Cara Merawat Luka Sunat Anak
Setelah sunat, menjaga luka tetap bersih dan kering sangat penting untuk penyembuhan yang cepat dan berjalan baik. Prinsip perawatan luka sunat sama dengan luka pada umumnya yaitu menjaga kebersihan di area luka.
Manfaat sunat di usia bayi
Sunat menawarkan beberapa manfaat kesehatan potensial, termasuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih (ISK), kanker penis, dan infeksi menular seksual (IMS) tertentu, termasuk HIV.
Sunat juga dapat mengurangi risiko fimosis dan balanitis pada bayi. Sunat dapat dilakukan pada usia berapa pun. Namun saat ini disarankan waktu yang paling baik untuk melakukan sunat adalah segera setelah bayi lahir, atau dalam bulan pertama kehidupan.
Manfaat sunat pada bayi diantaranya:
1. Memperkecil Risiko Trauma pada Anak
Prosedur sunat, atau membuang kulup atau kulit yang menutupi kepala penis, adalah tindakan bedah. Layaknya tindakan bedah pada umumnya, pasti dibutuhkan suntikan anestesi, pembedahan, dan jahitan. Ini terutama pada metode sunat konvensional.
Rasa sakit saat proses sunat dapat menyebabkan trauma. Paling ringan trauma akan jarum suntik, atau trauma dengan tindakan operasi. Maka ketika sunat dilakukan saat bayi, si Kecil tidak akan mengingat rasa sakit saat ia dewasa.
2. Sembuh lebih cepat
Keuntungan lain sunat dilakukan saat bayi baru lahir atau usia di bawah 40 hari adalah waktu penyembuhan lebih cepat. Sunat pada orang dewasa memerlukan waktu penyembuhan sampai 30 hari, pada usia sekolah dasar, bisa lebih cepat yakni sekitar 7 hari.
Tetapi jika sunat dilakukan pada saat bayi, masa penyembuhan lebih cepat. Hal ini karena sel-sel tumbuh dengan cangat cepat saat bayi.
3. Minim komplikasi
Usia paling tepat sunat pada bayi adalah sebelum bayi bisa tengkurap. Ini menjadi alasan lain mengapa sunat saat bayi lebih dianjurkan. Di usia sangat dini ini, bayi belum bisa menggerak-gerakkan badan dan tangannya sehingga tidak banyak gerakan yang bisa memperburuk kondisi luka.
Cara Merawat Luka Sunat
Menjaga kebersihan area sunat sangat penting. Berikut cara merawat luka sunat pada bayi dan balita:
1. Membersihkan luka
Cuci area sunat dengan air hangat secara lembut setelah setiap penggantian popok atau buang air kecil,/besar. Jangan menggosok atau menggunakan sabun yang keras.
Jika menggunakan perban disarankan mengganti perbansetiap hari atau lebih sering jika basah, berdarah, atau kotor. Jika diresepkan, oleskan salep antibiotik tipis-tipis pada luka sesuai petunjuk dokter.
2. Melepas perban
Tergantung metode sunatnya, ada luka sunat yang tidak perlu dibalut perban. Namun, pasa sunat tradisional, luka sayatan masih dibungkus perban. Perban sulit terlepas dengan sendirinya setelah operasi. Jika perban masih terpasang pada hari kedua setelah operasi, perban harus dilepas.
Ini dapat dilakukan dengan mendudukkan anak di bak mandi selama 10 menit, kemudian membuka perban sepenuhnya. Setelah perban dilepas, biarkan penis terbuka dan oleskan salep setiap kali mengganti popok beberapa kali sehari. Ini akan mencegah tepi sayatan yang kering menempel pada popok.
3. Batasi aktivitas
Balita dapat kembali melakukan aktivitas seperti biasa, seperti berjalan, menaiki tangga, dan keluar rumah dengan pengawasan. Jauhkan balita dari permainan kasar dan menguras tenaga.
Pada sunat tradisional, mandi juga dibatasi. Sebaiknya hindari mandi seluruh tubuh hingga luka kering, tetapi mandi dengan spons tidak masalah. Setelah hari kedua, Mums dapat memandikan bayi atau balita seperti biasa. Untuk bayi baru lahir, Mums harus menunggu hingga tali pusar terlepas, sekitar dua minggu. Hindari air yang terlalu hangat.
4.Pantau infeksi
Perhatikan tanda-tanda infeksi, seperti nyeri yang meningkat, kemerahan, pembengkakan, atau keluarnya cairan. Segera hubungi dokter,
Referensi:
UCSFbenioffchildrens. post-circumcision-care-for-newborns-babies-and-toddlers
-
# Sunat
-
# Anak
-
# TBN Kesehatan
-
# TBN 1 Tahun