Ella Nurlaila
04 November 2025
Shutterstock

Aturan Adzan untuk Bayi Baru Lahir: Di Telinga Kanan atau Kiri?

Kelahiran bayi adalah momen yang sangat dinanti oleh setiap orang tua. Dalam tradisi Islam, ada banyak amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan ketika seorang bayi baru lahir. 

Salah satu yang paling dikenal adalah membacakan adzan di telinga bayi. Amalan ini memiliki makna spiritual yang dalam, yaitu memperdengarkan kalimat tauhid pertama kali kepada sang buah hati. Namun, sering muncul pertanyaan di kalangan orang tua: adzan sebaiknya dibacakan di telinga kanan atau kiri?

Baca juga: 15 Daftar Perlengkapan Wajib untuk Bayi Baru Lahir

Dasar Sunnah Membacakan Adzan untuk Bayi

Membacakan adzan pada bayi baru lahir merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini berdasarkan hadis dari Abu Rafi’, yang berkata:
"Aku melihat Rasulullah SAW mengumandangkan adzan di telinga Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkannya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Hadis ini menjadi dasar kuat bahwa membacakan adzan di telinga bayi baru lahir adalah amalan sunnah yang baik dilakukan oleh umat Islam. Tujuan dari adzan ini bukan hanya sebagai ritual, tetapi juga sebagai bentuk doa dan pengingat bahwa kehidupan sang bayi dimulai dengan kalimat yang mengagungkan Allah SWT.

Adzan di Telinga Kanan atau Kiri Bayi?

Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan adzan di telinga bayi, tetapi tidak dijelaskan secara eksplisit di telinga yang mana. Namun, para ulama kemudian menjelaskan bahwa adzan dibacakan di telinga kanan bayi, sementara iqamah dibacakan di telinga kiri.

Pendapat ini berasal dari beberapa riwayat dan praktik para sahabat. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ menjelaskan bahwa disunnahkan mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi dan iqamah di telinga kiri, dengan harapan agar kalimat tauhid menjadi kata pertama yang masuk ke pendengaran sang bayi. Dengan demikian, adzan di telinga kanan dianggap sebagai sunnah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan para ulama setelahnya.

Hikmah Membacakan Adzan pada Bayi

Amalan ini bukan hanya simbolik, tetapi memiliki banyak hikmah dan makna mendalam:

1. Menanamkan kalimat tauhid sejak dini.
Dengan memperdengarkan adzan, bayi diperkenalkan dengan kalimat Allahu Akbar dan La ilaha illallah, sebagai tanda awal kehidupan yang disertai nilai keimanan.

2. Perlindungan dari gangguan setan.
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa adzan dapat mengusir setan dan gangguan jin. Diharapkan, bayi yang baru lahir akan terlindungi dari gangguan makhluk halus sejak awal kehidupannya.

3. Meneladani sunnah Rasulullah SAW.
Setiap amalan yang mengikuti contoh Nabi memiliki nilai keberkahan tersendiri bagi keluarga dan bayi yang dilahirkan.

4. Menjadi doa dan harapan.
Adzan yang dikumandangkan di telinga bayi juga mengandung makna doa agar anak tumbuh menjadi pribadi yang beriman, selalu mendengar seruan kebaikan, dan dekat dengan Allah SWT.

Tata Cara Membacakan Adzan untuk Bayi Baru Lahir

Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan:

  1. Bayi diletakkan dengan posisi nyaman, sebaiknya digendong oleh ayah atau orang yang akan mengumandangkan adzan.

  • Bacakan adzan di telinga kanan dengan suara lembut:
    Allahu Akbar, Allahu Akbar... (hingga selesai).

  • Setelah itu, bacakan iqamah di telinga kiri dengan suara yang sama lembutnya.

  • Pastikan bayi dalam keadaan tenang dan tidak kaget dengan suara yang terlalu keras.

  • Membacakan adzan di telinga bayi baru lahir merupakan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berdasarkan penjelasan para ulama, adzan dibacakan di telinga kanan, sedangkan iqamah dibacakan di telinga kiri. 


    Amalan ini bukan hanya tradisi, tetapi juga bentuk doa, pengharapan, dan penanaman nilai keimanan sejak awal kehidupan. Dengan mengamalkannya, orang tua berharap agar anak tumbuh menjadi pribadi yang saleh, mendengar panggilan kebaikan, dan selalu dekat dengan Allah SWT.


    • # Persalinan
    • # Bayi Baru Lahir
    • # Permasalahan Bayi Baru Lahir