GueSehat
14 Desember 2018
pexels

Selalu Begah dan Mual? Bisa Jadi Gastroparesis Diabetik

Mual dan muntah paling sering dikaitkan dengan gangguan pada saluran pencernaan. Bisa juga terjadi saat mabuk di perjalanan. Mual adalah sensasi tidak nyaman pada perut bagian atas yang disertai dorongan untuk muntah. Tetapi tidak selalu mual akan diikuti muntah.

 

 

Mual ternyata bisa menjadi tanda-tanda penyakit yang lebih serius, salah satunya diabetes. Selain gejala diabetes yang klasik seperti selalu haus, berat badan turun, dan buang air kecil lebih banyak dari biasanya, mual juga bisa terjadi ketika gula darah tinggi.

 

Apa bedanya dengan mual karena gula darah naik dengan mual karena gangguan pencernaan pada umumnya? Dilansir dari diabetes.co.uk, Kamu berpeluang menderita diabetes jika terus-menerus merasa mual atau muntah. Mual ini bisa menjadi salah satu tanda peringatan awal diabetes.

 

Baca juga: Mual di Malam Hari, Apa Penyebabnya?
 

Hubungan Antara Gejala di Saluran Pencernaan dengan Gula Darah Tinggi

 

Ketika Kamu sudah mengidap diabetes, mungkin sesekali merasakan ada masalah di lambung berupa begah, cepat kenyang, kembung, mual bahkan muntah. Apakah gula darah tinggi merusak organ saluran pencernaan? Sampai saat ini kaitannya tidak begitu jelas. Tetapi diabetes memang dapat merusak sistem saraf, termasuk persarafan di lambung dan usus. Gangguan pencernaan pada penderita diabetes merupakan salah satu komplikasi, dan sering disebut gastroparesis diabetik.

 

Gejala utama gastroparesis, adalah makanan tertahan terlalu lama di lambung. Sering juga disebut penundaan pengosongan lambung. Perpindahan makanan dari lambung ke usus kecil kemudian usus besar seharusnya terjadi secara otomatis karena bantuan sistem saraf otonom yang ada di saluran pencernaan.

 

Begitu ada makanan masuk, maka saraf vagus, atau saraf yang mengendalikan otot-otot di lambung, menyuruh untuk kontraksi sehingga makanan terdorong ke usus kecil. Ketika saraf vagus ini rusak karena diabetes, maka gerakan otot lambung terganggu dan pergerakan makanan menjadi lebih lambat.

 

Baca juga: 5 Alasan Mengejutkan yang Membuat Gula Darah Naik
 
 

Gejala Gastroperesis

Penyebab utama gastroparesis adalah diabetes tipe 1 maupun tipe 2, jika gula darah dibiarkan selalu tinggi tidak terkendali. Disarikan dari dlife.com, gejala gastroparesis di antaranya rasa seperti terbakar di ulu hari (heartburn), mual, muntah, perut mudah penuh, berat badan turun, kembung, asam lambung naik ke kerongkongan, hingga kejang di dinding lambung.

 

 

 

Jangan Dibiarkan Karena Bisa Menimbulkan Komplikasi

Makanan yang tertahan di lambung inilah yang menyebabkan mual, muntah bahkan sumbatan di lambung. Karena tidak ada nutrisi yang terserap, maka penderita gastroparesis dapat mengalami kurang gizi. Apalagi jika terus mengalami muntah karena gastroparesis berat, maka risiko dehidrasi meningkat.

 

Kondisi ini akan mengacaukan kontrol gula darah. Saat makanan akhirnya masuk ke usus kecil dan diserap, maka gula darah akan langsung naik. Karena pengosongan lambung ini tidak dapat diprediksi waktunya, maka kenaikan gula darah pun tidak dapat diperkirakan.

 

 

Bagaimana memperbaikinya? tentu saja dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup. Tujuan terapi gastroparesis pada penderita diabetes adalah memperbaiki motilitas atau gerakan lambung dan mengendalikan gula darah menjadi senormal mungkin. Terapinya bisa dengan menggunakan insulin agar gula darah lebih terkontrol, minum obat minum, mengubah pola diet, dan pada kasus yang berat terpaksa dilakukan pemberian makanan melalui sonde atau makanan yang dimasukkan melalui infus.

 

Selain menjadi awal gejala diabetes, mual atau rasa tidak nyaman di pencernaan ternyata justru bisa menjadi gejala komplikasi diabetes di lambung. Jangan abaikan dan segera periksa ke dokter sebelum kondisi menjadi lebih parah. Lebih baik mencegah komplikasi gastroparesis ini dengan mengontrol gula darah dengan benar. (AY)

 



 

  • # Diabetes Gestasional
  • # TD Komplikasi
  • # Gangguan Pencernaan
  • # Pencernaan