Ana Yuliastanti
05 Juni 2025
Shutterstock

75 Persen Lansia di Indonesia Berisiko Osteoporosis

Berdasarkan data hasil pemindaian tulang (bone scan) Anlene yang dilakukan dari Agustus 2024 hingga Mei 2025 di 12 kota di Indonesia, ditemukan bahwa hampir 75% lansia memiliki risiko sedang hingga tinggi terhadap osteoporosis. Faktanya, 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis, kondisi yang dapat melemahkan dan merapuhkan tulang sehingga lebih berisiko patah.

 

Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG), Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menyatakan, “Osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang. Padahal, menjaga kesehatan tulang seharusnya dimulai sejak muda dan terus berlanjut hingga lansia. Konsumsi susu tinggi kalsium dan tetap aktif bergerak merupakan kombinasi kunci untuk mempertahankan kepadatan tulang dan mencegah fraktur di usia lanjut.”

 

Penyebab osteoporosis adalah kekurangan kalsium, yang merupakan salah satu pembentuk tulang kuat, dan kebiasaan tidak pernah olahraga. Salah satu sumber kalsium adalah susu.

 

Terbukti dari hasil bone scan, bahwa lansia yang tidak mengonsumsi susu dan jarang berolahraga setiap hari memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis, Sebaliknya, lansia yang rutin mengonsumsi susu, menjalani pola makan bergizi seimbang, dan aktif bergerak memiliki risiko keropos tulang yang lebih rendah secara signifikan.

 

Orang yang aktif secara fisik setiap hari memiliki hampir 2 kali lipat peluang lebih besar untuk terhindar dari pengeroposan tulang, sementara konsumsi rutin kalsium terbukti menurunkan risiko hingga 1,8 kali lipat

 

Cara Menjaga Kesehatan Tulang

Dalam rangka memperingati Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) dan Hari Susu Sedunia, Anlene mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini, terutama di usia lanjut.


Yauwanan Wigneswaran, Presiden Direktur Fonterra Brands Indonesia menyampaikan, “Kami ingin membantu masyarakat mengenali kondisi tulangnya sejak dini, terutama karena risiko osteoporosis meningkat signifikan pada wanita dan mereka yang berusia di atas 50 tahun. Dengan pemahaman yang lebih baik, kami berharap masyarakat terdorong untuk mengambil langkah preventif demi masa tua yang sehat dan aktif.”

 

Dalam satu tahun terakhir, lebih dari 340 ribu orang dari berbagai rentang usia telah mengikuti program bone scan Anlene, mulai dari dewasa hingga lansia. Pemeriksaan kondisi tulang ini merupakan bagian dari edukasi dan pencegahan osteoporosis di Indonesia.

 

Rutin mengonsumsi susu juga merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan tulang. Susu yang secara khusus mengandung kolagen, tinggi vitamin C, tinggi protein, vitamin B6, B12 dan kalium, bagus untuk menjaga kepadatan tulang, dan dikonsumsi rutin. 

 

Haryadi Raharjo, Scientific & Nutrition Manager, Fonterra Brands Indonesia mengatakan, "Anjurannya adalah minu, dua gelas setiap hari terbukti membantu menurunkan risiko osteoporosis hingga hampir 40%, serta membantu menjaga kekuatan tulang, kelenturan sendi, dan kekuatan otot agar lansia tetap aktif dan produktif di usia emas.” 

 

Di tengah angka prevalensi osteopenia dan osteoporosis yang terus meningkat, khususnya di Asia dan Indonesia, edukasi tentang pentingnya nutrisi tulang menjadi sangat relevan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi produk susu lebih dari sekali sehari berkaitan dengan BMD (bone mineral density) yang lebih tinggi dan risiko osteoporosis yang lebih rendah. Oleh karena itu, susu bukan hanya untuk anak-anak—susu adalah investasi penting untuk hari tua.

 

Yuk, mulai dari sekarang, jaga kesehatan tulang dan sendi dengan berolahraga rutin, mengonsumsi makanan tinggi kalsium dan vitamin D, serta rutin minum susu setiap hari. 

 

  • # Susu
  • # Kesehatan tulang
  • # Osteopetrosis