Studi: Hanya 1 dari 20 Orang Terinfeksi Coronavirus yang Benar-benar Terdiagnosis!
Sebanyak 238 WNI yang berasal dari Propinsi Hubei, berhasil dievakuasi ke tanah air pada Minggu (2/2) lalu. Mereka dievakuasi ke Natuna, untuk obeservasi. Mereka ditempatkan di hanggar Lanud Raden Sadjad, Kepulauan Natuna.
Sampai saat ini para pakar kesehatan masyarakat di seluruh dunia memang menyarankan agar observasi dilakukan selama 14 hari, mengikuti kemungkinan masa inkubasi coronavirus.
Penelitian terus dilakukan mengikuti fenomena wabah global coronavirus ini. Salah satu studi yang diterbitkan dalam beberapa hari terakhir mengatakan virus corona baru tampaknya lebih menular daripada flu musiman. Penularannya setara dengan patogen yang sama di balik wabah sindrom pernapasan akut pada tahun 2002 dan 2003 (SARS dan MERS), namun, tingkat kematian virus corona baru ini jauh lebih rendah dari SARS.
Cina mengatakan bahwa pada hari Minggu (2/2) ada 5.142 orang yang terinfeksi di Wuhan, kota terisolasi di mana wabah dimulai. Beberapa ilmuwan memperkirakan berdasarkan model statistik bahwa jumlah sebenarnya bisa mencapai puluhan ribu.
Penelitian Baru tentang Virus Corona
Ketika otoritas kesehatan di Cina dan negara lain berlomba dengan waktu untuk mengendalikan wabah, mereka juga berjuang untuk mencari tahu, berdasarkan data yang masih belum sempurna, bagaimana virus ditularkan, lamanya periode inkubasi dan sejauh mana orang tanpa gejala dapat menyebarkan penyakit.
Nah berikut ini hasil-hasil temuan para ilmuwan:
1. Masa Inkubasi Coronavirus
Komisi kesehatan China mengatakan masa inkubasi coronavirus baru umumnya antara tiga dan tujuh hari, dengan periode terlama adalah 14 hari. Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus sebelum gejala muncul.
Itulah alasan karantina selama dua minggu menjadi langkah pencegahan yang penting, dan tidak sekadar menyaring perubahan suhu orang di bandara-bandara. Karena bisa jadi mereka sudah terjangkit namum belum mengalami demam dan gejala lainnya.
2. Tingkat Penularan
"Untuk tingkat penularan, masalah yang tersulit adalah virus corona baru ini bisa ditularkan tanpa gejala sehingga membuat penyakit lebih sulit untuk dikendalikan," kata Christl A. Donnelly, seorang profesor di Universitas Oxford dan Imperial College London.
Ini menjadi dasar banyak negara melarang warganya pergi ke Cina, dan melarang warga Cina masuk ke negara lain. Hal ini karena sampai saat ini tidak jelas seberapa mudah virus ini menyebar di antara orang-orang. Dikatakan pula bahwa virus bisa menyebar dari pasien yang terinfeksi tanpa gejala dalam jarak dekat sehingga sebaiknya kita jaga jarak minimal 6 kaki (180 cm).
Profesor di Universitas Hong Kong menggunakan metode probabilitas matematika dan menerbitkan penelitian di Lancet pada hari Jumat (31//1). Ia memperkirakan kasus sebenarnya di Wuhan mencapai 75.815 sampai 25 Januari. Saat itu jumlah resmi korban baru ratusan.
3. Hanya 1 dari 20 orang terinfeksi yang terdiagnosis
Jonathan M. Read, penulis utama studi dari Universitas Lancaster Inggris menduga, hanya 1 dari 20 orang yang terinfeksi yang benar-benar didiagnosis di Wuhan. Virus corona baru ini, lebih menular daripada flu musiman.
4. Satu orang akan menularkan pada 2-3 orang lainnya
Beberapa penelitian terbaru yang diterbitkan oleh para ilmuwan juga memperkirakan bahwa setiap orang yang terinfeksi, rata-rata akan menginfeksi dua hingga tiga orang lainnya. Para ahli epidemiologi menyebut itu sebagai angka reproduksi.
Angka reproduksi lebih dari 2 menunjukkan suatu epidemi akan berkembang dengan cepat, sementara di bawah 1 menunjukkan potensi epidemi berkurang. Dengan nilai reproduksi rata-rata 2,2, kata Christian L. Althaus, seorang ahli epidemiologi di University of Bern di Swiss, maka ada potensi ancaman pandemi global virus baru ini jika jumlah reproduksi ini tidak dapat dikurangi.
6. Wabah akan memuncak atau mereda pada 8 Februari
Berdasarkan angka reproduksi itu, pejabat Cina mengatakan wabah itu bisa memuncak atau bahkan mulai mereda pada 8 Februari. Namun ahli lainnya dari luar Cina menyatakan wabah itu belum akan memuncak selama beberapa minggu ke depan.
Mereka mencatat bahwa nomor reproduksi tidak selalu memprediksi tingkat keparahan wabah, karena banyak faktor lain ikut berperan. Campak, misalnya, memiliki angka reproduksi 12 hingga 18, tetapi tidak menyebar secepat itu karena ada vaksin yang banyak digunakan.
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk virus corona baru, sehingga otoritas Cina mengandalkan langkah-langkah intervensi fisik, termasuk mengisolasi seluruh kota dan karantina paksa.
Studi terbaru menunjukkan bahwa langkah-langkah kontrol yang ketat memang diperlukan tidak hanya di Cina, tetapi di beberapa negara lain, untuk mengurangi wabah.
Referensi:
Wall Strees Journals. Experts race to figure out how contagious the Wuhan virus is.
BBC Indonesia. Evakuasi WNI dari Wuhan.
-
# Flu
-
# Coronavirus