Cycle-Breaking, Putus Pola Asuh Toksik dan Pilih yang Lebih Adaptif
Dalam memilih bentuk pola asuh, terkadang orang tua melihat dari pola asuh dulu yang diterapkan orang tuanya terhadap dirinya. Pola asuh zaman dulu tidak sedikit yang bersifat toxic sehingga mesti diputus dan tidak diterapkan dalam membesarkan anak-anak masa kini. Inilah yang dikenal dengan pola asuh Cycle-Breaking, memutus pola asuh lama yang toxic dengan pola asuh baru yang lebih adaptif.
Pola asuh Cycle-Breaking sendiri mulai banyak diterapkan keluarga muda. Karena sebagian orang tua menyadari memutus siklus untuk menghindari perilaku dan gaya pengasuhan yang dulu mereka alami sebagai anak agar tidak terulang di genarasi berikutnya.
Cycle-Breaking Memutus Pola Asuh Toxic
Orang tua yang berkomitmen untuk memutus siklus atau menerapkan pola asuh Cycle_Breaking tentu saja punya tujuan dan harapan tersendiri. berusaha mengaakhiri pola asuh yang toxic dalam keluarganya.
Ketika bicara tentang pola asuh Cycle-Breaking, artinya bicara tentang orang-orang yang berani melihat pola asuh dalam keluarganya dulu dianggap tidak sehat dan tidak relevan dengan kondisi saat ini. Itu sebabnya mesti diputus atau diubah pola asuh tersebut menjadi lebih baik dan lebih adaptif dengan kondisi saat ini.
Pola asuh toxic bisa berupa kekerasan dalam rumah tangga, baik secara verbal, maupun fisik, dan bentuk pelecehan lainnya, yang dulu dianggap sebagai hal biasa.
Contoh Nyata Cycle-Breaking
Dalam praktiknya, Cycle-Breaking berarti membuat keputusan besar dalam pola asuh yang akan diterapkan dalam keluarga. Sebuah pola asuh yang baru atau kekinian yang lebih cocok dan banyak manfaatnya. Berbeda dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terdahulu dalam membesarkan anak-anaknya.
Berikut ini contoh nyata pola asuh Cyccel-Breaking yang kini banyak dipilih oleh orang tua :
1. Tidak menggunakan hukuman fisik seperti memukul atau mencubit anaknya ketika melakukan kesalahan.
2. Membuka percakapan jujur, terbuka, dan tanpa penghakiman tentang seksualitas, pubertas, atau menstruasi. Yang dulu hal ini dianggap tabu sehingga tidak boleh dilakukan.
3. Mengizinkan anak menyuarakan pendapat, termasuk dalam memilih agama yang dingin diyakini anak, tanpa paksaan orang tua.
4. Memberikan kebebasan anak dalam memilih pilihan profesi atau cita-cita yang diinginkan.
Inti pola asuh Cycle-Breaking ini adalah memutus atau berhenti mengulang pola asuh yang dulu terasa menyakitkan, tidak adil, ada unsur kekerasan. Tujuannya agar luka emosional itu tidak diteruskan atau diwariskan ke generasi berikutnya.
Proses pola asuh Cycle-Breaking ini dimulai dengan menyadari pola asuh yang ada bahkan jika itu sudah diwariskan lintas generasi.
Penerapan pola asuh Cycle-Breaking ini memang tidak mudah. Bukan proses yang sederhana. Tidak cukup sekadar tidak melakukan apa yang dilakukan orang tua dulu. Disarankan orang tua untuk tidak otomatis melakukan kebalikan dari apa yang dilakukan orang tuanya dulu. Itu belum tentu menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Langkah Menerapkan Pola Asuh Cycle-Breaking
Menerapkan pola asuh Cycle-Breaking memang tidak sesederhana yang dipikirkan. Agar langkah ini bisa lebih mudah, berikut ini cara menerapkan pola asuh Cycle-Breaking menurut saran dari ahli parenting :
1. Ajukan 3 pertanyaan
Setidaknya ada 3 pertanyaan penting yang perlu dijawab oleh orang tua sebelum menerapkan pola asuh Cycle-Breaking, yaitu: Apa filosofi pengasuhan yang diterapkan orang tuamu dulu? Bagaimana pengaruhnya terhadap dirimu? Apakah filosofi itu masih sejalan dengan nilai-nilai hidupmu saat ini?
2. Kenali perilaku menyakitkan di masa kecil
Alih-alih memberi label seperti toxic atau buruk, cobalah identifikasi perilaku atau nilai spesifik dari masa kecil yang tidak ingin diteruskan pada generasi berikut. Dengan memahami prinsip ini, Mums bisa mulai membangun gaya pengasuhan yang sesuai dengan nilai dan prinsip yang dianut.
3. Minta bantuan professional
Proses refleksi mendalam kadang dapat memunculkan kenangan lama atau emosi yang belum terselesaikan. Terutama jika terkait trauma atau kekerasan. Karenanya sangat disarankan untuk menjalaninya dengan dukungan terapi atau professional di bidangnya.
Mums, menerapkan pola asuh Cycle-Breaking memang tidak mudah. Memutus siklus pengasuhan toxic bukan tentang menyalahkan masa lalu, melainkan membangun masa depan yang lebih sehat dan penuh kesadaran. Dengan refleksi, nilai yang jelas dan keberanian untuk berubah, setiap orang tua bisa menjadi Cycle-Breaker, si Pengubah arah sejarah keluarga menjadi lebih baik.
Untuk Mums yang ingin berkonsultasi seputar pola asuh, Mums bisa melakukannya secara online di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan berbagai artikel menarik lainnya di sini.
Referensi :
-
# Keluarga
-
# Pola Asuh