Ella Nurlaila
26 Juni 2024
shutterstock

Memar pada Bayi, Apakah Normal?

Berbeda dengan usia batita atau balita, bayi usia 7-12 umumnya pergerakannya masih terbilang biasa. Di fase ini seorang bayi mulai belajar duduk, merangkak, berdiri hingga berjalan. 


Walaupun aktivitasnya masih cukup terbatas, namun di usia ini bayi sering kali mengalami memar di bagian tubuh tertentu. Kondisi ini jelas membuat Mums panik dan bingung mengapa memar pada bayi bisa terjadi bahkan ketika tidak terbentur atau jatuh. 


Memar pada Bayi, Apa yang Terjadi? 


Pada anak dan balita, memar jadi sesuatu yang lumrah terjadi, mengingat geraknya yang makin aktif. Bermain, berlari, memanjat, melompat, dan banyak lagi yang berujung pada terbentur, terjatuh, bahkan terluka. Termasuk balita yang baru belajar berjalan. Area tubuh yang sering bermasalah ini seperti bagian bawah dan dahi balita. 


Memar pada bayi baru lahir mungkin terjadi akibat proses persalinan. Karena itu tidak perlu dikhawatirkan. Sementara itu memar pada bayi di tempat penitipan anak atau yang memiliki kakak laki-laki mungkin mengalami memar karena terbentur mainan yang dilempar.


Memar terjadi ketika pembuluh darah kecil di jaringan lunak dekat permukaan kulit terbentur dan pecah. Ketika darah merembes ke dalam kulit, hal itu menimbulkan tanda hitam-biru yang familiar ketika terjadi memar. 


Kemudian saat tubuh berhasil memecah darah dan menyerapnya kembali, memar biasanya berubah warna menjadi kuning kehijauan. 


Memar pada bayi dan anak kecil memang akan terlihat lebih jelas dibandingkan dengan memar pada orang dewasa. Sebab kulit bayi dan anak kecil relatif lebih tipis. Selain itu memar cenderung lebih banyak muncul pada anak-anak berkulit putih. Memang ada beberapa anak yang lebih mudah mengalami memar dibandingkan dengan anak-anak yang lain. 


Memar pada bayi baru lahir, besar kemungkinan disebabkan oleh perjalanan proses kelahirannya. Memar ini merupakan hal yang biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Memar pada bayi akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu yang relatif singkat. 


Memar pada bayi yang lebih besar, terutama pada bayi yang cukup aktif, biasanya karena sering membenturkan sesuatu atau sesekali terjatuh. Ketika bayi mulai mengeksplor kemampuan motoric kasarnya, ketika itu pula risiko memar semakin sering terjadi. 


Hampir semua bayi merasakan cedera ringan yang biasanya terjadi saat ia belajar merangkak, berdiri, dan belajar berjalan. 


Cara Menghilangkan Memar pada Bayi 

Mums, jika terjadi memar pada bayi, jangan panik, tetap tenang dan lakukan berbagai langkah mengatasi atau cara menghilangkan memar pada bayi berikut ini : 


Oleskan es yang dibungkus dengan handuk atau waslap dan tempelkan pada memar selama 10 – 15 menit. Ulangi beberapa kali. Mums bisa membantu mengurangi pembengkakan dengan mengompres es selama 15 menit beberapa kali sehari selama 48 jam pertama. Tidak perlu membalut memar pada bayi jika kulitnya tidak terluka. Jangan menempelkan es atau apapun sesuatu yang beku langsung pada kulit anak. 


Jika memungkinkan angkat area memar pada bayi dengan posisi lebih tinggi dari jantung. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko pembengkakan yang mungkin terjadi akibat memar pada bayi. 


Kurangi rasa sakit akibat memar dengan cara menggunakan asetaminofen (Tylenol) formula bayi atau anak. Jangan gunakan ibuprofen karena dapat memperpanjang pendarahan. Ikuti petunjuk pada label obat tentang cara pemakaiannya. 


Segera bawa ke dokter jika memar pada bayi menunjukkan salah satu atau lebih dari kondisi berikut ini : 


  • Memar pada bayi yang tak kunjung hilang. Merasakan nyeri lebih dari 24 jam. Jika memar pada bayi menyakitkan, misalnya bayi menangis saat disentuh di bagian memarnya. Selain itu jika memar pada bayi disebabkan karena terjatuh dari sofa, tempat tidur atau tempat yang lebih tinggi. 

  • Kepalanya terbentur dan ada memar di belakang telinga atau tanda-tanda patah tulang tengkorak lainnya. biasanya ini terjadi akibat kecelakaan atau cedera khusus

  • Mengalami memar pada sendi besar seperti lutut, pergelangan kaki, siku, pergelangan tangan dan enggan menggunakan sendi tersebut karena sakit. Atau kesulitan menggerakkan lengan atau kakinya karena nyeri yang terasa menyiksa. 

  • Mengalami luka atau lecet dan menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti keluarnya nanah, demam atau nyeri dan bengkak yang semakin meningkat intensitasnya. Segera bawa ke dokter untuk diatasi dengan prosedur yang tepat.. 

  • Terdapat bintik-bintik hitam biru yang sering terjadi dan tidak diketahui penyebabnya mungkin berarti si kecil cenderung mudah berdarah. Konsultasikan dengan dokter tentang memar yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Pastikan untuk menceritakan kronologis munculnya memar termasuk menyebutkan jika disertai dengan mimisan atau gusi berdarah, yang dapat mengindikasikan masalah medis yang serius dari sekadar memar pada bayi.  


  • Itulah cara menghilangkan memar pada bayi yang sering terjadi. Pastikan Mums mengetahui penyebabnya sehingga bisa mengatasinya dengan tepat. Jangan memanipulasi memar pada bayi yang bisa membuat kondisinya menjadi lebih buruk. Jika tidak yakin bisa mengobatinya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat.



    Referensi : 

    Babycenter. bruises

    • # Bayi Menangis
    • # TBN Kesehatan
    • # Bayi
    • # TBN 7-12 Bulan
    • # Bayi & Balita