GueSehat
26 Mei 2018
google image

Penyebab Kekerasan Orang Tua Terhadap Anak Meningkat

Belakangan ini, kita sering mendengar berita kasus kekerasan terhadap anak. Kasus yang baru-baru ini viral di masyarakat adalah video penganiayaan terhadap seorang anak laki-laki oleh ibunya sendiri di Berau, Kalimantan Timur. Dalam video tersebut, terlihat bahwa ibu tersebut memukul anaknya sendiri hingga membuatnya terluka dan menangis.
 
 
Mirisnya lagi, ibu itu sendirilah yang merekam video tersebut dan mengunggahnya di jejaring sosial Facebook. Menurut keterangan polisi, ibu tersebut melakukan hal itu karena sakit hati terhadap mantan suaminya sejak 2015 karena tidak memberikan nafkah.
 

Sangat memperihatinkan bukan? Kekerasan terhadap anak memang bisa terjadi dimanapun, tidak terkecuali di dalam lingkungan keluarga. Bahkan, berdasarkan beberapa penelitian, kekerasan terhadap anak oleh orang tua sendiri lebih dominan ketimbang kasus kekerasan terhadap anak dari lingkungan luar.
 
 
Tentunya hal tersebut harus dicegah. Pasalnya, keluarga yang seharusnya menjadi tempat dan lingkungan paling aman bagi anak, malah menjadi sebaliknya.
 

Menurut beberapa penelitian, ada beberapa faktor umum yang menyebabkan motif kekerasan terhadap anak oleh orang tuanya sendiri. Berikut beberapa faktor yang dimaksud, seperti yang dilansir dari Health 24! 
 
Baca juga: Dampak Kekerasan pada Anak


Faktor Pengalaman Orang Tua

Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa orang tua yang melakukan penganiayaan terhadap anaknya, cenderung juga pernah menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual maupun emosional saat masih kecil.
 
 
Namun, ada juga sejumlah banyak orang tua yang tidak pernah mengalami kekerasan di masa kecil malah menganiaya anaknya. Ada pula orang tua yang pernah menjadi korban kekerasan di masa kecil, sama sekali tidak melakukan hal yang sama terhadap anaknya.
 

Beberapa karakter yang teridentifikasi pada orang tua yang suka melakukan kekerasan dan menganiaya anaknya adalah: tingkat kepercayaan diri yang rendah, tingkat inteligensi rendah, penuh kebencian, terisolasi, merasa kesepian, memiliki gangguan kekhawatiran, depresi, apatis, takut akan penolakan, narsisme, ketidakdewasaan, ketergantungan, ketidakpercayaan, dan kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang.
 

Menurut penelitian, kekerasan terhadap anak oleh orang tua memang sudah menjadi masalah yang semakin meningkat. Seringkali, pengetahuan orang tua yang kurang terhadap perkembangan masa kanak-kanak bisa menyebabkan ekspektasi tidak realistis yang merugikan anak. 
 
 
Kurangnya keterampilan menjadi orang tua dan sikap yang tidak senonoh juga bisa menjadi faktor kontribusi terhadap perilaku kasar terhadap anak. Misalnya saja, orang tua yang menganggap bahwa kekerasan atau penganiayaan bisa menjadi cara untuk memecahkan masalah.
 

Pada situasi spesifik, seperti kehamilan yang tidak diinginkan, terkena penyakit fisik, perceraian, dan kemampuan yang rendah untuk bisa berempati dengan anak juga akan meningkatkan risiko kekerasan, terutama jika stres dan isolasi sosial menjadi masalahnya. 


Faktor Anak

Anak-anak tertentu lebih rentan menjadi objek dari perilaku kekerasan. Faktor-faktor seperti umur, fisik, mental, dan perkembangan emosional serta sosial anak bisa meningkatkan atau menurunkan risiko kekerasan terhadapnya. Anak-anak yang masih kecil, karena ukuran fisik dan status perkembangannya, umumnya lebih rentan menjadi korban dari jenis kekerasan tertentu, misalnya seperti 'shaken infant syndrome'.
 

Perilaku anak, misalnya seperti sering menangis dan tidak responsif, bisa meningkatkan risiko kekerasan terhadapnya, khususnya jika orang tuanya memiliki kemampuan yang kurang untuk berempati dengan anaknya dan sulit mengontrol emosinya. 
 
 
Selain itu, pada umumnya, anak-anak yang dianggap 'berbeda', misalnya seperti anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik dan mental, juga terkena risiko yang tinggi menjadi objek kekerasan oleh orang tuanya. Anak-anak yang terisolasi secara sosial juga memiliki risiko yang tinggi. Namun, tentu saja faktor-faktor tersebut tidak patut dijadikan alasan untuk melakukan kekerasan terhadap anak. 
Baca juga: Jika Anak Mengalami Kekerasan di Sekolah


Faktor Keluarga

Kondisi di keluarga yang tidak kondusif atau harmonis juga bisa meningkatkan risiko kekerasan terhadap anak. Misalnya ada konflik rumah tangga, kekerasan domestik antar anggota keluarga atau orang tua, pengangguran, stres yang terkait dengan finansial, dan isolasi sosial. Namun, banyak juga orang tua yang mengalami faktor-faktor di atas, tidak melakukan kekerasan terhadap anak-anak.
 

Keluarga yang melakukan kekerasan terhadap anak cenderung memiliki interaksi harian satu sama lain yang ditandai dengan interaksi sosial yang minim, respon rendah terhadap perilaku positif dan respon tinggi terhadap perilaku negatif. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anaknya cenderung minim terlibat dalam pengasuhan anak ketimbang orang tua normal. Selain itu, mereka juga cenderung menggunakan taktik mendisiplinkan anak yang tidak efektif dan tidak konsisten.


Faktor Lingkungan

Kasus kekerasan terhadap anak cenderung lebih tinggi di dalam beberapa golongan dan budaya. Kasus yang dianggap sebagai kekerasan seksual pada satu golongan atau budaya, bisa saja dianggap sebagai hal normal pada golongan atau budaya lain. Menurut penelitian, perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tekanan ekonomi, tingkat dukungan sosial untuk orang tua, peran anak di dalam keluarga, dan persepsi terhadap penggunaan hukuman fisik.
 

Stres yang disebabkan oleh kemiskinan, pengangguran, dan krisis ekonomi juga dikaitkan dengan laporan kasus kekerasan terhadap anak yang lebih tinggi. Keluarga yang melakukan kekerasan terhadap anak juga seringkali terisolasi dari tetangga dan komunitasnya.
 
 
Alhasil, keluarga-keluarga ini cenderung lebih jarang beraktivitas di dalam komunitas dan memperoleh kesempatan serta sumber daya ekonomi, kesehatan, dan sosial yang tersedia. 
 
Baca juga: Hindari Risiko Kekerasan Seksual pada Anak
 
 
Berdasarkan penjelasan di atas, kita jadi mengerti penyebab-penyebab umum dari kekerasan terhadap anak oleh orang tuanya sendiri. Terbukti, sejumlah besar kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas.
 

Sudah seharusnya orang tua merawat anak-anaknya dengan kasih sayang. Kekerasan itu memilikidampak negatif yang sangat besar pada anak. Jadi, sebaiknya kita mencegah hal tersebut. Bagaimanapun juga, anak-anak adalah generasi masa depan yang perlu didik dengan baik. (UH/AY) 
 
 

  • # Kesehatan anak
  • # Kekerasan seksual
  • # Kekerasan Verbal
  • # Kekerasan