Hana Adisti
18 September 2019
pexels.com

Vitamin C 1.000 mg, Perlukah?

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Hana Adisti

Saya yakin Geng Sehat pasti sangat familier dengan vitamin C. Vitamin C sangat mudah ditemukan di minimarket maupun warung, baik dalam bentuk kapsul vitamin, permen, bahkan minuman siap minum.

 

Biasanya, vitamin ini menjadi andalan saat memasuki musim hujan, kelelahan, dan badan mulai terasa tidak enak. Bahkan, ada minuman dengan kandungan vitamin C sampai 1.000 mg. Sebenarnya, berapa banyak kebutuhan vitamin C kita? Apakah semakin banyak kandungan vitamin C semakin baik?

 

Vitamin C dapat meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh. Pasalnya, vitamin ini adalah antioksidan yang larut dalam air. Sesuai ‘gelarnya’, antioksidan berarti memiliki fungsi mencegah terjadinya oksidasi dalam sel, yang menyebabkan terjadinya radikal bebas. Radikal bebas sendiri berbahaya karena dapat merusak sel. Selain itu, vitamin C dapat mendorong produksi kolagen pada kulit, sehingga diklaim dapat mengencangkan kulit.

 

Baca juga: Apa Dampak Kekurangan Vitamin C pada Ibu Hamil?

 

Dalam keadaan normal, konsumsi vitamin C untuk pria dewasa adalah sebanyak 90 mg dan 75 mg untuk wanita, ditambah 35 mg masing-masing untuk perokok karena asap rokok adalah radikal bebas. Lho, kok jauh sekali perbedaan kebutuhan tersebut dengan 1.000 mg vitamin C yang kita minum? Tenang, batas tertinggi konsumsi vitamin C adalah 2.000 mg per harinya. 

 

 

Namun, apakah sebenarnya kita perlu minum suplemen atau minuman vitamin C sampai 100 kali lipat melebihi kebutuhan harian kita? Dari bahan makanan yang kita konsumsi sendiri sudah mengandung vitamin C.

 

Misalnya, jambu biji mengandung 377 mg vitamin C per porsinya. Paprika merah mentah mengandung sekitar 190 mg vitamin C per porsi, sedangkan 1 buah jeruk ukuran besar mengandung 97,5 mg vitamin C. Walaupun demikian, untuk orang-orang yang kurang mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C memiliki risiko defisiensi vitamin C, dengan gejala paling umum adalah sariawan

 

Walaupun belum tercatat bukti ilmiah dampak negatif ketika mengonsumsi vitamin C terlalu banyak, individu yang mengonsumsi vitamin C dosis tinggi dapat mengalami gangguan saluran cerna, seperti kram perut, mual, dan diare.

 

Para ahli mengkhawatirkan konsumsi vitamin C terlalu banyak dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal, penyerapan zat besi yang terlalu banyak, kekurangan vitamin B12 dan mineral tembaga, serta berbagai dampak kesehatan lainnya. Kendati demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Lembaga kesehatan sendiri masih tetap menetapkan batas atas konsumsi vitamin C harian.

 

Ketika konsumsi bahan makanan kita cukup beragam serta rutin konsumsi cukup sayur dan buah, sebenarnya kita tidak membutuhkan suplementasi vitamin lagi. Namun kalau Kamu merasa butuh, tetap perhatikan batas konsumsinya dan tetap lakukan diet seimbang, ya. (AS)

 

 

 

  • # Vitamin
  • # Nutrisi