GueSehat
14 Desember 2018
instagram.com/chrissyteigen

Anak Chrissy Teigen Dipakaikan Helm untuk Memperbaiki Kepalanya yang Datar

Baru-baru ini, Chrissy Teigen mengunggah foto kebersamaan dirinya dengan sang Buah Hati, Miles Theodore Stephens. Namun, dalam foto itu, Miles terlihat mengenakan helm di kepalanya. "Anakku mengenakan helm pembentuk kepala hari ini! Tak perlu merasa kasihan kepadanya jika melihat foto ini. Ia bahagia dan kami sedang memperbaiki (kepalanya yang) datar," ujarnya melalui akun Instagram-nya, @chrissyteigen.

 

Yang dialami oleh anak Chrissy Teigen dan John Legend disebut dengan plagiosefali. Lalu, apakah plagiosefali itu? Dikutip dari babycenter.com, plagiosefali atau dikenal dengan sindrom kepala datar merupakan kondisi yang menyebabkan kepala bayi memiliki area yang rata atau tidak terbentuk.

 

Bentuk yang paling umum dari kondisi ini ialah plagiosefali posisi yang terjadi saat kepala bayi berkembang menjadi rata karena tekanan pada area tersebut. Nah, bayi yang baru lahir biasanya sangat rentan mengalami kondisi ini karena tengkorak mereka masih lunak.

 

Baca juga: Benarkah Susu Formula Membuat Bayi Rentan?

 

Tanda-tanda Plagiosefali

Sekitar awal tahun 1990-an, para orang tua diberi tahu untuk memosisikan bayi mereka tidur dalam keadaan telentang supaya mengurangi terjadinya sindrom kematian mendadak (SIDS). Informasi tersebut memang telah menyelamatkan nyawa para bayi tetapi meningkatkan jumlah kondisi plagiosefali.

 

Kebanyakan bayi yang dilahirkan dengan bentuk kepala yang tidak sepenuhnya bulat akibat tekanan saat melewati jalan lahir. Namun, akan kembali normal dalam waktu sekitar 6 minggu. Jika kepala bayi belum bulat sepenuhnya setelah 6 minggu, kemungkinan si Kecil mengalami plagiosefali posisi.

 

 

Sindrom kepala datar biasanya paling sering terjadi pada bayi yang suka sekali tidur, memiliki kepala besar, lahir prematur, dan memiliki otot yang lemah. Bayi dengan torticollis (leher terpelintir) tengkoraknya juga bisa rata karena biasanya mereka tidur dalam kondisi miring pada satu sisi saja. Bayi prematur biasanya rentan mengalami torticollis.

 

Selain itu, tanda plagiosefali dapat bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahan. Dikutip dari familydoctor.org, dokter mengidentifikasi gejala pada bayi menjadi:

  • Area kepala yang rata di bagian belakang, samping, atau depan.
  • Rambut yang tidak tumbuh di area kepala tertentu.
  • Kepala terlihat miring.
  • Telinga yang tidak rata, yakni salah satunya terletak lebih ke depan atau ke atas.

 

Si Kecil juga mungkin menunjukkan tanda serius berupa:

  • Kekurangan titik lunak di kepala.
  • Adanya tepi keras di sepanjang tengkorak kepala.
  • Wajah yang tampak tidak rata.
  • Kepala tidak bertambah ukurannya.

 

Penanganan Plagiosefali

Jika dokter telah menentukan si Kecil mengalami plagiosefali posisi, penanganannya akan tergantung pada usia dan tingkat keparahan yang dialami. Jika si Kecil terlalu muda dan tingkat keparahannya masih ringan, dokter mungkin akan merekomendasikan repositional therapy. Namun, pada kasus yang parah, cranial orthotic therapy (penggunaan helm untuk mengubah bentuk kepala), seperti yang terjadi pada anak Chrissy Teigen kemungkinan akan dilakukan.

 

Repositional Therapy

Terapi ini dilakukan dengan mengubah posisi bayi ketika melakukan aktivitas sehari-hari dan menguatkan otot leher. Adapun cara yang dilakukan dengan terapi ini ialah:

  • Mengganti posisi pada waktu tidur siang dan malam hari. Gantilah arah kepala si Kecil saat Mums menidurkannya. Baringkan si Kecil dengan posisi kepala pada ujung kasur yang berbeda saat tidur malam dan siang hari. Jika sisi kasur menempel ke dinding, si Kecil akan secara alami memalingkan kepala menghadap ruangan.
  • Tidak duduk dalam waktu lama. Hindari meninggalkan si Kecil duduk terlalu lama di car seat, kursi bayi, kereta bayi, ayunan, ataupun tempat lain, yang membuat kepalanya berada pada posisi yang sama dalam waktu yang cukup lama.
  • Mengganti Arah Menyusu. Jika si Kecil menyusu dari botol, terkadang Mums lupa mengganti posisi tubuhnya secara berkala. Ini berbeda jika menyusui langsung dari payudara karena Mums akan secara otomatis mengganti posisi si Kecil jika kurang nyaman atau sudah merasa pegal. Menyesuaikan posisi kepala si Kecil saat disusui membantu menghindari tekanan pada area kepala yang datar.
  • Melakukan tummy time. Saat si Kecil terbangun, ajak ia melakukan aktivitas dalam posisi tengkurap untuk mengembangkan kemampuan motorik dan mencegah sindrom kepala datar, sambil memperkuat otot lehernya. Otot leher yang semakin kuat memudahkan si Kecil menggerakkan kepala saat tidur, sehingga tidak selalu berada di posisi yang sama.
  • Terapi fisik. Dokter mungkin akan merekomendasikan latihan terapi fisik yang membantu si Kecil untuk lebih banyak menggerakkan leher. Terapi ini biasanya dilakukan dengan gerakan lembut tetapi konsisten.

 

Baca juga: Mempersiapkan Perlengkapan Bayi Baru Lahir



Cranial Orthotic Therapy

Bayi dengan sindrom kepala datar yang parah biasanya disarankan menggunakan helm atau ikat kepala yang disebut dengan cranial orthotic. Penggunaan akan dilakukan selama 23 jam sehari untuk membetulkan bentuk kepala.

 

Perawatan ini dilakukan hingga 6 bulan tetapi juga tergantung seberapa cepat memulai perawatan dan tingkat keparahan kondisi si Kecil. Tingkat keberhasilan terapi ini cukup tinggi jika penanganan segera dilakukan.

 

Jadi, jika kepala si Kecil menunjukkan tanda-tanda plagiosefali seperti yang disebutkan di atas, segera ke dokter ya, Mums. Karena semakin cepat ditangani, akan semakin baik dan bentuk kepala si Kecil bisa kembali normal! (TI/AS)

 

  • # TBN Kesehatan
  • # TBNBulan2
  • # Bayi & Balita
  • # Selebritas