Ana Yuliastanti
03 November 2025
Shutterstock

Kondisi Komorbid Seperti Diabetes dan Hipertensi Dapat Memperparah Demam Berdarah

BMKG memprediksi bahwa musim hujan 2025/2026 di Indonesia akan dimulai lebih awal pada bulan Agustus di beberapa wilayah, dengan puncaknya diperkirakan antara November dan Desember 2025, serta Januari hingga Februari 2026 di Kalimantan bagian timur. Hal ini meningkatkan risiko bahaya hidrometeorologi, termasuk banjir, tanah longsor, dan angin kencang, faktor yang dapat mempercepat perkembangbiakan nyamuk dan memperluas penularan penyakit seperti dengue..

 

Musim hujan perlu diwaspadai mengingat akan ada banyak genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk dengue. Genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

 

Semua orang berisiko terkena DBD. Setiap hari 4 orang meninggal Karena demam berdarah. Sekitar 73% kasus dengue terjadi pada golongan usia 5-44 tahun dengan proporsi kematian terbesar antara 49% terjadi pada golongan usia 5-14 tahun.

 

Dengue pada Pasien Komorbid

Penasihat Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, KAI, menegaskan bahwa infeksi dengue pada kelompok dewasa, khususnya mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbiditas), dapat menimbulkan komplikasi serius apabila tidak terdeteksi sejak dini.

 

Komorbiditas adalah kondisi medis tambahan yang hadir bersamaan dengan infeksi dengue, secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi dan kematian akibat penyakit tersebut. Sejumlah penelitian telah menyoroti hubungan antara dengue dan berbagai kondisi komorbid, yang menunjukkan bahwa pasien dengan riwayat penyakit tertentu lebih rentan terhadap dampak negatif dari infeksi virus dengue.

 

Beberapa penyakit penyerta yang dapat membuat kondisi lebih oarah jika terinfeksi dengue:

- Hipertensi 2-3 kali lipat

- Obesitas 1,5 - 2 kali lipta

- Penyakit ginjal 7 kali lipat

- Asma dan penyakit paru kronik lainnya 2-12 kali lipat

- Diabetes melitus 3-5 kali lipat.

 

“Pada diabetes kita berusaha mengendalikan kadar gula darah. Kalau gula darah terkendali, maka biasanya bisa dicegah adanya komplikasi. Terus misalnya orang dengan diabetes terkena infeksi dengue, maka menimbulkan proses radang akut yang akan meningkatkan gula darah. Untungnya kalau akut, ini akan berlangsung sebentar saja. Tapi proses peradangan itu bukan hanya gula darah yang terdampak tetapi bisa juga terjadi proses pembekuan darah lebih cepat. Pasien yang punya risiko penyakit jantung koroner itu bisa fatal,” jelas Prof. Samsuridjal dalam acara Media Briefing Urgensi dan Kepemimpinan Indonesia dalam Perjuangan Melawan Dengue” di Jakarta, 1 November 2025. Acara ini merupakan kolaborasi Kemenkes, Koalisi Bersama (Kobar) Lawan Dengue dan PT Takeda.

 

Lebih lanjut Prof. Samsuridjal Samsuridjal Lebih lanjut, infeksi dengue juga berdampak nyata terhadap produktivitas dan kualitas hidup penderita. Berdasarkan studi kasus tahun 2018–2020 terhadap 45 karyawan yang terinfeksi dengue, rata-rata mereka harus absen selama enam hari kerja. Bahkan, dua dari tiga di antaranya masih mengalami kelelahan selama beberapa minggu setelah dinyatakan sembuh. Apabila seseorang kembali terinfeksi dengue, risiko terjadinya dengue berat akan meningkat secara signifikan.

 

Biaya pengobatan demam berdarah di rumah sakit dapat berkisar antara Rp5 juta hingga Rp20 juta. Tergantung berapa lama kita menginap di rumah sakit dan berapa rate atau harga perawatan di rumah sakit tersebut dan juga faktor-faktor lainnya,” tambahnya.

 

Di tahun 2023, pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan untuk penanganan dengue mencapai Rp1,3 triliun. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya Rp 626 miliar. Data dari Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue menunjukkan, data perawatan di rumah sakit akibat dengue di tahun 2024 mencapai  1 juta dan klaim ke BPJS mencapai 2,9 triliun.

 

“Belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan demam berdarah (DBD). Pengobatan fokus pada mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi, seperti dehidrasi dan syok, dengan pemberian cairan dan penanganan medis yang tepat.”

 

 

Pentingnya Pencegahan dengan Vaksin

Banyak infeksi dengue terjadi tanpa gejala yang terlihat, sehingga penting untuk melakukan pencegahan aktif meskipun tidak ada tanda-tanda sakit pada anggota keluarga lainnya.

 

Menurut Prof. Samsuridjal, pencegahan dan deteksi dini merupakan langkah krusial untuk mencegah kondisi darurat medis. Ia juga menekankan pentingnya memperluas cakupan imunisasi sebagai bagian dari strategi pencegahan yang komprehensif.

 

Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI telah merekomendasikan vaksin dengue ke dalam jadwal imunisasi dewasa untuk bisa melindungi orang dewasa dan lanjut usia. Pencegahan dengue adalah tanggung jawab bersama lintas kelompok usia, dan hanya dapat dicapai melalui kesadaran kolektif serta aksi yang terkoordinasi.”

 

Vaksin demam berdarah dapat mencegah penyakit dengue dan mengurangi risiko keparahan. Seseorang bisa terinfeksi virus demam berdarah hingga beberapa kali. Infeksi berikutnya dapat meningkatkan resiko demam berdarah berat.

 

 

Perlu Penanganan Lebih Gencar dan Masif

dr. Asik Surya, MPM, Ketua Harian Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue. menjelaskan, sebenatnya pencegahan dengue sudah dilakukan oleh masyarakat namun belum terorganisasi menjadi gerakan yang masif dan berkelanjutan. Jasi masih sporadis.

 

“Misalnya untuk penanganan jentik nyamum Aedes aegyti, masih dilakukan sporadis. Coba misalnya, dibuat suatu program inspeksi jentik setiap Sabtu jam 7 pagi di seluruh kabupatenbukan hanya di satu RT atau satu kelurahan. Pasti hasilnya berbeda. Apalagi jika ditambah program lain seperti vaksin, maka hasilnya akan luar biasa,” jelasnya.

 

Derek Wallace, President Global Vaccine Business Unit, Takeda Pharmaceuticals yang secara khusus hadir di acara ini menyampaikan bahwa vaksinasi demam berdarah bukan bertujuan untuk menghilangkan infeksi dengue sepenuhnya dari muka bumi. 

 

“Mungkin bukan untuk benar-benar memberantas, tetapi untuk mengelola dan secara signifikan mengurangi beban penyakit. Misalnya, pada tahun pertama setelah vaksinasi, dapat menurunkan angka rawat inap hingga 95%. Artinya, saat terjadi wabah, jumlah pasien yang perlu dirawat di rumah sakit akan jauh lebih sedikit,” jelasnya. (AY)

 

 

 

 

 

 

  • # Demam Berdarah Dengue (DBD / DHF)
  • # Nyamuk
  • # Demam Berdarah
  • # Vaksin Dengue