GueSehat
07 Februari 2019
pexels.com

Terobsesi dan Takut Gagal, Dampak Psikologis Balet pada Anak!

Para orang tua mungkin berpikir kalau melatih disiplin dengan memasukkan anaknya ke kelas balet merupakan langkah yang tepat. Namun, penelitian justru menunjukkan kalau balet ternyata memiliki dampak psikologis bagi anak lho. Apakah dampak psikologisnya itu?

 

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal Psychology of Music menemukan bahwa anak-anak yang mengikuti kelas balet mengalami psychological inflexibility dibandingkan dengan teman-teman sebayanya yang belajar musik atau bahkan yang tidak belajar musik dan juga menari. Psychological inflexibility itu sendiri merupakan kondisi psikologis yang membuat seseorang ingin menghindari apa yang dialami olehnya.

 

Baca juga: Dampak Psikologis Jika Anak Dekat dengan Ayahnya



Selain itu, berdasarkan penelitian, hal-hal yang diajarkan dalam kelas balet dinilai terlalu menuntut anak-anak melakukan gerakan tertentu. Dengan begitu, anak-anak menjadi terlalu terobsesi dan tuntutan tersebut tertanam dalam otak mereka. Akibatnya, mereka takut merasa gagal dan menghindari situasi yang mungkin terjadi atau dialami.

 

Hal tersebut menurut peneliti dapat berdampak pada kesehatan mental nantinya jika mereka beranjak remaja dan dewasa ataupun saat berada di luar lingkungan kelas balet. Oleh karena itu, para peneliti menyarankan agar para pelatih balet membuat ‘pelajaran’ yang ringan dan menggunakan metode pengajaran berbeda.

 

“Balet melibatkan disiplin, tuntutan fisik dan daya saing, apalagi para pelatih balet ini biasanya sangat kritis, perfeksionis, dan beranggapan harus melakukan berbagai cara untuk bisa menari atau melakukan gerakan tertentu meski harus menderita secara fisik ataupun emosional,” ungkap peneliti. Kalau tuntutan yang dirasakan anak-anak ini menjadi beban, mereka ironisnya akan terus menyimpan emosi negatif tersebut dalam jangka panjang.










Lalu, bagaimana bisa tahu kalau menari terutama balet merupakan kegiatan yang terbaik untuk anak? Sebelum benar-benar memasukkan anak ke kelas balet karena keinginan Mums, pertimbangkanlah terlebih dahulu kepribadian dan minat anak Mums. Apakah ia yang meminta untuk mengikuti kelas itu? Atau ia suka menonton acara yang berhubungan dengan pertunjukkan balet?

 

Kalau sudah begitu, Mums boleh memasukkannya ke kelas percobaan dalam 1 atau 2 minggu. Tidak ada salahnya juga Mums datang dan melihat saat anak mengikuti kelas percobaan itu. Perhatikan selama kelas tersebut, apakah anak tersenyum dan merasa bersenang-senang? Selalu pertimbangkan untuk memilih kelas yang menyenangkan dan memang sesuai dengan usia anak. Jangan sampai, anak ditempatkan pada kelas yang usianya beberapa tahun di atasnya.

 

Baca juga: Cara Mengembangkan 8 Jenis Kecerdasan Anak



Selain itu, yang tidak kalah penting, Mums juga perlu mengetahui gaya pengajaran yang diterapkan oleh pelatih. Balet merupakan aktivitas yang bisa menjadi begitu menantang dan menuntut kedisiplinan. Oleh karena itu, Mums perlu melihat langsung cara mengajar pelatih yang nantinya membimbing anak Mums dengan datang dan melihat beberapa kali kelas balet lainnya.

 

 

Kapan Mums Bisa Memasukkan Anak untuk Kelas Balet?

Kelas pra-balet biasanya ditawarkan untuk anak-anak usia 4 hingga 8 tahun. Namun, hal ini berlaku jika anak Mums memang sudah menunjukkan minatnya pada menari atau bukan karena keinginan Mums. Kelas balet pada usia tersebut biasanya dibuat sederhana dan peraturannya tidak terlalu ketat.

 

Beberapa kelas mungkin akan mengajarkan gerakan kreatif sebagai pengantar awal dari balet yang sesungguhnya. Gerakan kreatif ini akan membuat anak-anak bereksplorasi dengan gerakan dasar balet melalui musik. Dengan mengikuti instruksi pelatih, anak dapat mengembangkan keterampilan fisik dan mendorong penggunaan imajinasi melalui balet.

 

Nah, sekarang Mums tahu kan dampak psikologis balet bagi anak? Sebelum memasukkan anak ke kelas balet, pastikan memang ia sudah memiliki minat dengan balet ya Mums. Oh iya, kalau ingin tahu pengalaman atau saran dalam memilih kelas balet untuk anak, Mums bisa lho memanfaatkan fitur Forum di aplikasi Teman Bumil. Yuk, cobain sekarang fiturnya Mums! (TI/AY)

 

 



 

Sumber:

Moore, Elizabeth Armstrong. 2017. Study: There may be a dark side to ballet lessons. Fox News.

Antrim, Sarah. 2016. Dancing for Kids: Should Your Child Be in Dance Class?. Activity Hero.

Bedinghaus, Treva. 2018. At What Age Should My Child Begin Ballet Classes?. ThoughtCo.

 

  • # Kesehatan Mental
  • # TBN Psikologi