5 Masalah Makan Balita dan Cara Mengatasinya, Nomer 2 Paling Sering Terjadi
Saat si kecil mulai dapat makan sendiri, tantangan baru muncul, yaitu menolak makan, atau hanya makan yang ia suka saja. Padahal, si kecil masih di tahap tumbuh kembang di mana kebutuhan nutrisinya masih tinggi. Mums akan belajar 7 masalah makan anak balita di artikel ini.
Seputar pemberian makan balita
Sebelum bicara tentang masalah yang umum dihadapi terkait kebiasaan makan anak terutama di usia 1-3 tahun, ada hal-hal mendasar yang perlu Mums ketahui.
Pertama, jangan pernah memaksa anak untuk makan atau memberikan makan dengan paksa. Ini biasanya terjadi ketika anak menolak makan.
Tugas Mums adalah menyediakan makanan seimbang pada waktu yang terstruktur sepanjang hari. Biarkan anak makan sesuai dengan seleranya. Pahami kapasitanya, kalau anak biasa makan sedikit makan tawarkan porsi yang lebih kecil terlebih dahulu dan berikan lebih banyak saat ia memintanya.
Kedua, makan adalah proses belajar. Anak balita membutuhkan proses sampai ia bisa makan dengan benar. Tidak ada anak yang langsung mahir dan lahap saat ia sedang belajar bagaimana cara makan. Jadi, orang tua tetap memberikan dukungan dan bimbingan.
5 masalah pemberian makan pada balita
Berikut ini adalah beberapa masalah umum yang akan Mums temui terkait pemberian makan pada balita dan cara mengatasinya:
1. Hanya makan satu jenis makanan tertentu
Misalnya si kecil hanya mau makan dengan telur sepanjang hari, dan hari-hari berikutnya? Seberapa sehatnya telur, kalau tidak mau makan jenis makanan bergizi lain, tentu akan menimbulkan masalah.
Strategi untuk dicoba:
Berikan makanan kecil. Makanan ini biasanya lebih diterima karena memungkinkan anak-anak untuk makan sendiri.
Sebagai orang tua, Mums dapat memberi contoh yang baik dengan makan berbagai jenis makanan dan tidak mengomentari kesukaan dan ketidaksukaan Mums sendiri. Sajikan sebagian kecil makanan favorit anak bersama dengan makanan lain yang ingin Mums perkenalkan.
Teruslah menawarkan makanan baru, tetapi jangan memaksa, membujuk, atau menyuap paksa anak untuk memakannya. Dengan paparan berulang (hingga 20 kali) dengan jarak 2-3 hari di antara setiap percobaan, sebagian besar anak akan mencoba makanan baru tersebut.
Jika tidak, terimalah bahwa si kecil memiliki kesukaan dan ketidaksukaan tertentu, sama seperti orang dewasa. Ini biasanya merupakan fase yang akan berlalu dan dapat membaik seiring waktu, sehingga Mums dapat mencoba lagi beberapa bulan kemudian.
2. Menolak sayuran
Strategi untuk dicoba:
Sayuran tidak harus berwarna hijau dan berdaun. Cobalah sayuran berwarna kuning, putih, atau oranye yang tidak berdaun seperti jagung, kembang kol, jamur kancing, labu, wortel, dll.
Tambahkan sayuran ke dalam makanan dan saus, daripada disajikan sendiri, misalnya tambahkan wortel parut dan jamur kancing cincang ke dalam saus spageti. Untuk anak yang lebih besar, sajikan sate potongan buah dengan tomat ceri atau irisan mentimun.
3. Menolak mengunyah
Strategi yang dapat dicoba:
Mums harus memperhatikan apakah si kecil sudah memiliki keterampilan oro-motorik yang diperlukan untuk mengunyah. Anak-anak mungkin tidak mengunyah karena mereka terlalu terbiasa makan makanan yang diblender atau dicincang halus.
Untuk mengatasi hal ini, tingkatkan tekstur makanan secara bertahap, misalnya jika bubur diblender, kurangi tekstur bubur secara bertahap atau persingkat waktu memasak. Terkadang, perlu untuk memisahkan tekstur yang berbeda, sehingga si kecil menyadari bahwa makanan tersebut perlu dikunyah.
4. Makan dalam waktu lama dan menahan makanan di mulut
Strategi yang dapat dicoba:
Bisa jadi si kecil belum memiliki keterampilan oro-motorik untuk mengelola makanan. Mums bisa mencoba dengan memberikan ukuran porsi tidak terlalu berlebihan. Cobalah sajikan porsi yang lebih kecil lalu tawarkan lebih banyak saat anak menghabiskan makanannya.
Minimalkan gangguan, misalnya TV, mainan, atau berlarian. Pastikan ia lapar dengan tidak menawarkan camilan, susu, dan minuman dalam waktu satu jam sebelum makan.
5. Balita ingin memilih makanannya sendiri
Umumnya, balita berusia sekitar 18 bulan ingin menjadi lebih mandiri, termasuk keinginan untuk menentukan makanan yang ditawarkan.
Strategi yang dapat dicoba:
Orang tua dapat mencoba memberi anak pilihan dua jenis makanan, misalnya nasi atau mi daripada mengajukan pertanyaan terbuka seperti apa yang ingin dimakan anak atau pertanyaan tertutup seperti apakah anak ingin makan nasi.
Orang dewasa juga harus konsisten dalam menyampaikan pesan kepada anak, karena orang tua cenderung bersikap tegas sementara kakek-nenek mungkin lebih memanjakan.
Bagi orang tua yang mencoba untuk mendapatkan kembali kendali atas pilihan makanan anak mereka, bagan hadiah dapat berguna untuk anak kecil, yaitu dengan memberikan hadiah kecil kepada anak (misalnya cerita pengantar tidur tambahan selama 10-15 menit) karena mengganti kentang goreng hariannya dengan nasi/mi/kentang 3 hari seminggu, dan kemudian secara perlahan mengurangi frekuensi pemberian kentang goreng menjadi sekali dalam 1-2 minggu.
Nampak mudah ya Mums? Padahal bisa jadi sulit dipraktekkan. Tapi Mums harus terus mencoba, karena kebiasaan makan ini adalah sebuah proses belajar bersama. Mums bisa mendapatkan artikel atau video untuk masalah yang sama di aplikasi Teman Bumil.
Referensi:
-
# Balita
-
# Pola Makan
-
# Sayuran