Uliya Helmi Ali
22 Februari 2020
superiorfs

Lebih Sehat Margarin atau Butter?

Gaya hidup sehat sangat dianjurkan, khususnya berkaitan dengan makanan. Ahli dan dokter menyarankan agar setiap orang pintar memilih makanan yang lebih sehat. Nah, salah satu hal terkait makanan yang sering dipertanyakan adalah, lebih sehat margarin atau butter?

 

Sebelumnya, banyak ahli dalam dunia medis yang mengatakan bahwa butter tidak sehat karena kandungan lemak jenuh yang tidak baik. Atas dasar itu, ilmuwan makanan membuat margarin, yang terbuat dari minyak sayuran, sehingga dianggap lebih sehat.

 

Pembuatan margarin melalui proses yang disebut hidrogenasi. Proses hidrogenasi mengubah minyak sayuran dalam bentuk cairan menjadi padat di suhu ruangan. Namun, penelitian kemudian menemukan bahwa lemak trans,  yang terkandung dalam margarin dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL dan menurunkan kadar kolesterol baik HDL.

 

Maka itu, margarin dianggap salah satu makanan yang tidak sehat. Namun, kebanyakan perusahaan pembuat makanan sekarang sudah menghilangkan lemak trans buatan manusia dari suplai makanan, setelah Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan peraturan tersebut pada 2015.

 

Baca juga: Lebih Sehat Kopi atau Teh? Ini Jawabannya!

 

Perbedaan antara Margarin dan Butter

Perbedaan yang paling penting antara keduanya adalah bahan asalanya. Butter terbuat dari produk susu dan kaya akan lemak jenuh, sementara margarin terbuat dari minyak sayuran. Dulu margarin memiliki kandungan lemak trans tinggi, namun seperti yang disebutkan di atas, kebanyakan perusahaan pembuat margarin sudah mencampurkannya dalam proses pengolahan.

 

Menurut American Heart Association, lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL karena dampaknya terhadap kadar kolesterol secara keseluruhan di dalam arteri.

 

Namun, kemampuan lemak jenuh untuk meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL tidak sebanyak kemampuan lemak trans dalam meningkatkan kolesterol jahat LDL. Selain itu, lemak trans juga tidak memengaruhi kadar kolesterol baik HDL.

 

Lebih Sehat Margarin atau Butter?

Lalu, lebih sehat margarin atau butter? Sebenarnya, tidak ada pilihan yang 100 persen sehat antara margarin dan butter. Namun, Kamu bisa memilih pilihan yang lebih baik berdasarkan diet harian dan kebutuhan.

 

Kamu bisa mencari margarin yang kandungan lemak transnya paling rendah, kalau bisa sama sekali tidak ada. Cek pula bahan-bahan yang tertera di kemasan margarin yang mengandung sebagian minyak hidrogenasi.

 

Selain itu, waspadai produsen makanan yang mengklaim produknya sama sekali tidak mengandung lemak trans kalau per porsinya mengandung kurang dari 0.5 gram. Kalau margarin mengandung sebagian minyak hidrogenasi, maka pasti margarin tersebut mengandung lemak trans, meskipun di label kemasan tertera kandungannya 0 gram.

 

Ketika membeli butter, sebaiknya Kamu memilih yang di label kemasannya tertera 'grass-fed', kalau memungkinkan.Menambahkan margarin atau butter ke dalam makanan juga menambah kalori. Namun, keduanya juga bisa dijadikan sumber lemak dalam satu makanan.

 

Tubuh membutuhkan lemak untuk berfungsi dan menyerap nutrisi. Lemak juga memberikan efek mengenyangkan. Mengonsumsi makanan tanpa kandungan lemak sama sekali meningkatkan risiko Kamu akan merasa lapar lagi dalam waktu yang cepat.

 

Kekhawatiran lainnya terkait butter adalah kadar kolesterolnya. Hanya produk hewani yang mengandun kolesterol. Kebanyakan margarin hanya sedikit atau sama sekali tidak mengandung kolesterol. Sementara itu, butter bisa mengandung kolesterol dalam jumlah yang cukup banyak.

 

Untuk beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit jantung atau hiperkolesterolemia, maka harus mengontrol asupan kolesterolnya. Nah, bagi orang dengan kondisi seperti itu, maka kemungkinan lebih baik mengonsumsi margarin ketimbang butter.

 

Baca juga: Supaya Lebih Sehat, Ganti Mentega dengan Bahan-bahan Ini!

 

Apa kata Penelitian?

Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan pendapat yang berbeda-beda terkait lebih sehat margarin atau butter. Satu penelitian pada 2017 mengukur dampak asupan lemak jenuh dari keju dan butter terhadap kadar kolesterol pada 92 orang yang memiliki obesitas abdominal (kelebihan lemak di perut).

 

Baik diet harian yang tinggi keju maupun butter meningkatkan lebih banyak kolesterol jahat LDL ketimbang diet rendah lemak, tinggi karbohidrat, lemak tak jenuh ganda, dan lemak tak jenuh tunggal.

 

Namun, tidak ditemukan dampak tertentu pada inflamasi, pembuluh darah, atau kadar gula darah antar diet-diet tersebut. Penelitian lain pada 2018 membandingkan dampak tiga diet terhadap risiko penyakit jantung. Ketiga diet tersebut masing-masing mengandung minyak kelapa ekstra virgin, minyak zaitun ekstra virgin, atau butter.

 

Penelitian tersebut meminta orang dewasa yang sehat untuk menggunakan 50 gram dari salah salah satu jenis lemak tersebut setiap hari selama 4 minggu. Hasilnya, butter meningkatkan kadar kolesterol LDL lebih tinggi ketimbang minyak zaitun maupun minyak kelapa.

 

Namun, tidak ada satupun dari ketiga diet tersebut yang menyebabkan perubahan berat badan, indeks massa tubuh, lemak abdominal, gula darah puasa, ataupun tekanan darah.

 

Penelitian pada 2019 di American Journal of Clinical Nutrition membandingkan dampak minyak yang berbahan dasar margarin dan butter terhadap kadar lipid darah pada orang yang tidak ataupun mengalami obesitas.

 

Hasilnya menunjukkan bahwa kadar LDL lebih rendah pada semua partisipan yang menggunakan minyak berbahan dasar margarin ketimbang butter. 

 

Kandungan Nutrisi Butter

Satu sendok makan butter tanpa garam (14.2 gram) mengandung:

  • 102 kalori
  • 11.5 gram lemak
  • 7.17 gram lemak jenuh
  • 30.5 miligram kolesterol
  • 0 gram karbohidrat
  • 0 gram gula

Butter mengandung krim yang sudah dipasteurisasi. Ada juga butter yang ditambahkan garam. Pada negara-negara sumber makanan peternakan sapinya adalah rumput, konsumsi butter bisa menurunkan risiko penyakit jantung. 

 

Hal ini disebabkan karena produk susu dari sapi yang diberi makan rumput mengandung asam lemak omega-3 yang lebih tinggi. Sementara itu, produk susu dari sapi yang tidak diberi makan rumput memiliki kandungan nutrisi yang lebih sedikit.

 

Kandungan Nutrisi Margarin

Margarin umumnya memiliki banyak bahan di dalamnya. Perusahaan manufaktur makanan menambahkan garam dan senyawa lainnya ke dalam margarin untuk menjaga rasa dan teksturnya. Bahan-bahan yang dimaksud termasuk maltodekstrin, lesitin, serta mono atau digliserida.

 

Margarin juga bisa mengandung minyak zaitun, minyak benih lenan, dan minyak ikan. Beberapa margarin juga ditambahkan kandungan vitamin ke dalamnya. Namun, banyak pula jenis margarin yang tidak mengandung bahan pengawet dan perasa buatan.

 

Margarin Stik

Satu sendok makan margarin stik tanpa garam (14.2 gram) mengandung:

  • 102 kalori
  • 11.5 gram lemak
  • 2.16 gram lemak jenuh
  • 0 kolesterol
  • 0 karbohidrat
  • 0 gram gula

Jenis margarin ini biasanya memiliki kandungan kalori yang sedikit lebih kecil ketimbang butter, namun beberapa diantaranya juga mengandung lemak trans.

 

Margarin Ringan

Margarin ringan dalam porsi satu sendok makan mengandung:

  • 50 kalori
  • 5.42 lemak
  • 0.67 gram lemak jenuh
  • 0 gram lemak trans
  • 0 gram kolesterol
  • 0.79 gram karbohidrat
  • 0 gram gula

Margarin ringan mengandung kandungan air yang lebih tinggi, sehingga cenderung lebih rendah  kalori dan lemak. Meskipun lemak jenuhnya lebih sedikit, margarin ringan umumnya mengandung sebagian minyak hidrogenasi.

 

Jadi, Lebih Sehat Margarin atau Butter?

Perdebatan tentang lebih sehat margarin atau butter hingga saat ini masih relevan. Setiap orang memiliki respon tubuh yang berbeda-beda terhadap lemak, berdasarkan genetik, status kesehatan, dan pola nutrisi secara keseluruhan.

 

Butter bisa meningkatkan kolesterol LDL, namun beberapa penelitian tidak bisa mengonfirmasi dampaknya terhadap faktor risiko penyakit jantung atau stroke. Selain itu, ahli kesehatan juga tidak lagi menganggap margarin berbahan dasar minyak sebagai makanan tidak sehat.

 

Orang yang menjalani diet untuk menurunkan berat badan harus mengontrol asupan kalornya. Jadi, perlu lebih berhati-hati dalam memilih. Saran terbaik adalah untuk fokus dalam menjalani gaya hidup sehat. 

 

Kalau mau mengonsumsi margarin dan butter, sebaiknya jangan terlalu berlebihan. Kalaupun mau mengonsumsi butter, pilihlah yang produk susunya berasal dari sapi yang diberi makan rumput. (UH)

 

Sumber:

  • # Makanan Sehat
  • # Turun Berat Badan