iera sipahutar
03 April 2020
pixabay.com

Anak Cuma Mau Makan Mi Instan, Apa Akibatnya?

Memang benar momen makan si Kecil harus menyenangkan. Namun, bukan berarti Mums selalu membolehkan setiap si Kecil meminta mi instan sebagai menu makanannya, ya. Bukan mau menakuti, tetapi ada akibat tersembunyi di balik nikmat dan praktisnya mi instan, lho. Mau tahu enggak, Mums?

 

Kenapa sih, Mi Instan Enggak Baik?

Menyajikan makanan yang disukai si Kecil memang bisa menjadi tantangan. Pasalnya, kebutuhan gizi si Kecil harus dipenuhi agar tumbuh kembangnya optimal. Sementara, di usia ini ia sudah bisa memilih makanan apa yang ia suka dan tidak disukai. Dan, makanan yang ia favoritkan bisa saja bukan makanan terbaik yang bisa dimakan. Salah satu contohnya mi instan.

 

Mi instan memang sangat disukai. Dari sisi orang tua, makanan ini sangat ekonomis dan bisa dibuat dengan cepat. Sementara dari sisi si Kecil, rasa gurih mi instan sangat memanjakan lidahnya dan memiliki varian rasa yang banyak.

 

Beberapa poin berikut ini menjadi sekian alasan mengapa si Kecil sebaiknya tidak sering makan mi instan”

1. Mi instan adalah makanan yang sudah diolah berulang kali

 

Makanan olahan sudah tentu mengandung kadar gula, natrium, dan lemak yang cukup tinggi. Bahan-bahan ini membuat mi instan terasa lebih enak, tetapi memiliki “harga” yang sangat tinggi untuk kesehatan, seperti risiko obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

 

2. Rendah nutrisi

 

Proses pengolahan yang panjang menghilangkan banyak nutrisi dari bahan dasar mi instan. Dilihat dari fakta nutrisi yang tertera di bungkus mi instan, seporsi mi instan tinggi karbohidrat sederhana karena terbuat dari tepung terigu, rendah serat, rendah protein, dan tinggi kalori. Jika asupan seperti ini yang menjadi makanan utama si Kecil, ia berisiko kekurangan nutrisi serta mudah lapar, sehingga cenderung ngemil yang tidak sehat.

 

3. Risiko kanker meningkat

 

Sebuah studi yang dilakukan selama 5 tahun terhadap lebih dari 100.000 orang menemukan bahwa setiap 10% peningkatan konsumsi makanan olahan, memperlihatkan adanya peningkatan risiko menderita kanker secara umum hingga 12%. Waduh!

 

4. Tinggi kalori dan membuat ketagihan

 

Mi instan memang enak, tetapi sebenarnya membuat si Kecil mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dia butuhkan. Perlu diketahui, di usia ini, kebutuhan kalori si Kecil adalah 1.000-1.400 kkal. Sementara dalam seporsi mi instan goreng yang menjadi favorit semua orang, terkandung 380 kkal. Selain itu, makanan olahan seperti mi instan dirancang untuk menstimulasi pusat dopamin "rasa enak" di otak, yang membuat si Kecil terus menginginkannya.

 

5. Mengandung propylene glycol

 

Mi instan harus selalu kering dan terjaga kelembapannya. Untuk menjaga ini, ditambahkan zat kimia bernama propylene glycol ke dalamnya. Walau jumlahnya kecil, zat ini bisa menimbulkan efek jangka panjang yang tidak baik bagi kesehatan.

 

6. Tinggi sodium

 

Rasa gurih mi instan berasal dari tingginya kadar sodium di dalamnya. Coba saja amati, dalam sebungkus mi instan rata-rata mengandung 861 mg sodium. Sementara, kebutuhan sodium si Kecil berusia 3 tahun tidak boleh lebih dari 1.500 mg. Nah, sodium ini sendiri tak hanya datang dari mi instan, melainkan juga bisa dari keju yang ada di dalam roti sarapannya, di dalam sebungkus makanan ringannya, dan makanan lain. Artinya, si Kecil dengan mudah mengasup sodium secara berlebihan jika makanan yang rutin dimakan adalah mi instan.

 

Inilah yang menjadi alasan mengapa mi instan tak direkomendasikan untuk ia konsumsi, apalagi jika terlalu sering, karena dapat meningkatkan risiko hipertensi dan obesitas.

 

7. Tinggi lemak trans

 

Mi instan diproses sedemikian rupa agar bisa disimpan lama. Hal ini mungkin baik jika dilihat dari segi ekonomi, tetapi tidak untuk kesehatan. Pasalnya, lemak trans adalah jenis lemak yang terburuk dari sebuah makanan karena meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam darah dan menyumbat pembuluh darah. Jika makanan ini menjadi menu rutin dan berlangsung hingga dewasa, akan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Untuk jangka pendek, lemak trans bisa menyebabkan kenaikan berat badan pada si Kecil.

 

Lalu, Harus Bagaimana?

Setelah membaca bahaya di balik mi instan, apakah ini berarti mi instan benar-benar harus ditinggalkan? Lalu, bagaimana jika si Kecil bersikeras ingin makan mi instan? Sembari Mums perlahan mencoba mengurangi frekuensinya, beberapa tips berikut ini bisa dicoba:

  1. Batasi makan mi maksimal 1 kali seminggu.
  2. Berikan hanya setengah porsi dengan penambahan bumbu yang seadanya (tidak sampai 1 bungkus).
  3. Tambahkan sayuran dan sumber protein, seperti daun bawang, sawi, telur, dan ayam.
  4. Jika si Kecil menolak sayuran di dalam mi instan, “kejar” kebutuhan nutrisinya dengan memberikan menu sehat di jam camilannya atau jam makan yang lain. (AS)

 Baca juga: Makanan Sehat yang Membuat Virus Takut

 

 

Sumber:

First Cry Parenting. Noodles for Babies and Kids.

Research Gate. Difference Between Simple and Complex Carbs.

Healthline. Ramen Noodles Nutrition Facts.

Harvard Health. Risk of Processed Foods.

Straits Times. Eating Instant Noodles Harmful?

 

  • # Mie Instant
  • # TBN Kesehatan
  • # TBNBulan34
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 3 Tahun