GueSehat
24 Oktober 2018
instagram.com/awkarin

Melalui YouTube-nya, Awkarin Ungkap Pentingnya Edukasi Kesehatan Mental Sejak Dini

Geng Sehat yang mengaku sebagai anak milenial pasti sudah sangat akrab dong dengan nama Karin Novilda atau yang lebih sering dipanggil Awkarin. Yup, segala hal dari influencer yang wajahnya banyak menghiasi media sosial seperti Instagram dan YouTube ini, memang selalu menyita perhatian publik.

 

Baca juga: 6 Hal Sederhana untuk Menjaga Kesehatan Mental

 

Bercerita kisah masa lalunya yang sempat alami mental disorder

Belum lama ini melalui akun Instagram-nya, Awkarin sempat menggemparkan publik dengan kabar bahwa ia akan 'pensiun' dari dunia Instagram. Berita ini tentu membuat banyak orang bertanya-tanya. Bahkan, tak sedikit pula spekulasi-spekulasi yang beredar di kalangan masyarakat, mulai dari hanya sekadar mencari sensasi hingga kemungkinan kalau ia ingin rehat dari kehidupan media sosial.

 

Namun tak lama setelah kabar 'pensiun' tersebut beredar, Awkarin muncul kembali di Instagram-nya pada Senin, 22 Oktober 2018. Ia mengunggah beberapa foto dan video. Di hari yang sama, melalui sebuah video berdurasi 44 menit yang diunggahnya ke YouTube, Awkarin juga mengutarakan beberapa hal, mulai dari latar belakang keluarga hingga kehidupan pribadinya.

 

Saat mengungkapkan kehidupan pribadinya, Awkarin banyak menceritakan pengalaman masa lalunya yang ternyata sempat mengalami mental disorder. Hal yang tak pernah diketahui oleh banyak orang tentunya. “Dulu banget, aku pernah mengalami mental depression. Long before this Instagram thing,” ujarnya dalam video tersebut.

 

Saat SMA, rumah sakit menjadi tempat yang 'akrab' bagi seorang Awkarin. Pasalnya, di usia yang masih remaja tersebut, ia acap kali melakukan percobaan bunuh diri akibat depresi yang dialaminya. Ketidakterbukaan dirinya kepada keluarga dan orang terdekat ketika itu membuat Awkarin akhirnya harus berjuang melawan depresi seorang diri selama 2 tahun.

 

Menurut Awkarin, dirinya mungkin bisa saja lebih cepat pulih dari kondisi depresi jika telah mendapat pengetahuan yang lebih banyak mengenai mental disorder. Namun, sayangnya pengetahuan yang minim membuat kondisi tersebut sulit dideteksi dan terlambat memperoleh penanganan.

 

 

Tips membantu remaja melewati kondisi mental disorder 

Awkarin mungkin hanya salah satu dari banyaknya remaja yang pernah mengalami kondisi mental disorder. Berdasarkan data yang diperoleh dari National Institute of Mental Health, sekitar 20% remaja berusia 13-18 tahun pernah mengalami masalah mental serius.

 

Kurangnya pengetahuan akan kesehatan mental sering kali membuat orang sulit untuk mendeteksi atau menangani permasalahan yang dialami. Bahkan, stigma-stigma negatif yang beredar mengenai mental disorder juga kerap membuat para pengidapnya justru semakin terpuruk.

 

Nah, untuk mencegah kondisi remaja pengidap mental disorder semakin memburuk, orang tua tentu harus memahami cara penanganan yang tepat. Dilansir dari situs Columbus Recovery Center, berikut ada beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak remajanya melewati kondisi mental disorder yang dialaminya.

  1. Ketahui tanda-tandanya

Meski sulit untuk mengetahuinya, biasanya seseorang yang mengalami mental disorder akan menunjukkan tanda-tanda tertentu, baik secara verbal ataupun nonverbal. The National Institute of Mental Health mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa menunjukkan seorang remaja mengalami mental disorder, di antaranya gangguan kebiasaan makan, tidur yang berlebihan atau terlihat selalu kelelahan, perubahan suasana hati yang ekstrem, maupun sering menggunakan perban atau pakaian tertutup untuk menutupi bekas-bekas luka akibat menyakiti diri sendiri.

  • Memperbanyak pengetahuan mengenai kesehatan mental

  • Mengedukasi diri sendiri mengenai kesehatan mental bisa sangat membantu, ketika harus berhadapan dengan seseorang yang mengalami masalah psikologis. Apabila mengetahui hal-hal mengenai mental disorder yang dialami sang Anak, maka orang tua bisa lebih mudah membantu anak melewati masa-masa sulitnya.

  • Bicarakan secara terbuka

  • Hal terburuk saat menghadapi remaja yang mengalami mental disorder adalah berpura-pura tidak tahu atau mengabaikannya. Dengan berbicara secara terbuka mengenai mental disorder, anak tidak akan merasa sendirian saat menghadapi masalah mental disorder yang dialaminya.

    Selain terbuka dengan kondisi yang dialami oleh anak, pastikan juga orang tua selalu memberi dukungan, terutama ketika anak sedang melewati masa sulitnya. Hindari bersikap judgemental atau menyalahkan, karena ini hanya akan membuatnya merasa semakin terpuruk. Sebaliknya, bersikaplah sabar dan bantu ia memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

  • Konsultasikan kepada ahli

  • Adanya stigma bahwa seseorang yang ditangani oleh psikolog atau psikiater adalah 'orang sakit jiwa', sering membuat orang tua tidak mau mengajak anak remajanya berkonsultasi. Padahal, kondisi mental disorder bukanlah hal sepele yang bisa didiamkan begitu saja. Orang tua memerlukan bantuan tenaga ahli untuk menangani kondisi sang Anak. Jangan sampai hanya karena malu untuk mengonsultasikannya, kondisi mental disorder yang dialami anak menjadi semakin buruk.

     

    Pengakuan Awkarin dalam videonya mengenai mental disorder mungkin bisa menjadi salah satu pengingat bahwa kesehatan mental juga penting untuk diperhatikan. Edukasi sejak dini mengenai kesehatan mental sangat diperlukan, untuk membantu anak, terutama remaja, tidak terjebak dalam kondisi mental disorder yang serius. Jangan malu berbagi cerita kepada orang terdekat ataupun berkonsultasi kepada ahli, jika merasa ada permasalahan psikologis yang mengganggu. (BAG/AS)

     

     

    • # Anak
    • # Kesehatan Mental
    • # Psikologis
    • # Selebritas