Uliya Helmi Ali
03 Juni 2020
pixabay.com

5 Mitos Kesehatan Anak yang Perlu Mums Ketahui

Sebagai seorang ibu, pasti Mums akan melakukan apa pun yang terbaik untuk si Kecil, khususnya terkait kesehatan. Ada sangat banyak informasi kesehatan anak yang beredar. Mums harus tahu mana fakta dan mana mitos kesehatan anak.

 

Nah, untuk membantu Mums mencari informasi yang tepat tentang kesehatan anak, berikut sejumlah mitos kesehatan anak yang sangat umum. Jangan sampai salah membedakan antara fakta dan mitos ya, Mums!

 

Baca juga: Makanan Ini Bisa Pengaruhi Suasana Hati Si Kecil, Lho!
 

5 Mitos Kesehatan Anak

Di bawah ini merupakan mitos-mitos kesehatan anak yang cukup umum. Baca baik-baik supaya tidak keliru ya, Mums:

 

Mitos #1: Anak tidak butuh vaksin flu.

Fakta: Anak-anak, khususnya di bawah usia 5 tahun, sering kali membutuhkan penanganan medis akibat virus influenza. Meskipun terkesan sepele, flu bisa berkembang menjadi penyakit pernapasan serius dan memperparah kondisi anak jika terinfeksi.

 

Vaksinasi flu tidak termasuk imunisasi wajib untuk anak. Namun jika Mums ingin melakukan imunisasi tambahan, maka vaksinasi flu sangat direkomendasikan untuk anak. Konsultasikan lebih jauh dengan dokter jika anak membutuhkan vaksinasi flu.

 

Mitos #2: Kalau anak demam harus langsung diberikan obat.

Fakta: Memang sangat mengkhawatirkan jika si Kecil terkena demam. Wajar saja jika Mums langsung ingin memberikan obat ketika anak sedikit demam. Namun, Mums juga perlu tahu bahwa demam merupakan mekanisme alami tubuh dalam melawan infeksi.

 

Jika anak sangat terganggu dan tidak nyaman akibat demam, obat seperti asetaminofen bisa diberikan untuk meredakan demam yang disertai dengan nyeri dan rasa sakit. Cek suhu tubuh si Kecil secara rutin. Kalau suhu tubuhnya mencapai 38°C, segera periksakan ke dokter. 

 

Baca juga: Melatih Anak Menjadi Pribadi yang Jujur
 

Mitos #3: Obat batuk yang bisa dibeli secara bebas di apotek aman dikonsumsi anak.

Fakta: Beberapa obat batuk OTC (over-the-counter) atau obat bebas dianggap tidak aman untuk anak. Penting juga bagi Mums untuk mewaspadai kombinasi obat yang umumnya memiliki banyak bahan aktif. Pasalnya, beberapa dari bahan tersebut kemungkinan besar tidak dibutuhkan oleh anak. 

 

Kalau Mums mau memberikan obat batuk kepada si Kecil, mintalah rekomendasi dari dokter, supaya lebih aman. Kalau Mums mencari pilihan alternatif untuk anak, cobalah madu. Menurut penelitian, bahan yang satu ini bisa mencairkan sekresi lendir dan meredakan batuk di malam hari. Namun, madu tidak direkomendasikan untuk anak berusia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan ia terkena risiko botulism (keracunan makanan). Hal lain yang bisa Mums lakukan untuk meredakan batuk si Kecil adalah memberikannya air hangat dan memandikannya dengan air hangat

 

Mitos #4: Jika gejala penyakit sudah hilang, maka anak bisa berhenti mengonsumsi antibiotik.

Fakta: Meskipun si Kecil sudah merasa lebih baik dan gejala penyakitnya sudah mereda, ia harus tetap mengonsumsi antibiotik yang diberikan dokter hingga habis. Berhenti makan antibiotik berisiko bakteri di dalam tubuhnya belum hilang semua. 

 

Satu-satunya alasan Mums bisa berhenti memberikan anak antibiotik adalah jika ia mengalami reaksi alergi akibat obat tersebut. Jika anak memiliki reaksi alergi terhadap obat tertentu, segera periksakan ke dokter. 

 

Mitos #5: Anak boleh minum minuman diet karena tidak mengandung kalori.

Fakta: Banyak orang tua yang memberikan alternatif lebih sehat jika anaknya ingin minuman manis, yaitu dengan memberikan minuman manis dalam 'versi diet'. Ini termasuk salah satu mitos kesehatan anak yang cukup umum.

 

Minuman manis yang memiliki label 'versi diet' biasanya mengandung bahan pemanis buatan, yang malah bisa meningkatkan indeks massa tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Penelitian menunjukkan kemungkinan rasa manis yang berlebihan meningkatkan rasa lapar, sehingga anak semakin banyak makan.

 

Selain itu, ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa aspartat, bahan umum yang ada di minuman diet, bisa mengganggu neuron, bagian otak yang mengatur asupan makanan. Jadi, kalaupun anak mau mengonsumsi minuman manis, hanya boleh sesekali saja. Sebaiknya, pilihlah minuman yang lebih sehat, misalnya jus buah tanpa tambahan gula. (AS)

Boston Children Hospital. Common child health myths busted. Oktober 2014.

  • # Anak
  • # Kesehatan anak
  • # Mitos kesehatan
  • # TBN Kesehatan
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 3 Tahun
  • # Anti Hoaks