Mums, Ini Masalah Psikologis yang Dihadapi Single Parent
Ada banyak peran ganda yang harus Mums lakukan sebagai orang tua tunggal atau single parent dalam menghadapi berbagai situasi, termasuk dalam urusan rumah tangga. Lalu bagaimana cara menghadapi masalah psikologis dalam rumah tangga bagi seorang single parent?
Menghadapi masalah psikologis dalam rumah tangga saat status Mums berubah menjadi single parent tentu tidak mudah. Ada begitu banyak persepsi sosial yang berkembang dalam lingkungan masyarakat mengenai single parent. Namun ketahuilah Mums, sebagai single parent, Mums dapat membuktikan bahwa Mums dapat mengurus semuanya sendiri. Bahkan merasa bangga saat bisa membesarkan anak 'sendirian' hingga sukses menjadi sosok yang hebat.
Membesarkan anak dalam rumah tangga yang memiliki orang tua lengkap memang sulit, namun membesarkan anak dalam keluarga yang dipimpin seorang single parent tentu merupakan hal yang sangat berbeda dan istimewa. Peran ini kini telah umum dijalankan oleh banyak perempuan, baik muda maupun paruh baya. Namun apakah Mums tahu, hingga saat ini single parent masih terus dihadapkan pada standar, ekspektasi serta tekanan yang berbeda.
Mums yang berstatus single parent tentu mengerti bahwa ada standar ganda yang harus Mums jalani dalam hidup. Satu sisi, Mums harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun di sisi lain, Mums juga harus memperhatikan tumbuh kembang anak. Tidak jarang, kondisi ini membuat masalah psikologis dalam rumah tangga pun muncul, dan ini tentu tidak berdampak baik pada anak-anak Mums.
Berikut masalah psikologis dalam rumah tangga yang kerap dihadapi single parent
1. Ekspektasi tinggi terkait kebutuhan anak
Mums, mengasuh anak secara intensif adalah asumsi mendasar bahwa sebenarnya anak sangat memerlukan pengasuhan yang konsisten oleh satu pengasuh utamanya, dan sosok Mums merupakan orang terbaik yang dapat melakukan tugas tersebut. Selain itu, mengasuh anak secara intensif menunjukkan definisi ibu yang 'baik', ibu yang mencurahkan seluruh waktu, energi dan perhatian kepada anak-anaknya.
Namun ekspektasi yang tinggi dari lingkungan terhadap tugas Mums sebagai ibu terkadang membuat Mums yang berstatus single parent merasa dihakimi lebih keras saat apa yang dilakukan gagal. Misalnya, ketika terlambat dalam menjemput anak di penitipan anak atau anak jatuh saat sedang bermain. Beban psikologis dalam rumah tangga ini bisa saja membuat Mums semakin sulit dalam menjalankan fungsi sebagai single parent karena merasa terbebani stigma lingkungan.
2. Ekspektasi tinggi untuk lakukan semuanya sendirian
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai single parent, Mums bisa saja menghadapi tekanan dan ekspektasi yang tinggi setiap hari. Bahkan tidak jarang, diantara Mums ada yang merasa malu saat menyadari bahwa kemampuan Mums tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan semua orang. Mums, banyak single parent yang merasa bahwa mereka harus bisa melakukan semuanya sendirian. Padahal tidak ada support system untuk mereka.
Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu seorang single parent memiliki masalah psikologis dalam rumah tangga. Terlebih jika mereka merupakan wanita pekerja, tingkat stres pun akan mengalami peningkatan.
3. Tekanan untuk tampil sebagai ibu yang sempurna
Ada sebagian Mums yang merasa 'statusnya' terus menerus dihakimi. Mulai dari saat menjaga anak di rumah, hingga menghadiri pertemuan orang tua di sekolah. Mums terus mendapatkan tekanan untuk tampil sebagai ibu yang sempurna. Pada fase ini, beban psikologis tentu akan muncul dan mungkin saja Mums merasa menjadi orang yang sangat berantakan karena mencoba menjalani hidup sendirian.
Misalnya, saat berada di sebuah acara sekolah dan Mums datang terlambat, salah satu orang tua siswa berkata 'Wow, lihat siapa yang telat'. Ini tentu akan memunculkan perasaan tidak nyaman saat berada di sekolah maupun kembali ke rumah.
4. Stress membagi waktu bekerja, mengurus anak dan hal lainnya
Beberapa single parent merasa bahwa lingkungan sekitar hanya menunggu Mums mengalami kegagalan. Mereka tidak tahu bahwa sebagai single parent, Mums telah memprioritaskan waktu untuk bekerja sekaligus mengurus kebutuhan anak serta rumah tangga. Karena hanya Mums 'satu-satunya' orang yang bisa menanganinya.
Saat ada begitu banyak kegiatan yang diikuti kaum ibu pada umumnya, Mums hanya dapat memilih salah satu karena harus mengerjakan hal lainnya. Ini terkadang menimbulkan perasaan tidak nyaman karena mungkin saja Mums dibicarakan para ibu dalam kegiatan tersebut. Namun percayalah Mums, masalah psikologis dalam rumah tangga ini akan membuat Mums lebih tangguh dalam menghadapi tantangan apapun sebagai single parent.
Lalu bagaimana cara memberikan dukungan bagi single parent yang memiliki masalah psikologis dalam rumah tangga?
- Pahami perbedaan single parent dan orang tua lengkap
Mums, memahami perbedaan antara single parent dengan orang tua yang lengkap bisa menjadi salah satu cara lingkungan dalam membantu memberikan dukungan yang lebih baik kepada semua single parent. Perlu diketahui, Mums yang berstatus sebagai single parent memiliki risiko kematian lebih besar, kesehatan fisik dan mental yang lebih buruk, tingkat tekanan psikologis yang lebih tinggi serta status sosial-ekonomi yang lebih rendah.
Sehingga support system sangat diperlukan untuk menjaga kondisi psikologis Mums dalam menjalankan peran sebagai single parent.
- Pertimbangkan tantangan yang dihadapi single parent
Cara lainnya dalam mendukung single parent menghadapi masalah psikologis dalam rumah tangga dan lingkungan adalah dengan mempertimbangkan tantangan yang mereka hadapi. Lingkungan diharapkan dapat lebih memahami bagaimana rasanya menjadi single parent. Hal ini seperti Mums sedang mengerjakan suatu pekerjaan, namun rekan kerja tiba-tiba berhenti atau dipecat, dan kini Mums harus melakukan dua pekerjaan sekaligus dengan jumlah gaji yang sama dalam jumlah waktu yang sama.
Banyak Mums yang berstatus single parent merasa bahwa setiap harinya, mereka seolah menjalani hidup dengan membawa beban berat, namun tetap dituntut untuk melakukan pula apa yang dikerjakan orang lain. Namun ketahuilah Mums, di luar masalah psikologis dalam rumah tangga yang membebani hidup, Mums merupakan seorang ibu sekaligus ayah yang sempurna bagi anak-anak Mums.
Perlu diingat ya Mums, meski single parent sering mengalami masalah psikologis dalam rumah tangga, ada banyak hal positif yang dapat Mums rasakan dalam perjalanan hidup Mums sebagai seorang ibu tunggal. Mulai dari menjadi teman bermain bola bagi anak sekaligus pemandu sorak di sela-sela aktivitasnya, menjadi koki makanan favoritnya, menjadi supir pribadinya dengan mengantarnya ke manapun ia mau, menjadi guru di rumah untuk mengajarkannya tentang pelajaran di sekolah serta pelajaran kehidupan, bahkan mendengarkan cerita serunya setiap hari setelah beraktivitas.
Nah, inilah beban tanggung jawab yang harus dipikul Mums yang berstatus single parent namun menyenangkan untuk dilakukan.
Referensi :
-
# Tips
-
# Ibu
-
# ibu rumah tangga
-
# Ibu Bekerja
-
# Keluarga