GueSehat
11 Januari 2019
pexels

Libatkan Pasangan Agar Diabetes Lebih Terkontrol

 

Ketika pasangan ikut aktif terlibat dalam pengelolaan diabetes, ternyata hasilnya jauh lebih baik. Hal itu sudah banyak dibuktikan melalui penelitian. Terdiagnosis diabetes tentu tidak mudah. Hari-hari ke depan adalah perjuangan seumur hidup mengontrol gula darahnya agar tetap normal dengan mengubah gaya hidup, mengecek gula darah, dan minum obat teratur. 

 

Bayangkan jika mereka harus melaluinya sendirian. Tentu perasaan tertekan dan merasa sendiri akan membuat pasien diabetes rentan mengalami depresi. Berangkat dari fakta tersebut, sekelompok peneliti dari SUNY Upstate Medical University in Syracuse, New York, belum lama ini mengadakan survei melalui telepon, pada beberapa responden pasien diabetes.

 

Baca juga: Penderita Diabetes Sangat Butuh Dukungan Keluarga, Lho!

 

Mereka antara lain ditanya, apakah pasangannya ikut terlibat aktif dalam mengelola diabetes yang mereka miliki. Hasilnya, dibandingkan yang menjalani semuanya sendiri, penderita diabetes yang didukung penuh pasangannya lebih terbebas dari stres. Laporan penelitian ini dimuat dalam Diabetic Medicine.

 

Dukungan sosial dari keluarga maupun orang terdekat, juga meningkatkan hasil pengobatan jangka panjang pasien diabetes. Tak hanya diabetes yang membaik, parameter kesehatan lainnya seperti tekanan darah juga turun rata-rata 73,97 mmHg setelah partisipan ini diikuti selama 12 bulan.

 

Baca juga: Jika Pasangan Alami Gangguan Kecemasan, Begini Cara Berikan Dukungan!

 

 

Bentuk Dukungan Pasangan untuk Penderita Diabetes

Dilansir dari MedPage Today, menurut peneliti saat pasangan ikut terlibat dalam pengendalian diabetes istri maupun suaminya, sebenarnya hasilnya ibarat dua sisi mata uang. Pasangan yang sangat ketat mengontrol ibaratnya menjadi “polisi diabetes” sehingga justru membuat hubungan suami istri menjadi lebih buruk. Namun hasil penelitian ini membuktikan sebaliknya, bahwa dukungan pasangan ternyata membawa hasil yang baik.

 

Lantas bagaimana sih bentuk dukungan yang diharapkan pasien diabetes dari pasangannya agar tidak menjadi "polisi diabetes"?

 

1. Memastikan gula darahnya terkontrol

Pasien diabetes biasanya malas menjalani diet khusus, atau melakukan cek gula darah rutin sebelum dan sesudah makan atau menjelang tidur. Kehadiran pasangan dalam mengingatkan dan menemani saat-saat harus makan dan mengecek gula darah akan membuat banyak perbedaan.

 

2. Menemani cek ke dokter

Penderita diabetes diharuskan cek HbA1c dan tes-tes kesehatan lain untuk melihat ada tidaknya komplikasi, minimal 3 bulan sekali. Mereka tentu butuh dukungan dari orang terdekat. Minimal dengan mengingatkan saat harus cek ke dokter dan akan lebih baik menemaninya.

 

 

3. Membantu mengubah perilaku

Diabetes umumnya diawali dari berat badan berlebih yang mengarah ke obesitas. Ketika terdiagnosis diabetes, penderita diabetes diharuskan menurunkan berat badannya, dan ini membutuhkan usaha yang tidak mudah. Dukungan dari pasangan terdekat akan memudahkan penderita diabetes menjalani diet sehat dan rutin berolahraga. Siapa sih yang mau makan sehat dan olahraga sendirian?

 

Menemani penderita diabetes menjalani gaya hidup sehat tidak hanya bermanfaat bagi penderita diabetes saja, tetapi Kamu sebagai pasangannya juga ikut mendapatkan manfaatnnya. Setidaknya Kamu jadi mengikuti pola diet yang sehat dan menjadi rajin berolahraga.

 

Pesan dari peneliti di atas adalah, “Jangan takut terlibat dalam kehidupan pasangan Kamu yang memiliki diabetes. Kehadiran Kamu saja sudah merupakan dukungan tersendiri, apalagi mengikuti gaya hidup sehatnya. Hubungan dengan pasangan akan menjadi lebih kuat, dan pasien diabetes dapat mengelola penyakitnya sehingga terbebas dari komplikasi.” (AY)

 

Sumber: 

Medpage today: Emotional Benefit for Involving Partner in Diabetes Intervention

 

  • # Diabetes
  • # TD Hidup dengan Diabetes
  • # TD Inner Circle