Eka Amira
04 Mei 2024
shutterstock

Bahaya Makanan Manis pada Anak, Bikin Mudah Tantrum?

Tantrum adalah hal kerap dilakukan balita, dan sering kali anak akan membaik dengan sendirinya. Episode tantrum bisa berkisar dari merengek, menangis, berteriak, menendang, memukul, dan menggigit. Tantrum paling sering dialami anak usia 1 hingga 3 tahun. Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak. Tetapi diduga ada penyebab anak sering tantrum, salah satunya makanan. Apakah benar bahwa salah satu bahaya makanan manis pada anak itu bikin tantrum?

Anak kecil yang belum bisa mengomunikasikan emosinya akan mengalami tantrum untuk menunjukkan bahwa mereka kesal. Mengapa ada kaitan antara bahaya makanan manis pada anak dengan tantrum? Di sini kita akan mencari tahu jawabannya. 

Bahaya Makanan Manis pada Anak dan Kaitannya dengan Tantrum

Jawabannya, ya! Makanan manis merupakan salah satu penyebab tantrum pada anak. Alasannya, makanan manis sebabkan anak mengalami lonjakan gula darah. Untuk memiliki mood yang stabil, anak perlu memiliki gula darah yang stabil. Jika gula darah anak naik dan turun, suasana hatinya cenderung akan ikut berubah. Gula darah rendah atau hipoglikemia, biasanya terjadi karena anak melewatkan waktu makan, atau tidak makan secara teratur.

Otak membutuhkan glukosa agar dapat berfungsi dengan baik, dan jika Mums memberi jeda terlalu lama di antara waktu makan, kadar glukosa darah akan turun. Di sisi lain, banyak mengonsumsi makanan manis atau karbohidrat sederhana, seperti kue, es krim, permen, pasta, dan roti dapat memicu lonjakan gula darah. 

Penurunan glukosa darah yang tajam dan diikuti ledakan energi akibat mengonsumsi makanan manis dapat menyebabkan kelemahan, pusing, gemetar, dan kelelahan, yang semuanya dapat menyulitkan anak kecil untuk berkomunikasi. Hal ini dapat dengan cepat bermanifestasi sebagai perilaku buruk. Anak bisa menjadi mudah tersinggung, stres, menangis, dan sulit berkonsentrasi.

Selain itu, bagi sebagian anak, kegembiraan saat disuguhi makanan manis berkontribusi pada perilaku hiperaktif. Anak yang menginginkan permen juga akan bersikap buruk saat mereka tidak mendapatkannya.

Efek Jangka Panjang dari Makanan Manis

Makanan manis tidak hanya memberikan efek jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Gula mengandung kalori tinggi yang bisa menyebabkan penambahan berat badan dengan cepat. Penambahan berat badan pada anak dapat berkontribusi terhadap hipertensi, dislipidemia, resistensi insulin, penyakit hati berlemak, dan diabetes melitus tipe 2. Jika anak sudah memiliki diabetes tipe 1, makanan manis dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak aman.

Alasan Lain Balita Mengalami Tantrum

Selain makanan manis, ada faktor lain yang menyebabkan tantrum pada balita. Berikut beberapa penyebab tantrum pada balita yang perlu Mums ketahui:

1. Kurang Tidur

Kurang tidur merupakan masalah besar bagi balita. Mereka membutuhkan lebih banyak tidur dibandingkan orang dewasa. Jika balita sering tantrum, pastikan mereka mendapat jam tidur yang lebih banyak, terutama pada saat growth spurt.

2. Kecemasan

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kecemasan pada anak kecil. Namun, tanpa kemampuan untuk mengungkapkan kecemasannya, hal itu akan menjadi sebuah ledakan emosi. Bantulah anak mengidentifikasi emosinya, seperti sedih, cemas, takut, marah, dan sebagainya. Kecemasan yang diatasi tidak akan menimbulkan tantrum.

3. Ketidakseimbangan mineral

Kurangnya variasi makanan atau kebiasaan makan yang tidak sehat dapat menciptakan ketidakseimbangan di seluruh tubuh, menyebabkan disfungsi dan gangguan mood. Dengan kata lain, balita menjadi tantrum. Pastikan balita mengonsumsi berbagai macam makanan padat nutrisi untuk memberikan landasan bagi kesehatan yang baik.

4. Reaksi makanan

Saat makan makanan yang pedas dan perut Mums terasa sakit, apakah Mums akan ceria dan bersemangat? Tentu saja tidak. Begitu pula dengan si kecil. Bisa saja ia merasa tidak nyaman setelah makan, entah itu sakit perut, kembung, pahit, mulut terbakar, mual, dan sebagainya. Hanya saja, anak belum bisa mengomunikasikan dengan jelas apa yang ia rasakan dan menyebabkan anak mengalami tantrum.

Mencegah Anak Tantrum Akibat Makanan Manis

Berikut adalah strategi yang bisa Mums lakukan untuk mencegah tantrum akibat terlalu banyak makanan manis untuk anak:

1. Mulailah hari dengan sarapan makanan tinggi protein

Mengonsumsi sarapan yang tinggi protein, karbohidrat kompleks, dan serat akan membuat gula darah anak tetap stabil sepanjang hari. Contoh yang baik adalah semangkuk oatmeal gandum dengan yogurt tawar dan buah segar.

2. Tawarkan makanan dengan GI rendah

Indeks glikemik atau glycemic index (GI) digunakan untuk mengukur seberapa besar makanan meningkatkan kadar gula darah. Makanan dengan GI tinggi bisa menjadi penyebab fluktuasi gula darah pada anak. Makanan dengan GI tinggi termasuk:

  • Apa pun yang mengandung gula, sirup jagung, molase, atau madu

  • Roti putih, wafel, bagel

  • Nasi putih

  • Kentang.

  • Sebaliknya, makanan dengan GI rendah memiliki pengaruh kecil terhadap kadar gula darah. Makanan dengan GI rendah, meliputi:

    • Biji-bijian utuh

  • Sayuran

  • Protein tanpa lemak, seperti dada ayam.

  • Kacang-kacangan.

  • Sekarang Mums sudah tahu kenapa makanan manis bikin anak tantrum. Ini karena makanan manis biasanya tinggi gula yang memicu lonjakan gula darah. Lonjakan gula darah sendiri dapat menyebabkan segala macam tekanan fisik dan emosional. Untuk itu, Mums tidak boleh sembarangan memberikan makanan pada anak. Pastikan anak makan dengan baik, tidur nyenyak, dan cukup berolahraga agar merasa lebih baik dan terhindar dari tantrum.

    Referensi

    • # Gula
    • # Gula Darah
    • # TB Tumbuh Kembang
    • # TBN 3 Tahun