Ana Yuliastanti
09 Agustus 2023
shutterstock

Bersiap, Program Nasional Imunisasi HPV Dimulai Agustus 2023 Ini!

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang menjadi ancaman serius pada perempuan. Di Indonesia, kanker serviks termasuk penyebab kematian akibat kanker pada wanita yang menempati urutan pertama, kadang bergantian dengan kanker payudara. Kematian yang tinggi karena kanker serviks kebanyakan ditemukan di stadium lanjut di mana peluang kesembuhannya rendah.

 

Kabar positifnya, kanker serviks adalah kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi dengan vaksin HPV. Seperti kita tahu, penyebab utama kanker serviks adalah Human Papiloma virus (HPV virus) yang kemudian diambil DNA-nya untuk menjadi “bahan” pembuatan vaksin HPV, sebagai langkah awal pencegahan kanker serviks.

 

Vaksin HPV penting, mengingat dari data Globocan 2020, menunjukkan terdapat 36.633 kasus baru kanker serviks dengan kematian diperkirakan sebanyak 21.003 orang per tahun di Indoneisa. Artinya, terdapat 100 kasus baru dan 57 wanita meninggal akibat kanker leher rahim setiap hari.

 

Program Nasional Vaksin HPV

Sebagai upaya untuk menekan laju kasus kanker serviks, pemerintah Indonesia sebenarnya sudah memulai pelaksanaan program introduksi imunisasi HPV sejak tahun 2016, meskipun saat itu belum secara nasional. Baru sejak Agustus 2023, dilakukan perluasan cakupan imunisasi HPV secara nasional melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

 

Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1930/2022 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine Tahun 2022-2023, sebagai dasar program nasional vaksin HPV.

 

Dalam rangka sosialasi program, Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan PB IDI serta organisasi profesi lintas sektoral mengadakan HPV Vaccine Confidence Workshop 2023 bagi tenaga kesehatan. Tenag akesehatan yang terdiri dari dokter umum, dokter anak, bidan dan perawat, adalah garda terdepan dalam melaksanakan program imunisasi HPV.

 

Menurut ketua ITAGI, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), petugas kesehatan perlu mendapatkan update terbaru tentang epidemiologi, beban penyakit HPV, manfaat pemberian imunisasi HPV, aspek keamanan vaksin HPV, teknik edukasi dan komunikasi yang efektif terkait imunisasi HPV, serta cara antisipasi hoaks diharapkan workshop ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ilmu bagi tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan program imunisasi nasional HPV.

 

Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Prima Yosephine, MKM, mengatakan, Saat ini, beban kanker serviks di Indonesia sangat besar dan program imunisasi nasional HPV dapat membuat pencegahan kanker serviks menjadi lebih efektif. “Peran tenaga kesehatan dalam kesuksesan Program Imunisasi Nasional HPV merupakan bagian yang penting,” jelasnya.

 

Dari jadwal imunisasi IDAI 2034 dicantumkan, imunisasi HPV diberikan pada siswi sekolah dasar, mulai usia 9-14 tahun sebanyak dua dosis, dan booster satu dosis di usia 15-18 tahun. Pada program BIAS, imunisasi HPV diberikan pada siswi kelas lima dan enam mulai tahun 2023 secara nasional. 

 

Pada tahun 2022 capaian vaksinasi HPV pada anak sekolah dasar kelas lima dan enam belum optimal. Dari target 90 persen, wilayah yang berhasil mencapai target adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Sementara daerah dengan capaian di bawah target, yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.

 

Kerja keras dari berbagai pihak dibutuhkan untuk memastikan capaian imunisasi dapat sesuai dengan target yang ditetapkan. Cakupan vaksinasi HPV pada anak sekolah dasar ditargetkan mencapai 90 persen, sedangkan cakupan imunisasi lengkap untuk bayi usia 0-11 bulan ditargetkan bisa mencapai 100 persen pada 2023.

 

Referensi:

 

 

 

 

  • # Vaksin
  • # HPV
  • # TBN Parents Life