Ella Nurlaila
29 November 2025
Shutterstok

Anak Sering Melamun, Apakah Sebuah Gangguan?

Dunia balita biasanya selalu ceria, bermain, berlari, dan aktivitas fisik lainnya. Anak-anak memang selalu tampak kelebihan energi dan tidak bisa diam. Itu sebabnya jika ada anak sering melamun, patut dipertanyakan. 


Mums, anak sering melamun jangan disepelekan. Bisa jadi ada sesuatu yang perlu dipertanyakan. Sebab kebiasaan anak sering melamun sangat tidak biasa. Anak sering melamun cenderung lebih banyak diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. 

Baca juga: Pendekatan Ketika Anak Menunjukkan Tanda Sedang Sedih


Anak Sering Melamun Sebagai Hal Normal 


Tidak semua hal yang dialami anak-anak terjadi begitu saja atau spontanitas, apalagi jika diluar kebiasaan yang normal. Termasuk anak sering melamun. Sayangnya, banyak orang yang melihat anak sering melamun sebagai hal biasa, karena dianggap tidak menyebabkan kekacauan, jadi tidak perlu diintervensi. Beda halnya dengan anak yang hiperaktif misalnya atau ada gangguan perilaku lainnya. 


Padahal anak sering melamun belum tentu baik-baik saja. Bisa jadi ini sebuah gangguan perilaku yang mesti disadari oleh orang tua dan diintervensi. Dengan catatan bila anak sering melamun sudah berlebihan atau melampaui batas. 


Kabar baiknya, melamun merupakan hal biasa. Tidak hanya anak, orang dewasa pun akan sering tampak melamun. Artinya semua orang memang suka melamun. Suara dalam kepala yang memikirkan ide, merencanakan kegiatan, atau sekadar mengingat dan memutar ulang peristiwa yang sudah berlalu, semua itu adalah bentuk dari melamun. Ini bagian alami dari fungsi otak. 


Nah, masalah muncul ketika anak tidak dapat kembali fokus pada saat penting, karena anak sering melamun. Biasanya anak sering melamun terjadi dalam berbagai kondisi, misalnya situasi yang membosankan, tidak menarik secara sensori, tidak menyenangkan, dan terlalu sulit. 


Beberapa anak juga memang lebih sulit untuk tetap riang gembira atau menikmati dan hadir di saat ini, terutama jika mereka memiliki sensitivitas sensorik atau tantangan perhatian.


Melamun juga ada manfaatnya


Karena melamun yang wajar sebagai proses alamiah otak, maka melamun memiliki berbagai manfaat. Seperti mengembangkan kemampuan sosial, menumbuhkan kreativitas, juga membantu memproses informasi dan pengalaman. 


Dalam hal ini melamun memungkinkan anak untuk bisa mempraktikkan percakapan sosial dalam pikirannya, menciptakan ide baru, dan berpikir out of the box. Saat pikiran dibiarkan mengalir bebas dari satu ide ke ide lain, maka kreativitas cenderung meningkat.


Penelitian juga menemukan bahwa mimpi malam membantu otak memproses informasi belajar dan pengalaman sepanjang hari. Kemungkinan besar efek serupa juga terjadi pada melamun di siang hari.


Menurut Joseph Stromberg dalam artikel “The Benefits of Daydreaming”*di Smithsonian.com, anak sering melamun bahkan dapat memiliki memori kerja yang lebih baik ketika menghadapi gangguan serta kemampuan mengelola informasi dalam situasi yang kompleks. Artinya, melamun bukanlah sesuatu yang harus dihilangkan sepenuhnya.


Namun di balik kelebihan melamun tersebut, ada kekurangannya juga. Dalam hal ini melamun bisa menjadi tanda adanya gangguan mental maupun neurologis. Seperti ADHD, Skizofrenia, Autisme,  maupun gangguan belajar.


Melamun menjadi masalah ketika mengganggu akademik, interaksi sosial, atau aktivitas di rumah. Seperti sulit mengikuti pelajaran karena tidak fokus, kurang mampu menjalin hubungan sosial, tidak bisa menyelesaikan tugas, dan tidak responsif saat diajak bicara. 


Banyak guru dan orang tua menganggap melamun identik dengan ADHD, tetapi tidak semua anak sering melamun memiliki ADHD. Yang menjadi perhatian adalah seberapa sering melamun terjadi dan seberapa besar dampaknya.


Jika frekuensi melamun sangat tinggi hingga membuat anak tertinggal dari teman sebayanya, saat itulah diperlukan evaluasi dan intervensi dari profesional.


Mengatasi anak sering melamun sebagai gangguan 


Mums, jika anak sering melamun sebagai sebuah gangguan perilaku atau neurologis, maka tidak bisa diabaikan begitu saja. Berikut ini langkah-langkah yang mesti dilakukan untuk mengatasi anak sering melamun : 


1. Jangan hentikan melamun sepenuhnya 

Ajari anak kesadaran diri, agar mereka dapat mengenali kapan sedang melamun dan kapan perlu kembali fokus.


2. Latih mindful breathing

Latih si Kecil untuk fokus pada napas selama 8 menit per hari. Tujuan latiihan ini ketika pikirannya melayang, kembalikan perhatian ke napas.


3. Evaluasi lingkungan belajar

Buat aktivitas lebih menarik dan interaktif. Di rumah, ubah pekerjaan rumah menjadi game atau tantangan berhadiah.


4. Perhatikan pola makan

Nutrisi yang baik membantu konsentrasi dan kendali perhatian. Jadi berikan nutrisi sehat yang mendukung fungsi kognitifnya. 


6. Pastikan waktu tidur cukup

Kurang tidur meningkatkan kecenderungan melamun dan sulit fokus. Pastikan si Kecil cukup tidur, baik siang maupun malam. 


Mums, melamun bukanlah hal buruk bahkan dapat membantu perkembangan imajinasi, kreativitas, dan proses berpikir anak. Namun, melamun menjadi masalah ketika mengganggu prestasi belajar, interaksi sosial, dan aktivitas harian. Kuncinya adalah keseimbangan, ajari anak kapan boleh membiarkan pikirannya mengembara dan kapan harus fokus kembali.


Jika anak sering melamun berdampak signifikan, konsultasikan dengan psikolog anak atau terapis perkembangan untuk evaluasi lebih lanjut. Mums bisa berkonsultasi via online di aplikasi Teman Bumil.


Referensi : 

  • # Anak
  • # Psikologis
  • # Psikologi Anak