Ella Nurlaila
30 Mei 2024
shutterstock

KB untuk Pria Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Alat kontrasepsi yang ditujukan untuk mencegah maupun menunda kehamilan, tidak hanya urusan wanita. Kaum pria juga punya andil dalam urusan memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan. Jenis KB untuk pria banyak tersedia, dengan harga terjangkau pula. 


Nah, buat pasangan yang saat ini sedang bingung memilih jenis KB untuk pria yang akan digunakan, ada baiknya menyimak penjelasan tentang KB untuk pria berikut ini.  


Jenis KB untuk Pria yang Perlu Diketahui

Ada berbagai alasan ketika KB untuk pria jadi pilihan alat kontrasepsi, salah satunya pihak wanita tidak memungkinkan untuk menggunakan kontrasepsi karena faktor medis. Jadi dalam hal ini, ketika wanita tidak bisa ber-KB, maka pria lah yang harus menggunakan alat kontrasepsinya. 


Berikut ini jenis KB untuk pria lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing : 


1. Kondom 

Efektifitas kondom bisa mencapai 98% dalam mencegah kehamilan dengan cara menghalangi sperma sampai ke sel telur untuk dibuahi. Manfaat lain di luar mencegah kehamilan, kondom juga sangat efektif dalam melindungi diri akan risiko infeksi menular seksual (IMS) seperti herpes dan klamidia. Manfaat ini tidak ada di jenis KB untuk pria lainnya bahkan KB wanita sekalipun.  


Sementara itu kekurangan kondom pada sebagian pria dianggap sedikit merepotkan karena harus memasangnya di tengah hubungan seksual. Selain itu dianggap mengurangi kenikmatan. 


2. Vasektomi 

Jenis KB untuk pria yang satu ini dikenal dengan “strerilisasi pria” di mana seorang ahli bedah memotong atau menutup saluran yang dilewati sperma untuk mencapai testis. Pilihan KB untuk pria ini tergolong paling efektif. Setelah vasektomi, dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan agar air mani bebas sperma. 


Manfaat vasektomi dalam mencegah kehamilan merupakan cara yang lebih mudah dan lebih sederhana, juga lebih efektif dibanding sterilisasi wanita. Tidak mengubah sensasi seks atau ejakulasi. Kekurangannya hanya satu, bersifat permanen. Seorang pria tidak akan bisa punya keturunan setelah vasektomi dilakukan. Memang ada peluang untuk membatalkan vasektomi dengan operasi lain, tetapi “pembalikan” ini tidak selalu berhasil. 


Selain itu kekurangan vasektomi adalah tetap harus menggunakan kondom untuk melindungi diri dari risiko terkena IMS. Seperti halnya operasi apa pun, kecil kemungkinan terjadi pembengkakan, pendarahan, infeksi, dan komplikasi lainnya. 


3. Withdrawal 

Metode ini dalam bahasa latin disebut “coitus interruptus” atau menarik keluar. Penarikan merupakan salah satu bentuk pengendalian kehamilan tertua dan paling sederhana, tanpa biaya apa pun dan tanpa efek samping.

 

Namun di balik manfaatnya tersebut, kekurangan teknik withdrawal ini salah satu KB untuk pria yang efektivitasnya paling rendah. Metode ini hanya akan berhasil jika dilakukan dengan benar. Itu artinya harus segera menarik penis keluar dari vagina sebelum spermanya keluar di dalam vagina. Jadi kuncinya harus tepat dan cepat. Hal yang pastinya sulit dilakukan bagi pasangan muda dan jarang berhubungan seks. 


Itu sebabnya efektivitas metode KB untuk pria yang satu ini hanya berhasil sekitar 78% saja. Jadi 22 dari 100 pasangan yang mengandalkan jenis KB untuk pria ini akan hamil di luar yang direncanakan. Dan ingat, metode ini lagi-lagi tidak melindungi diri dari risiko IMS. 


Pilihan Terbatas KB untuk Pria 

Kendati dunia kedokteran dan teknologi kesehatan semakin maju, namun hal itu tidak berbanding lurus dengan inovasi alat kontrasepsi untuk kaum Adam. Pilihan metode KB untuk pria sampai saat ini masih terbatas pada kondom dan vasektomi. 


Berbeda dengan jenis pilihan KB untuk wanita yang relatif beragam, dengan inovasi yang terus berkembang, pilihan KB untuk pria relatif stagnan. Karena memang sepertinya sudah tidak ada ruang untuk berinovasi lebih lanjut. 


Pernah ada peneitian mengenai bentuk kontrasepsi hormonal untuk pria, termasuk pil harian seperti halnya pil KB wanita. Namun, sampai saat ini tidak ada pil KB pria yang tersedia. Ada beberapa alasan mengapa demikian, seperti yang disampaikan oleh Logan Nickels, PhD, Direktur Penelitian di Male Contraceptive Initiative, “Studi mengenai pil KB pria dimulai beberapa dekade lalu, namun terdapat banyak kendala. Penelitian harus memecahkan pertanyaan seperti bagaimana menentukan tingkat produksi sperma yang menyebabkan kemandulan, jika tidak turun ke angka nol,” paparnya. 


Selain problem dari sisi ilmiah, permasalah praktis telah menghambat inovasi dan produksi dalam penelitian tersebut.


Jadi, sampai saat ini pilihan jenis KB untuk pria hanya sebatas pada kondom dan vasektomi, juga cara alamiah yaitu withdrawal. Kendati demikian, bukan alasan bagi kaum pria untuk abai. Seterbatas apa pun pilihan KB untuk pria, ia tetap punya tanggung jawab moral untuk menunda kehamilan, juga yang tidak kalah pentingnya adalah upaya melindungi diri dari risiko IMS, baik untuk diri sendiri maupun pasangan. 




Referensi : 

  • # Kontrasepsi
  • # Kondom
  • # Kesehatan Pria
  • # Fertilitas
  • # TBN Parents Life
  • # TBN 3 Tahun