Pola Makan dan Kanker Payudara
Sulit untuk mencari hubungan sebab akibat yang jelas antara pola makan dan kejadian kanker pada seseorang. Hal ini disebabkan karena untuk menilai hubungan yang jelas perlu keseragaman pola makan pada beberapa orang yang akan diteliti dan kemudian dihubungkan dengan kejadian kanker pada kelompok orang tersebut. Akan tetapi sejauh ini ada beberapa bukti bahwa pola makan penyebab kanker payudara menjadi pola makan kita sehari-hari, diantaranya adalah konsumsi tinggi lemak jenuh seperti minyak, mentega, margarin, lemak dalam daging, ikan dan kacang-kacangan, dan lemak dalam permen, biskuit, dan kue serta konsumsi tinggi karbohidrat pada wanita usia di bawah 50 tahun. Diperkirakan seseorang dapat mencegah sebanyak 9 dari setiap 100 kasus kanker (9%) dengan mengubah pola makan dan sekitar 5 dari 100 jenis kanker (5%) bisa dihindari dengan mempertahankan berat badan yang ideal. Selain itu, diketahui ada beberapa makanan yang dapat mengurangi risiko kanker payudara, diantaranya konsumsi tinggi serat (pada wanita premenopause), buah–buahan, makanan yang mengandung estrogen nabati atau sering dikenal dengan fitoesterogen seperti produk kedelai dan serat dari biji-bijian, buah dan sayuran, makanan yang mengandung omega-3 yang banyak didapat dari produk ikan laut dalam, makanan yang mengandung flavonol dan flavon yang ditemukan dalam bawang, brokoli, teh, buah-buahan, rempah-rempah aromatik, seledri, dan teh camomile. Sementara untuk produk olahan susu, masih perlu diteliti lebih lanjut untuk hubungannya dengan kejadian kanker payudara. Meskipun diperkirakan bahwa pola makan berhubungan dengan kejadian kanker payudara, namun penelitian yang berhubungan dengan hal ini sangat sulit dilakukan karena dalam mengonsumsi suatu makanan, setiap orang memiliki porsi dan jumlah makan yang berbeda. Namun kemungkinan ini muncul ketika melihat sebaran kanker pada populasi yang berbeda dengan pola makan yang berbeda pula. Misalnya saja wanita Jepang memiliki tingkat risiko kanker payudara yang jauh lebih rendah dibandingkan wanita Amerika. Tapi ketika wanita Jepang bermigrasi ke Amerika Serikat dalam waktu yang lama maka risiko kanker payudara mereka naik. Hal ini mungkin disebabkan adanya perubahan pola makan pada wanita Jepang yang tinggal di Amerika, sehingga meningkatkan risiko kanker payudara menjadi seperti wanita Amerika pada umumnya.
Diet lemak dan kanker payudara
Lemak yang dimaksud termasuk minyak, mentega, dan margarin serta lemak dalam daging, ikan dan kacang-kacangan. Selain itu juga termasuk lemak yang tersembunyi di permen, biskuit, kue dan makanan siap saji lainnya. Sebuah studi meta analisis dari 45 studi melaporkan bahwa wanita menopause mengonsumsi lebih banyak lemak maka dapat mengalami peningkatan risiko kanker payudara. Studi EPIC telah menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi lemak jenuh dalam tingkat yang tinggi memiliki dua kali lipat risiko kanker payudara dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi dalam jumlah sedikit. Adapun yang termasuk makanan tinggi lemak jenuh, diantaranya adalah produk daging, termasuk sosis, mentega, ghee dan lemak babi, keju, terutama yang keras, krim, makanan ringan gurih dan produk cokelat, biskuit, kue basah dan kue kering, dan lain sebagainya. Sementara orang-orang yang makan banyak makanan yang mengandung minyak ikan (yang menandung omega-3) tampaknya memiliki risiko kanker payudara lebih rendah daripada orang yang hanya makan dalam jumlah kecil.
Diet tinggi karbohidrat dan kanker payudara
Sebuah studi besar pada perempuan Cina di Amerika Serikat melaporkan bahwa pada 2009 wanita usia kurang dari 50 tahun yang mengonsumsi tinggi karbohidrat maka sedikit meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Adapun makan terlalu banyak gula atau karbohidrat bisa membuat Anda menambah berat badan dan jika kelebihan berat badan maka dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita pasca menopause.
Makanan olahan susu dan kanker payudara
Beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan asupan tinggi produk susu memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara, tapi diperlukan penelitian lebih lanjut lagi tentang hal ini. Beberapa studi menunjukkan risiko lebih rendah terkena kanker payudara bagi wanita dengan asupan kalsium yang tinggi, yang mungkin didapatkan dari produk olahan susu.
Serat dan kanker payudara
Ada beberapa bukti bahwa diet yang mengandung lebih dari 25g serat per hari mengurangi risiko kanker payudara pada wanita pre menopause. Adapun serat banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan sereal utuh makan (termasuk tepung dan semua jenis roti, terutama gandum). Konsumsi gandum dapat menurunkan kadar estrogen dalam darah pada wanita yang belum menopause. Kadar estrogen yang lebih rendah akan mengurangi risiko kanker payudara. Selain serat, dalam buah dan sayur juga didapatkan antioksidan berupa vitamin A, C dan E dan selenium, yang dapat membantu menetralkan radikal bebas dalam tubuh dan kemudian akan mengurangi risiko kanker payudara. Adapun selain pola makan untuk mencegah kanker payudara, menjaga berat badan Anda dalam batas normal dengan berolahraga teratur dapat membantu melindungi tubuh dari berbagai kondisi kesehatan kronis, termasuk kanker. Oleh karena itu, mari mulai belajar hidup sehat sejak dini!
-
# Terbaru
-
# Informasi
-
# Kanker Payudara
-
# Komunitas
-
# Kanker
-
# Nutrisi
-
# Kesehatan Wanita