GueSehat
27 Februari 2019
unsplash.com

Apa Dampaknya Berbohong kepada Anak?

Hayo, jujur. Mums pasti pernah berbohong kepada si Kecil, kan? Yup, mulai dari kebohongan yang skalanya kecil seperti kalau tidak makan nanti diomeli Pak Polisi, sampai kebohongan besar mungkin pernah dilakukan oleh setiap orang tua. Namun, apakah sebenarnya berbohong, baik itu kebohongan kecil sekalipun, kepada anak diperbolehkan?

 

Menurut Efnie Indrianie, M.Psi., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung, sebaiknya orang tua jangan berbohong kepada anak, karena ini tidak hanya terkait pada perkembangan sang Anak. Berbohong ternyata juga dapat merusak fungsi kerja otak orang yang melakukan kebohongan, dalam hal ini adalah orang tua sendiri.

 

Sebagai tambahan, Kate Roberts, Ph.D., konsultan psikologis dan psikiatri di Brown University, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa ketika orang tua berbohong untuk meyakinkan anak mereka, akan menyebabkan anak dihadapkan pada pilihan sulit, antara memilih memercayai dirinya sendiri atau orang tuanya. Ini pilihan yang tidak sehat bagi seorang anak kecil.

 

Dan Mums sebenarnya harus hati-hati. Pasalnya, para peneliti di MIT menemukan bahwa sebenarnya anak-anak tidak mudah dibohongi dan bisa mengetahui ketika orang tua mereka berbohong.

 

Baca juga: Tanda-tanda Orang Berbohong kepada Kamu

 

Apa Dampaknya Berbohong kepada Anak? 

Kebohongan yang orang tua lontarkan kepada anak akan berdampak terhadap mental dan psikologis anak. Ketika orang tua berbohong kepada anak, mereka secara tidak langsung akan menyakiti anak. Ketika anak tahu yang sebenarnya dan ternyata itu bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh orang tuanya, anak akan meragukan dirinya sendiri.

 

Anak yang sehat akan belajar untuk memercayai dirinya sendiri tentang apa yang benar dan salah sejak dini, sebab orang tuanya lah yang membentuk hal tersebut dalam dirinya. Anak pun akan merasa kalau apa yang ia ketahui adalah benar dan ia orang yang jujur. Namun ketika sesuatu yang ia ketahui ternyata sebuah kebohongan, maka ia akan sulit memercayai orang lain. Basic trust anak terhadap orang tua pun jadi tidak terbentuk.

 

“Hal ini membuat respek anak terhadap orang tua semakin berkurang. Selain itu, anak bisa membentuk sebuah pola pikir bahwa orang-orang itu pembohong, karena orang tua yang paling ia percaya saja telah berbohong kepadanya,” ujar Efnie. Yang berbahaya, ada kemungkinan anak akan mengimitasi perilaku orang tua, yaitu berbohong kepada orang-orang di sekitarnya! Wah, ngeri ya Mums kalau sampai si Kecil jadi suka berbohong!

 

 

Baca juga: Anak Terlalu Dikendalikan Orang Tua, Ini Dampaknya!

 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Ketahuan Berbohong?

Jika Mums ketahuan berbohong kepada si Kecil, hal terbaik yang harus dilakukan adalah mengakui kesalahan yang Mums lakukan dan meminta maaf. Kemudian, Mums bisa menjelaskan kepadanya mengapa tidak memberitahukan kebenaran kepadanya. Misalnya, apabila usaha yang digeluti Dads bangkrut dan Mums berbohong kepada si Kecil kalau Dads tidak bekerja karena sedang berlibur, itu dilakukan agar ia tidak merasa stres dan cemas.

 

Menjelaskan kepada anak alasan orang tua harus berbohong sangat perlu, ungkap Efnie, agar anak bisa diberikan pengertian terhadap situasi yang sedang dihadapi oleh orang tuanya. “Selain itu, agar respek dan kepercayaan anak tidak berkurang kepada orang tuanya,” tambah Efnie.

 

Lalu bagaimana jika salah satu dari orang tua ketahuan berbohong? “Salah satu pasangan tidak memihak siapapun (anak ataupun pasangan), tetapi membantu menjelaskan kondisi yang sesungguhnya sedang dihadapi dan memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh anak,” saran Efnie.

 

Untuk membangun kembali kepercayaan si Kecil, Mums bisa membuat janji kepada anak dan secara terus-menerus, yakni konsisten serta berkomitmen, menepati janji yang sudah dilontarkan. Lama-kelamaan, si Kecil pun akan mengubah pandangannya terhadap kedua orang tuanya.

 

Mungkin memang ada kondisi tertentu yang mengharuskan Mums berbohong. Misalnya ada masalah besar yang terjadi dan bila si Kecil mengetahuinya akan berdampak terhadap perkembangan psikologisnya. Namun, Mums perlu menyadari bahwa menjaga si Kecil dari kejujuran hanya akan membuatnya bingung dan bertanya-tanya mengapa Mums berbohong kepadanya.

 

Cara agar Mums tidak berbohong kepada si Kecil adalah menyampaikan hal yang dihadapi dengan bahasa yang ringan, sederhana, dan mudah dipahami olehnya. Sesuaikan cara penyampaiannya dengan tahapan perkembangan kognitif si Kecil. Jika ada kejadian yang besar, maka Mums bisa menyampaikan informasinya sedikit demi sedikit dengan cara yang tentunya menenangkan bagi si Kecil. (AS/AY)

 

Referensi:

Wawancara dengan Efnie Indrianie, M.Psi., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Psychology Today: When Parents Lie

Today's Parent: Is it OK to lie to your kids?

 

  • # Anak
  • # TBN Psikologi
  • # TBNBulan34
  • # Bayi & Balita