkin merekomendasikan induksi persalinan jika:


1. Melewati HPL

Jika kehamilan sudah melewati dua minggu atau lebih dari tanggal perkiraan lahir, dokter biasanya akan melakukan induksi persalinan. Setelah mencapai 41 minggu kehamilan, plasenta mungkin tidak berfungsi dengan baik. Ini berarti janin mungkin tidak mendapatkan oksigen atau nutrisi yang dibutuhkannya.

2. Tidak ada kontraksi

Saat kantung sudah pecah, tetapi ibu hamil tidak mengalami kontraksi, maka biasanya untuk perangsang kontraksi diberikan induksi. 


3. Kondisi kesehatan ibu

Jika ibu hamil memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, atau preeklamsia, maka terlalu berisiko untuk mempertahankan kehamilan. Dokter dapat memberikan induksi agar persalinan lebih cepat.


4. Janin berhenti tumbuh

Kadang ada kondisi yang menyebabkan janin berhenti tumbuh, misalnya menyempitnya tali pusat sehingga janin kekurangan nutrisi. Maka lebih baik janin dilahirkan dan dibesarkan di luar rahim, setelah memperhitungan kondisi kematangan janin.


5. Cairan ketuban tidak cukup

Ada kondisi yang disebut oligohidramnion, yaitu saat jumlah air ketuban kurang dan bisa membahayakan kesehatan janin. 


6. Solusio plasenta

Ini adalah kondisi saat plasenta terlepas dari dinding rahim, kondisi yang berbahaya sehingga harus dilakukan persalinan saat itu juga. 


6. Infeksi di rahim  (korioamnionitis)

Korioamniosis atau infeksi di dalam rahim juga berbahaya untuk janin, sehingga janin harus segera dilahirkan. 


7. Riwayat persalinan presipitasi

Ini adalah kondisi jika ibu hamil memiliki riwayat persalinan cepat. Dikhawatirkan akan terulang. 


8. Persalinan macet

Jika ibu hamil sedang dalam proses persalinan, tetapi tidak mengalami kemajuan alias macet, maka induksi diberikan agar ada kemajuan.


Induksi persalinan dapat membantu menurunkan risiko komplikasi akibat kondisi medis di atas. Dokter mungkin juga merekomendasikan induksi persalinan jika ibu hamil memiliki riwayat lahir mati atau komplikasi lain selama persalinan.


Pada minggu ke berapa induksi persalinan dilakukan?

Waktu induksi persalinan bervariasi tergantung pada kondisi kehamilan. Dokter akan mempertimbangkan risiko dan manfaat induksi persalinan. Idealnya, mereka menunggu hingga usia kehamilan 39 minggu untuk menginduksi persalinan. 


Namun, jika kesehatan janin berisiko, menginduksi persalinan sebelum usia kehamilan 39 minggu mungkin merupakan pilihan yang paling aman.


Risiko dan Manfaat Induksi Persalinan

Induksi persalinan mengurangi risiko komplikasi akibat melanjutkan kehamilan atau membiarkan persalinan dimulai atau berlangsung dengan sendirinya.


Namun, induksi juga memiliki risiko, bergantung pada metode yang dipilih oleh dokter Mums. Namun, sebagian besar dokter tetap akan memilih induksi persalinan karena manfaatnya lebih besar daripada risikonya.


Beberapa metode induksi, seperti menerima terlalu banyak oksitosin dalam waktu cepat, dapat menstimulasi rahim secara berlebihan. Stimulasi berlebihan ini dapat menyebabkan rahim berkontraksi terlalu sering. Kontraksi yang terlalu sering dapat menyebabkan komplikasi, termasuk masalah pada tali pusat dan detak jantung janin.


Risiko lain yang mungkin timbul dari induksi persalinan meliputi infeksi, ruptur uterus, dan peningkatan risiko operasi caesar. Selain itu ada beberapa alasan mengapa dokter tidak dapat atau tidak boleh melakukan induksi. Jika ini terjadi, mungkin dokter akan mempertimbangkan persalinan dengan  operasi caesar.


Referensi:

Clevelandclinic. labor-induction

  • # Persalinan
  • # Persiapan Persalinan
  • # Induksi Persalinan