Ella Nurlaila
22 Oktober 2025
Shutterstock

Mengajarkan Anak Punya Emosi Positif Sejak Dini

Bukan bawaan lahir, bukan pula sesuatu yang bisa diwariskan atau diturunkan dari orang tua. Memilki emosi sehat adalah bagian dari tugas orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. 


Melatih anak memiliki emosi sehat sangatlah penting. Keterampilan sosial mendasar ini sangat dibutuhkan sepanjang hidupnya. Selama ia berinteraksi dengan orang lain, selama itu pula emosi sehat dibutuhkan. Manfaatnya tentu saja untuk dirinya sendiri juga untuk orang-orang di sekitarnya.  

Baca juga: Pengertian Kecerdasan Emosional dan Cara Meningkatkannya


Faktor Penting Pembentuk Emosi Sehat pada Anak 


Pengendalian emosi dalam diri seseorang akan melibatkan banyak keterampilan seperti perhatian, perencanaan, perkembangan kognitif, juga perkembangan bahasa. Anak-anak mengembangkan keterampilan tersebut pada waktu yang berbeda. 


Mums, ada banyak faktor yang memengaruhi pembentukan emosi sehat pada anak. Dalam hal ini kemampuan mereka mengelola emosi negatif sangat tergantung pada genetika, temperamen alami, lingkungan tempat mereka tumbuh dan dibesarkan, serta faktor eksternal. Seperti rasa lelah atau lapar. 


Namun, orang tua, pengasuh, guru, dan lingkungan berperan penting dalam membantu anak belajar mengendalikan perasaannya. Anak yang mampu mengelola emosinya dengan baik cenderung lebih sukses di sekolah dan mudah bergaul dengan orang lain. 


Cara Mengajarkan Emosi Sehat pada Anak 


Bayi menangis, balita tantrum, adalah bentuk emosi diri yang terlampiaskan secara nyata. Pada satu titik, orang tua berharap anak-anaknya yang masih kecil ini mulai bisa mengelola perasaannya tanpa harus meledak apalagi tantrum berlebihan setiap kali marah atau kecewa. 


Namun, harapan ini sering kali harus terkubur manakala si Kecil tidak diajarkan untuk memiliki emosi sehat dalam dirinya. Sayangnya hal ini merupakan proses yang rumit. Butuh kesabaran ekstra, dan tentu saja perlu contoh nyata dari orang tuanya. 


Mums, berikut ini cara menanamkan emosi sehat sejak dini, agar si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang sabar dan mampu mengendalikan perasaannya : 


1. Mulai sejak dini 

Bayi yang mudah rewel dan sulit ditenangkan cenderung lebih kesulitan mengelola emosi saat besar nanti. Namun, jika sejak dini diajarkan mengelola perasaannya, anak akan merasakan manfaatnya saat besar nanti. Karena itu ajarkan anak mengelola emosinya sejak masih bayi. Misalnya dengan menunjukkan karakter di buku atau film yang sedang merasa sedih, senang, marah, atau takut. 


2. Bangun koneksi yang aman 

Langkah awal mengajarkan anak dalam mengelola emosinya adalah terciptanya koneksi yang aman dan penuh kepercayaan antara anak dengan orang tua atau pengasuh, dibandingkan  dengan anak yang kebutuhannya sering terabaikan. Dengan konsisten, penuh kasih sayang, dan menenangkan, orang tua dapat membantu anak merasa aman dan terikat secara emosional. 


3. Bicarakan saat tenang 

Ajari si Kecil mengenali dan menamai perasaannya. Namun jangan mencoba membahasnya saat anak sedang marah atau nangis. Tunggulah sampai suasana tenang. Cari momen untuk membicarakan perasaan dan strategi mengatasinya. Tidak semua anak langsung paham dalam sekali pembicaraan, tapi ini akan jadi modal penting bagi si Kecil dalam latihan menumbuhkan emosi sehat dalam dirinya.


4. Jadilah contoh yang baik 

Anak belajar dengan meniru perilaku orang tua, bukan ucapan mereka. Jadi, jika Mums ingin anak bisa mengendalikan diri, tunjukkan hal itu melalui tindakan nyata, bukan sekadar kata-kata. Sebab seorang anak akan menirukan apa yang dilakukan orang tuanya. 


5. Tetap tenang

Menjadi contoh memang tidak mudah, terutama saat anak sedang tantrum hebat. Jika Mums mulai kehilangan kesabaran, ambil jeda sejenak untuk menenangkan diri. Pergi sebentar ke ruangan lain, lalu kembali setelah sudah lebih tenang. Bukan menghindar, melainkan mencegah terjadinya reaksi impulsive yang bisa memperburuk keadaan. 


6. Diskusikan bersama anak 

Setelah anak sudah tenang, diskusikan cara menghadapi situasi sulit. Misalnya ketika ia mendorong temannya karena berebut mainan, bicarakan apa yang dilakukan lain kali, misalnya meminta bergantian, memberi tahu guru, atau mencari mainan lain. Dengan cara ini anak belajar memecahkan masalah dan berpikir sebelum bertindak. 


7. Hindari hukuman, gunakan pujian 

Mudah bagi orang tua untuk menghukum saat anak berperilaku buruk. Namun hukuman keras justru memperburuk perilaku. Ketika pengasuhan terlalu keras, anak-anak kesulitan mengendalikan emosi cenderung semakin agresif. Jika anak sering menangis saat pulang bermain, jangan hukum saat ia menangis, tetapi beri pujian atau mungkin hadiah kecil saat ia pulang tanpa marah. Jadi fokuslah pada pujian dan perhatian positif ketimbang menghukum perilaku yang salah. 


Mums, itulah cara mengajarkan emosi sehat pada anak. Proses belajar ini tentu saja butuh waktu panjang. Jadi bersabarlah dalam mengajarkan emosi sehat pada anak. Sebab kesabaran dalam belajar dan mengajarkan adalah kunci penting memiliki emosi sehat pada anak, termasuk pada orang tua. 


Untuk Mums yang ingin berkonsultasi via online seputar parenting, Mums bisa melakukan di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan bertanya langsung dengan para pakar yang kompeten di sini. 


Referensi : 

  • # Anak
  • # Psikologi Anak