Ruby Astari
16 September 2019
freepik.com

Si Kecil Hobi Berkata Kasar? Ini Cara Mengatasinya!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Yurika Elizabeth Susanti

Seingat Mums dan Dads, si Kecil selalu diajarkan untuk bersikap manis dan berbicara sopan. Makanya, sewaktu anak kedapatan berbicara kasar, seperti memaki dan mencela, rasanya pasti mengejutkan. Dari mana ia mendengar kata-kata kasar seperti itu? Kenapa ia bisa sampai mengucapkannya?

 

Lebih mengkhawatirkan lagi bila si Kecil hobi berkata kasar. Sebelum terlanjur jadi kebiasaan yang susah dihentikan, yuk kita cari tahu dulu penyebabnya. Setelah itu, barulah mencari cara untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut!

 

Si Kecil adalah Peniru Terbaik

Sudah bukan rahasia lagi bahwa anak cenderung meniru siapa pun yang ada di dekatnya. Tanpa didikan dan arahan, bisa jadi si Kecil asal mengikuti perkataan orang lain, tanpa tahu apakah itu benar atau salah. Bahaya bila hal semacam ini didiamkan saja atau bahkan dianggap wajar.

 

“Ah, namanya juga anak-anak. Biarkan saja.” Justru, alasan tersebut salah. Mumpung masih kecil, anak akan lebih mudah menerima didikan dan arahan yang benar. Jangan menunggu hingga ia cukup besar untuk memahami konsekuensi dari tindakannya.

 

Baca juga: Si Kecil Tidak Sabaran saat Diajak Berbelanja? Ini Tipsnya

 

Anak kecil adalah peniru terbaik orang dewasa, terutama orang tuanya sendiri. Tidak hanya itu, ia bisa meniru yang ia lihat di televisi atau media lain. Bila tahu hal ini akan membuat Mums dan Dads marah, terkadang ia malah sengaja melakukannya untuk memancing perhatian. 

 

 

Pola Interaksi antar Anggota Keluarga di Rumah

Bila sudah mengetahui penyebabnya, kini saatnya berusaha mengatasi masalah ini. Meskipun balita belum mampu mengatakan banyak hal dan tidak fasih, ia belajar secara visual dan auditori. Ia akan mengamati pola interaksi antar anggota keluarga di rumah.

 

Ingat, meskipun tidak bereaksi seperti anak-anak yang lebih besar, si Kecil tetap akan menyimpan semua yang dilihat dalam ingatannya, Mums. Bahkan hal-hal seperti saat Mums dan Dads bertengkar di depannya.

 

Makanya, usahakan untuk mengontrol emosi saat sedang marah. Bila memang harus berdebat, usahakan tidak di depan anak. Hindari menggunakan kata-kata kasar yang pastinya akan mudah diingat olehnya.

 

Baca juga: Mengatasi Anak yang Mudah Bosan atau Takut Gelap saat Mati Lampu

 

Jika Pengaruhnya Bukan dari Keluarga

Tidak hanya tontonan yang tidak sesuai umur, bisa jadi si Kecil mendengar kata-kata kasar itu dari orang lain saat jalan-jalan keluar dengan Mums dan Dads. Tanpa mengerti artinya, ia akan mengulangi kata-kata tersebut.

 

Saat ditegur, mungkin si Kecil akan cukup kritis bertanya, “Kok orang itu ngomongnya begitu, Ma?” Mungkin juga ia akan protes, “Kalau aku enggak boleh, kok Om itu boleh ngomong gitu?”

 

Secara bertahap, ajarkan anak bahwa ada kata-kata yang sebaiknya tidak diucapkan meskipun bisa dilakukan. Beberapa alasan bisa Mums kemukakan kepada si Kecil. Misalnya, kata itu tidak enak didengar, membuat orang tersinggung, hingga tidak sopan.

 

Lagipula, masih banyak kata-kata lain yang bisa diucapkan tanpa membuat orang lain merasa tidak nyaman. Bila anak protes soal anak lain atau orang dewasa di sekitarnya berkata kasar, Mums bisa memberi contoh bahwa orang seperti itu biasanya tidak disenangi orang lain.

 

Bersikap Cuek, Memberi Aturan, dan Konsisten

Ketiga hal ini harus dilakukan dalam situasi yang tepat, seperti:

 

  1. Bersikap cuek saat si Kecil melakukannya untuk mencari perhatian.

Jika si Kecil sengaja mengucapkan kata-kata kasar, jangan ditanggapi. Ia jelas-jelas ingin mencari perhatian Mums dan Dads. Bila menanggapi anak dengan tertawa, ia akan mengira hal itu lucu dan mengulanginya.

 

  1. Memberi aturan (termasuk hukuman) bila anak melewati batas.

Tetapkan aturan bila si Kecil masih mengucapkan kata-kata kasar. Jika ia sudah kelewatan, seperti sengaja mengucapkannya keras-keras, berilah hukuman. Misalnya dengan cara memberikan time-out di kamar. Ia baru boleh keluar bila diizinkan Mums atau Dads.

 

Contoh lain bisa berupa larangan menonton acara kesukaannya atau makan camilan favoritnya. Hindari bereaksi berlebihan, seperti balas marah-marah dengan kata-kata kasar. Yang ada, kebiasaan buruk anak semakin menjadi-jadi.

 

  1. Bersikap konsisten dalam menerapkan hukuman dan tidak pilih kasih.

Sayangnya, budaya patriarki menyebabkan ada keluarga yang tidak konsisten. Misalnya, bila anak laki-laki hobi mengucapkan kata-kata kasar, ia tidak dianggap nakal dan malah dipuji karena terkesan “tangguh”. Giliran anak perempuan, barulah larangan tersebut diterapkan dengan alasan “anak perempuan harus bersikap manis”.

 

Padahal, semua anak jangan sampai punya hobi berkata kasar. Bila laki-laki dibiasakan atau cenderung dibiarkan berkata kasar sesukanya, hal ini akan berdampak buruk saat ia dewasa. Bingung dengan perkelahian di sekolah dan kasus kekerasan rumah tangga? Dari sinilah semua berawal.

 

Jangan hanya memberi anak peraturan berupa larangan. Bila ia berhasil menahan diri untuk tidak berkata kasar, berilah pujian. Tunjukkan bahwa berkata yang baik jauh lebih menyenangkan dan mempermudah hidup. Semoga si Kecil tidak mempertahankan hobi berkata kasar ya, Mums! (AS)

 

 

Referensi

  • # Anak
  • # Balita
  • # TBN Psikologi
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 3 Tahun