Tips Mengajarkan Anak Berbagi Sejak Dini, Sesuaikan dengan Usia
Mums pasti bangga kalau punya anak yang murah hati dan tidak pelit. Sifat ini bisa diajarkan sejak kecil, tentu dengan mencontoh langsung dari orang tuanya. Mengapa berbagi dengan sesama penting dan bagaimana mengajarkan anak berbagi sejak kecil?
Anak-anak perlu belajar berbagi agar mereka dapat menjalin dan mempertahankan teman, dapat bermain bersama, bergiliran, bernegosiasi, dan dapat mengatasi kekecewaan. Berbagi mengajarkan anak tentang kompromi dan keadilan. Mereka belajar bahwa jika kita memberi sedikit kepada orang lain, kita juga bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.
Manfaat dan Cara Mengajarkan Anak Berbagi
Berbagi adalah bagian penting dalam bergaul dengan orang lain, sehingga menjadi semakin penting ketika anak Mums mulai memiliki teman bermain atau mulai dititipkan ke penitipan anak, atau masuk TK.
Anak-anak belajar banyak hanya dengan melihat apa yang dilakukan orang tuanya. Jika Mums dan Dads memberikan contoh yang baik dalam berbagi, hal ini akan memberikan contoh yang baik bagi anak Mums untuk diikuti.
Anak-anak juga memerlukan kesempatan untuk belajar dan berlatih berbagi. Berikut adalah cara mengajarkan anak berbagi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Jelaskan apa itu berbagi
Bicarakan mengapa berbagi itu baik untuk si kecil dan orang lain. Mums bisa mengatakan sesuatu seperti, “Kalau adek mau berbagi mainan dengan teman, semua bisa ikut bermain dan bersenang-senang. Adek juga gantian meminjam mainan teman.”
Atau menunjukkan contoh sikap berbagi yang dilakukan orang lain. Misalnya, "Alif temen adek membagi bolanya dengan teman-temannya. Baik sekali ya dia.”
2. Permainan bergiliran
Mainkan permainan yang mengharuskan si kecil untuk antri dan bergiliran. Ajari anak Mums langkah-langkahnya, dengan mengatakan hal-hal seperti, "Sekarang giliran Mama bermain kartu, lalu giliran adek setelah Mama ya.” atau "Adek kasih balok merah ke mama, dan mama akan berbagi balok hijau untuk adek".
3. Ajarkan berbagi sebelum bermain bersama teman
Kalau ada rencana bermain bersama, atau teman datang ke rumah membawa anak, Mums bisa membicarakan dengan si kecil tentang berbagi sebelum bermain dengan anak-anak lain. Misalnya, "Kalau Daffa datang, adek nanti pinjamkan beberapa mainan adek, ya.”
4. Ketika anak-anak merasa kesulitan untuk berbagi
Jika anak Mums merasa sulit untuk berbagi, ada baiknya Mums tetap berada di dekatnya saat anak Mums bermain dengan anak lain dan contohkan anak Mums untuk berbagi. Ketika anak Mums mencoba untuk berbagi, Mums dapat mengatakan dengan tepat apa yang telah dilakukan anak Mums adalah hal yang baik dan Mums bangga padanya.
Mengajarkan anak berbagi sesuai usia
Usia 3 tahun
Untuk anak-anak di atas 3 tahun, Mums sudah mulai jelaskan tentang konsekuensi karena tidak mau berbagi. Misalnya, jika anak-anak tidak berbagi kereta mainan, Mums dapat memberi tahu mereka bahwa Mums akan mengambil kereta tersebut selama 30 detik. Ini akan memberi mereka waktu untuk berpikir ulang.
Kemudian kembalikan keretanya dan biarkan mereka mencoba lagi. Ini memberi mereka kesempatan lain untuk melakukannya dengan benar. Jika mereka masih tidak bisa berbagi, Mums dapat mengambilnya lebih lama. Akhirnya semua tidak bisa bermain, sehingga konsekuensinya terasa sama bagi si kecil dan temannya.
Balita
Anak usia 2 tahun mungkin belum memahami berbagi. Misalnya, jika si kecil sangat menginginkan mainan teman, mereka tidak mengerti mengapa mereka harus menunggu.
Ingat ya Mums, berbagi berarti mengajarkan anak mengelola emosi, dan balita baru mulai belajar bagaimana melakukan hal ini. Bisa jadi si kecil mencoba mengambil mainan yang diinginkannya atau akan mengamuk jika tidak bisa memilikinya.
Mengharapkan anak bisa berbagi pada usia ini mungkin tidak realistis. Mengatakan konsekuensi jika tidak berbagi mungkin tidak akan membantu juga. Yang terbaik adalah tetap mengajarkan anak berbagai karena latihan yang terus menerus membantu anak untuk belajar.
Anak prasekolah: mulai memahami berbagi
Pada usia lebih dari 3 tahun, banyak anak yang mulai memahami tentang bergiliran dan berbagi. Misalnya, anak Mums mungkin akan memahami bahwa berbagi secara setara adalah hal yang ‘adil’ untuk dilakukan, namun mereka mungkin tetap tidak mau berbagi jika hal itu berarti mengorbankan sesuatu. Si kecil juga mungkin juga tidak sabar menunggu giliran.
Mums dapat mengajarkan anak berbagi dengan memberikan pujian jika ia mampu melakukannya dan menjelaskan mengapa berbagi itu baik. Kegiatan yang melibatkan berbagi dan bergiliran dapat membantu, mengajak berdandan bersama atau menggambar bersama menggunakan paket krayon yang sama.
Anak usia sekolah: berbagi dalam situasi sulit
Pada saat anak mulai bersekolah, mereka mulai memahami bahwa orang lain juga mempunyai perasaan. Artinya, mereka lebih cenderung berbagi dan bergiliran, meski mungkin masih sulit bagi mereka untuk bersabar, terutama jika mereka sangat bersemangat atau sedang kesal. Anak-anak usia sekolah juga memiliki rasa keadilan yang kuat, sehingga mereka akan sulit berbagi jika menggapap tidak adil.
Pada usia ini, anak akan jauh lebih sabar dan toleran dibandingkan sebelumnya. Anak juga akan tertarik untuk melakukan hal yang benar dan dapat membentuk persahabatan yang lebih kompleks, sehingga membantu munculnya ide untuk berbagi. Anak juga bisa mendapatkan banyak latihan berbagi di sekolah – misalnya, berbagi alat melukis, atau bermain dengan alat bergiliran saat istirahat makan siang.
Jangan patah semangat mengajarkan anak berbagi. Mungkin anak Mums akan mengamuk saat mainannya dipinjam, atau sebaliknya ia tidak mendapatkan mainan yang diinginkannya. Mums bisa mengajarkan dengan memberikan contoh bersikap adil. Orang tua adalah contoh dan tidak ada pelajaran yang lebih baik selain mencontoh langsung dari orang tuanya.
Referensi:
Raisingchildren. behaviour/friends-siblings/sharing
-
# Anak
-
# Anak Cerdas
-
# tumbuh kembang balita