Penyakitnya Ada Sepanjang Tahun, Begini Cara Lindungi Anak dari Dengue
Anak-anak adalah kelompok yang rentang mengalami dengue. Data global menunjukkan bahwa selama 30 tahun, anak-anak memiliki insiden dengue yang lebih tinggi dari seluruh populasi. Dengue ini bisa menyebabkan kematian atau dan kerugian akibat hari-hari sakit di mana anak tidak bisa sekolah dan beraktivitas.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat dalam tiga tahun terakhir (2021-2024), kelompok yang paling rentan terhadap infeksi dengue adalah mereka yang berusia 15-44 tahun. Sedangkan kasus kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir tertinggi terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5-14 tahun. Hal ini menempatkan anak-anak dan remaja sebagai kelompok yang paling berisiko terhadap dampak terparah dari penyakit dengue.
Dengue Bukan Penyakit Musiman
dr. Atilla Dewanti, SpA(K), Dokter Spesialis Anak – Konsultan Neurologi, menyampaikan bahwa dengue itu bukan penyakit musiman, karena virusnya ada sepanjang tahun. Dengue juga bisa menyerang siapa saja, di mana saja, tanpa memandang usia atau gaya hidupnya.
Gejala dengue, terutama pada anak di antaranya:
1. Demam tinggi mendadak
Biasanya anak tiba-tiba demam tinggi tanpa didahului batuk atau pilek. Anak yang paginya aktif mendadak bisa demam tinggi di siang hari.
2. Nyeri kepala
Nyeri kepala bisa sangat berat terutama di belakang mata.
3. Mual dan muntah
Virus dengue menyebabkan penderitanya sangat mual dan kadang muntah. Anak biasanya menjadi tidak mau makan.
4. Nyeri otot dan sendi
Dengue juga menyebabkan nyeri di otot dan persendian.
6. Ruam di kulit
Biasanya akan muncul bintik-bintik ruam di kulit,, meskipun kadang gejala ini tidak selalu muncul.
“Tapi yang berbahaya, kalau tidak dikenali dan ditangani sejak awal, dengue bisa berkembang menjadi dengue shock syndrome (DSS), kondisi serius yang ditandai dengan perdarahan hebat dan penurunan tekanan darah yang drastis, bahkan bisa berujung fatal. Ini kasusnya juga banyak terjadi pada anak-anak,” jelas dr. Atilla dalam acara talk show CegahDBD bertajuk “Science Heroes – Pahlawan Cilik Cegah DBD” dalam rangkaian acara Festival Hari Anak, yang didukung Takeda Innovative Medicines, di Jakarta, 27 Juli 2025.
dr. Atilla menambahkan, seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali karena virus dengue memiliki empat serotipe berbeda (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4). “Artinya, saat seseorang sembuh dari satu jenis virus dengue, dia hanya kebal terhadap serotipe itu saja. Kalau nanti terinfeksi dengan serotipe lain, risikonya justru bisa lebih berat. Itu yang menyebabkan infeksi kedua atau ketiga bisa jauh lebih parah dari yang pertama,” jelasnya.
Pengobatan dan Pencegahan Dengue
Sampai saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati dengue, karena pengobatan dengue lebih kepada untuk meredakan gejala. Untuk itu, yang dapat kita lakukan sekarang adalah dengan langkah-langkah pencegahan, termasuk melakukan 3M Plus secara konsisten dan mempertimbangkan penggunaan metode inovatif seperti vaksinasi.
“Saat ini vaksinasi dengue telah direkomendasikan penggunaannya, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, seseorang perlu mendapatkan dosis sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter,” papar dr. Atilla.
Tasya Kamila, seorang ibu yang juga public figure, membagikan pengalaman pribadinya sebagai orang tua dalam melindungi anak-anak dan keluarganya dari dengue. “Saya punya dua anak kecil di rumah, dan jujur, dengue itu salah satu penyakit yang paling saya khawatirkan. Bukan hanya karena bahayanya, tapi juga karena kita nggak pernah tahu kapan atau dari mana virus itu datang. Kita bisa merasa sehat, padahal sebenarnya sedang terinfeksi dan tidak sadar, apalagi kalau gejalanya ringan atau tidak muncul sama sekali. Dalam kondisi seperti ini, kita bisa menjadi sumber penularan tidak langsung, karena nyamuk yang menggigit kita bisa menularkan virus ke orang lain, termasuk anak-anak kita sendiri.”
Menurutnya, banyak orang tua yang belum menyadari bahwa anak-anaklah yang justru paling berisiko mengalami dampak serius jika terinfeksi. “Angka kematian akibat dengue tertinggi justru terjadi pada anak-anak dan remaja. Ini bukan cuma soal data kesehatan, tapi soal nyawa anak-anak kita. Dan sebagai orang tua, kita tidak bisa hanya pasrah atau menunggu sampai anak sakit. Kita harus proaktif.”
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan “Dalam momentum peringatan Hari Anak Nasional dengan tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” kita diingatkan kembali bahwa setiap anak berhak tumbuh sehat, aman, dan bebas dari ancaman penyakit yang dapat dicegah seperti dengue. Setiap tahun, ribuan keluarga di Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit akibat dengue, dan yang paling menyayat hati adalah ketika anak-anak menjadi korbannya. Kita berbicara tentang kehilangan masa bermain, pendidikan yang terhenti, bahkan kehilangan nyawa yang sebenarnya bisa dicegah dengan 3M Plus dan vaksin DBD.”(AY)
-
# Demam Berdarah Dengue (DBD / DHF)
-
# Anak
-
# Vaksin Dengue