Amanda Sagarmatha
08 September 2020
googleimage.com

Mengenal Metode Time Out untuk Anak

Ketika anak menginjak usia 2 tahun, ia sudah mulai bisa banyak melakukan berbagai macam hal. Biasanya anak mengatakan tidak pada apa yang diperintahkan orang tua, mulai bisa menghindar dari kebiasaan yang sudah diajarkan, dan bahkan sudah bisa meluapkan emosinya.

Pada beberapa anak, ada yang bertingkah kasar pada temannya atau mengigit Mums. Dengan menggunakan metode yang disebut time out, Mums berarti mengeluarkan anak dari lingkungan dimana ia bisa berprilaku buruk. Menurut Jennifer Shu, MD, seorang dokter anak di Atlanta dan editor dari Baby and Child Health serta rekan penulis dari Food Fights: Winning the Nutritional Challenges of Parenthood Armed With Insight, Humor, and a Bottle of Ketchup and Heading Home With Your Newborn: From Birth to Reality mengatakan bahwa metode time out bisa berguna bagi anak.

Time out pada praktiknya juga seharusnya tidak bersifat menghukum. Metode ini bisa digunakan untuk memberikannya waktu untuk dapat bisa mengontrol diri dan memasuki situasi dimana ia sudah bisa merasa lebih baik dan bisa mengendalikannya. Selain itu, metode ini juga bisa memberi kesempatan bagi orang tua untuk bisa bernapas dan menjauh dari permasalahan untuk sementara, jadi orang tua tidak kehilangan kesabarannya dalam menghadapi anak.

Baca juga: Menerapkan Metode Montessori untuk Anak di Rumah

 

Timeouts bukan untuk semua anak

Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa metode timeouts ini bisa digunakan pada semua anak, namun tidak bagi Shu. Bagi beberapa anak, ia lebih memilih untuk mendapatkan hukuman daripada dibiarkan sendirian. Mereka benci kesendirian. Mereka jadi lebih marah karena merasa orang tua mengabaikannya dan tidak mengingat bahwa anaknya ada di sana, sehingga metode ini memperburuk keadaan. Pada anak yang mengalami kondisi ini, Shu memberi saran untuk memeluknya dengan erat atau pegang tangannya hingga ia merasa lebih tenang

 

Apa Itu Sebenarnya Metode Time out?

Time out berarti waktu keluar dari penguatan positif seperti penghargaan dan perhatian. Prosedur ini digunakan sebagai cara untuk mengurangi perilaku yang negatif atau tidak diinginkan. Caranya adalah saat anak sedang berada di situasi yang membuat sifat buruknya keluar, orang tua kemudian menempatkan dirinya di tempat yang sepi dan membosankan dimana ia tidak dapat menemukan sesuatu yang lucu atau seru untuk dilakukan.

Metode time out ini memiliki 2 tujuan yaitu, langsung dan jangka panjang. Langsungyang dimaksud adalah untuk menghentikan secara langsung perilaku yang bermasalah saat itu. Sedangkan jangka panjang tujuannya agar di masa depan, anak bisa mengontrol diri dan menjadi pribadi yang disiplin. Ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan dalam menerapkan metode time out pada anak dengan mengikuti beberapa cara seperti:

  1. Jangan gunakan pre-time out

Saat anak sedang bermain sambil teriak-teriak atau melempar mainannya, jangan berkata “jika Kamu melempar sekali lagi, Kamu akan mendapatkan time out!”. Si kecil akan mengartikannya seperti “oh berarti aku bisa melemparnya sekali lagi sebelum waktuku habis”.

Buatlah pesan yang hendak Mums beritahu ke anak lebih singkat. Pertama Mums bisa menyuruhnya untuk berhenti melempar, tapi jika ia tidak menurutinya Mums bisa langsung mengatakan “time out” atau “waktu habis!” padanya kemudian pisahkan ia  dari  area bermainnya.

 

  1. Lupakan “Kursi nakal” atau sesuatu serupa

Menyuruh anak untuk duduk diam di kursi tidaklah realistis, dan itu bukan hal yang perlu dilakukan. Hal sebenarnya yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan anak kesempatan untuk merasakan time out agar ia bisa berpikir bahwa tindakan yang ia lakukan salah dan jauh dari perhatian orang tua.

Katakan pada anak “time out!” kemudia bawa ia ke ruangan lain dan orang tua harus menjauh dari ruangan tersebut hingga waktu yang ditentukan

  1. Belajar untuk mengabaikan

Saat time out, orang tua harus bersikap dingin dan tetap menjaga jarak. Namun, perlu diingat, saat anak sedang dalam situasi time out biarkan ia bisa melihat orang tua tapi ia juga harus melihat bahwa Mums dan Dads tidak marah tapi ia kehilangan waktu yang bisa dihabiskan mersama kedua orang tuanya. Abaikan apapun kelakuannya selama waktu yang dibatasi

 

  1. Jangan melebihkan

Waktu yang ditetapkan untuk time out seharusnya sudah bisa berakhir sampai anak tersebut terlihat lebih tenang. Setelah ia tenang, time out juga seharusnya berakhir. Serta tidak perlu membahas apa yang ia lakukan setelah time out habis.

 

Saat orang tua ingin menerapkan time out, sebaiknya berikan waktu yang tidak terlalu lama agar anak tidak merasa sangat diabaikan. Orang tua hanya perlu konsisten saat anak berprilaku buruk. Dalam keadaan apapun ia saat berprilaku buruk, ingat untuk selalu menerapkan time out sampai ia sudah bisa mengerti bahwa perilakunya buruk. (AD)

  • # Anak
  • # Anak pemarah
  • # Psikologi Anak
  • # TBN 2 Tahun
  • # TBN Parents Life
  • # Bayi & Balita