Pemeriksaan IVA untuk Deteksi Dini Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus) terutama tipe 16 dan 18, yang dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel serviks. Jika tidak segera diobati maka bisa berkembang menjadi kanker serviks. Itu sebabnya deteksi dini dengan IVA test sangat penting.
Dalam hal ini IVA test cukup efektif sebagai langkah deteksi dini. Harganya pun sangat murah, bahkan gratis dilakukan di Puskesmas. Jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukan IVA test secara berkala. Terutama mereka yang memiliki faktor risiko.
Fakta Seputar IVA Test untuk Deteksi Dini Kanker Serviks
Sesuai dengan namanya, Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA Test) merupakan metode pemeriksaan sederhana dengan hasil cepat untuk mendeteksi adanya perubahan sel pada leher rahim atau serviks. Perubahan sel pada serviks inilah yang bisa berpotensi berkembang menjadi kanker serviks.
Berikut ini fakta dan informasi terkait IVA Test yang perlu diketahui :
1. Olesan cuka di serviks
Cara sederhana dalam IVA test ini adalah dengan menggunakan larutan asam asetat atau cuka, 3-5% ke area serviks. Setelah dioleskan, lalu tenaga medis akan mengamati apakah terjadi perubahan warna pada jaringan serviks atau tidak. Jika terjadi, maka kemungkinan ada perubahan sel serviks yang berpotensi jadi sel kanker jika tidak diatasi segera. Jika hasilnya tidak ada perubahan sel, maka tidak ada potensi berkembang menjadi sel kanker.
2. Cara kerja IVA test
Setelah larutan asam asetat dioleskan, sel-sel abnormal (pra-kanker atau kanker) akan berubah menjadi warna putih yang bisa terlihat langsung oleh tenaga medis. Perubahan ini disebut dengan acetowhite. Hasil pemeriksaan bisa diketahui saat itu juga.
3. Manfaat IVA test
Dengan IVA test maka deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan. Perubahan sel yang bisa berkembang menjadi kanker serviks bisa segera diketahui. Sehingga bisa langsung dilanjutkan dengan tindakan berikutnya, dan bisa langsung diobati segera.
4. Murah dan simpel
Selain itu, harganya yang murah dan caranya yang mudah dilakukan, terutama di daerah dengan keterbatasan akses pada pap smear atau tes HPV yang jauh lebih mahal dan lebih kompleks. Karena simpel, IVA test tidak memerlukan laboratorium atau alat canggih. Dengan hasil yang cepat hanya dalam hitungan menit saja.
5. Kelompok rentan
Mereka yang perlu melakukan IVA test di antaranya wanita usia 30-50 tahun terutama yang sudah aktif secara seksual. Selain itu wanita dengan akses terbatas ke layanan pap smear.
6. Dilakukan secara berkala
Idealnya IVA test dilakukan setiap 3 tahun sekali atau sesuai dengan rekomendasi petugas kesehatan. Jadi, sangat penting untuk melakukannya secara berkala, untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan sel serviks.
7. Jika hasilnya positif
Jika dari IVA test ini ditemukan area putih atau acetowhite, artinya ada kemungkinan perubahan pra-kanker pada sel serviks. Maka harus segera ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pap smear, tes HPV, atau kolposkopi. Kolposkopi sendiri merupakan pemeriksaan serviks dengan alat pembesar, bila hasil pap smear menunjukkan abnormal.
Mums, itulah fakta seputar prosedur IVA test yang berfungsi sebagai deteksi dini kanker serviks. IVA test merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan atau mengurangi angka kejadian kanker serviks, terutama di daerah terpencil karena terbatasnya fasilitas kesehatan.
Meski IVA test tidak seakurat Pap smear maupun tes HPV, namun IVA test tetap hadir sebagai solusi awal yang efektif, cepat, dan terjangkau. Sangat cocok dengan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Jadi, jangan ragu untuk melakukan IVA test guna sebagai langkah melindungi diri dari risiko terjadinya kanker serviks. Untuk mendapatkan wawasan lainnya seputar kesehatan, Mums bisa mendapatkan berbagai artikel menarik di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan berkonsultasi langsung secara online dengan para pakat yang kompeten di aplikasi ini.
Referensi :
Clevelandclinic. hpv-human-papilloma-virus
-
# Kanker Serviks
-
# HPV
-
# Deteksi Dini
-
# TBN Parents Life