Amanda Sagarmatha
14 Juli 2019
GueSehat.com

Bahaya Bubble Tea, Mulai dari Bikin Gemuk sampai Tersedak!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

Jay Chou, penyanyi sekaligus aktor asal Taiwan, adalah salah satu penggemar berat minuman bubble tea. Ia pun didapuk sebagai juru bicara brand milk tea bernama You Le Mei. Ia mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan, sampai-sampai para penggemarnya menggodanya.

 

Menariknya, pada November 2018 lalu, ia mengaku akan berhenti mengonsumsi minuman favoritnya itu karena harus menurunkan berat badan demi bersiap-siap syuting film berikutnya.

 

Jadi, apakah kelebihan berat badan menjadi salah satu bahaya bubble tea? Apa lagi ya bahaya minuman bubble tea bagi tubuh kita serta kasus kesehatan yang menyeret minuman manis ini? Yuk, telusuri infonya lebih jauh, Gengs!

 

Bahaya Bubble Tea: Berat Badan Berlebih dan Obesitas

Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas bubble tea atau boba memang sedang meroket. Minuman asal Taiwan ini sekarang bisa ditemukan di mana saja. Coba saja perhatikan, setidaknya pasti ada 1 gerai yang menjual bubble tea di pusat perbelanjaan di Indonesia.

 

Bintang dari bubble tea, yakni bubble atau juga dikenal pearl, adalah bola-bola yang terbuat dari tapioka. Minuman ini bisa disajikan dingin maupun panas, dengan rasa yang bervariasi. Karena dalam satu sajian ada banyak sekali bubble dan bentuknya yang agak besar-besar, diperlukan sedotan yang besar pula untuk mengonsumsinya.

 

Tapioka adalah pati yang diekstrak dari akar singkong. Berasal dari Amerika Selatan, singkong merupakan sumber karbohidrat ketiga terbesar di dunia setelah nasi dan jagung. Kandungan karbohidratnya sendiri pun lebih tinggi daripada kentang.

 

Baca juga: Benarkah Minum Bubble Tea Membuat Sembelit?

 

Kembali ke bubble, sang Primadona dalam bubble tea, butiran-butiran berwarna gelap yang satu ini ternyata secara esensial mengandung karbohidrat tanpa mineral dan vitamin. Berdasarkan data dari Singapore’s Health Promotion Board (HPB), seperempat gelas atau lebih bubble yang disajikan dalam bubble tea bisa mengandung lebih dari 100 kalori.

 

Jika diasumsikan 1 gelas bubble tea mengandung 334 kalori, maka 1/3 kalorinya disumbang dari bubble. Belum lagi jika kita menghitung jumlah gula yang dicampurkan ketika merebus bubble, maka kalorinya pun bisa jadi lebih tinggi dari yang kita perkirakan.

 

Secara umum, bubble tea dengan varian milk tea ukuran 500ml mengandung 325 kalori. Kebanyakan gerai saat ini juga menawarkan bubble tea dalam ukuran besar, yaitu sekitar 700ml, dengan kandungan sekitar 455 kalori.

 

Jika Kamu minum bubble tea varian milk tea ukuran 500ml atau 700ml dengan topping bubble sekali dalam sehari tanpa memperhatikan pola makan atau olahraga, maka Kamu bisa mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,3-2 kg dalam waktu sebulan! Jadi, sudah bisa ditebak kan bahaya bubble tea yang paling utama untuk kita semua jika dikonsumsi berlebihan? Yup, kelebihan berat badan hingga obesitas!

 

Bahaya Bubble Tea: Sembelit

Baru-baru ini, ada pula kasus di Cina terkait bahaya minuman bubble tea jika dikonsumsi berlebihan. Seorang anak berusia 14 tahun mengalami sakit perut karena terdapat 100 bubble dalam perutnya.

 

Berdasarkan keterangan dari Vladimir Kushnir, MD., juru bicara American Gastroenterological Associaton, ada serat bernama guar gum yang terkadang dicampurkan ke dalam bubble tea untuk menyatukan bubble. Kandungan yang akan mengembang jika bertemu air ini bila dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan sembelit lho, Gengs.

 

Baca juga: Bubble Tea dan Kalorinya

 

Bahaya Bubble Tea: Kerusakan Ginjal

Pada tahun 2013, dilaporkan 5 dari 20 gerai Bubble Tea di Singapura menarik peredaran bubble dari dalam bubble tea mereka karena mengandung asam maleat. Agri-Food and Veterinary Authority of Singapore (AVA) menjelaskan bahwa zat aditif tersebut seharusnya tidak boleh ada di dalam makanan.

 

Mengonsumsi asam maleat sesekali dalam kadar yang normal sebenarnya tidak berbahaya. Namun jika dikonsumsi dalam kadar yang tinggi dan terus-menerus, mampu menyebabkan kerusakan ginjal dalam jangka panjang.

 

Bahaya Bubble Tea: Kanker

Jerman juga menjadi salah satu negara yang mengikuti tren menjual bubble tea. Namun berdasarkan laporan para peneliti dari University Hospital Aachen, Jerman, pada 2012, ada beberapa zat kimia penyebab kanker yang ditemukan dalam bubble.

 

Mereka menemukan polychlorinated byphenyls atau PCBs, seperti styrene, acetophenone, dan zat-zat brominasi di dalamnya. Kendati demikian, dalam laporan ditegaskan bahwa belum jelas apakah semua bubble yang disajikan dalam bubble tea pasti mengandung zat tersebut.

 

Selain kanker, ada beberapa dampak buruk dari PCBs, misalnya memengaruhi sistem imun, sistem reproduksi, dan sistem saraf. Berdasarkan laporan dari University of Queensland, PCBs juga bisa berefek buruk pada penderita asma.

 

Wanita yang terekspos PCBs sebelum atau selama kehamilan juga bisa berdampak pada janin yang dikandungnya. Anak bisa memiliki IQ di bawah normal, lahir dengan berat badan yang rendah, memiliki lingkar kepala yang lebih kecil, serta akan mengurangi respons terhadap imunisasi. Karena PCBs tidak bisa keluar dari tubuh, ini dapat berpindah dari tubuh ibu ke anak melalui proses menyusui.

 

Bahaya Bubble Tea: Pneumonia

Berita melaporkan seorang anak usia 8 tahun di Cina, Xiao Lin, mengalami pneumonia, demam, dan batuk, selama lebih dari 6 bulan. Sang Ibu, Linlin, hanya memberikan obat-obatan tetapi kondisi Xiao Lin tidak kunjung membaik.

 

Anehnya, batuk Xiao Lin semakin parah disertai demam tinggi. Namun, ia tidak menunjukkan gejala flu biasa, seperti pilek. Karena semakin khawatir, Linlin pun membawa Xiao Lin ke rumah sakit untuk melakukan medical checkup.

 

Dokter kemudian mengetahui bahwa Xiao Lin mengalami serangan pneumonia dalam rentang waktu 6 bulan tersebut, yang sebenarnya sangat tidak biasa. Tim dokter pun menyimpulkan bahwa ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh anak tersebut, sehingga ia mengalami gejala-gejala itu. Mereka pun perlu menyelidiki bagian dalam paru-paru Xiao Lin untuk mengonfirmasi diagnosis mereka.

 

Hasil endoskopi kemudian menunjukkan bahwa ada bubble terjebak di dalam paru-paru kanan Xiao Lin. Dokter pun langsung melakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan bola tapioka tersebut.

 

 

Yang mengejutkan, bubble yang dikeluarkan tampak utuh meskipun sudah terjebak di dalam paru-paru Xiao Lin selama 6 bulan! Dokter yang bertugas menjelaskan karena paru-paru tidak bisa mengeluarkan cairan, maka sebagai mekanisme pertahanan tubuh, bubble tersebut dibungkus dalam sekresi (pengeluaran hasil kelenjar atau sel secara aktif). Itulah mengapa seiring waktu, bubble menjadi membesar dan berpotensi mengancam jiwa. Beruntungnya, Xiao Lin dapat diselamatkan dan kembali pulih seperti sedia kala.

 

Bahaya Bubble Tea: Tersedak

Dari kasus Xiao Lin, kita pun belajar bahwa bahaya minuman bubble tea yang lain adalah risiko tersedak, terutama pada anak-anak. Anak-anak, terutama di bawah 3 tahun, memiliki jalur pernapasan yang lebih kecil daripada orang dewasa dan rentan terhambat. Mereka pun masih belum pandai mengunyah dengan baik, sehingga biasanya menelan semua makanan tanpa dikunyah dahulu.

 

Karena bubble dalam bubble tea kenyal dan kecil, maka kemungkinan besar anak-anak akan langsung menelannya bersamaan dengan teh. Bubble dapat tersumbat di trakea dan membuat udara tidak mengalir ke dalam paru-paru. Alhasil, anak bisa tersedak.

 

Itulah beberapa bahaya bubble tea dan kasus kesehatan terkait minuman tersebut. Meski bubble tea sangat enak dinikmati, terutama ketika cuaca panas, sayangnya bubble tidak memiliki nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.

 

Kamu boleh-boleh saja mengonsumsinya tetapi jangan sering-sering, ya! Jika ingin memberikannya kepada anak-anak, selama meminum bubble tea, sebaiknya selalu diawasi. Jadi jika ada tanda-tanda mereka tersedak, Kamu bisa langsung memberikan pertolongan. (AS) 

 

 

Sumber

theAsianparent Singapore: Harmful bubble tea pearls recalled

KidsHealth: Choking

  • # Minuman
  • # Nutrisi