Ana Yuliastanti
11 Agustus 2025
Shutterstock

Mums, Kenali 3 Fase Dengue pada Anak

Berdasarkan data ASEAN Dengue Summit 2024, Indonesia menyumbang 66% kematian akibat dengue di Asia, sekaligus menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi di kawasan ASEAN. Anak-anak justru berada dalam kelompok paling rentan terkena demam berdarah dengue.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa dalam tujuh tahun terakhir, kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja usia 5–14 tahun. Ini menunjukkan bahwa anak-anak masih sangat rentan dan perlu dilindungi dengan serius.



Hal tersebut dipaparkan Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, Spesialis Anak Konsultan, dalam sesi talk show bersama CegahDBD bertajuk “Peran Ibu Sebagai Penjaga Keluarga” oleh PT Takeda Innovative Medicines, dalam rangkaian 13th Annual Women’s Health Expo & Bazaar 2025 di Jakarta, 10 Agustus 2025.

Baca juga: Penyakitnya Ada Sepanjang Tahun, Begini Cara Lindungi Anak dari Dengue



Kenali 3 Fase Dengue

Menurut dr. Bernie, orang tua terutama para ibu, harus memahami fase perjalanan penyakit dengue agar tidak melewatkan fase kritis. “Dengue memiliki tiga fase utama, yaitu fase demam tinggi, fase kritis (demam turun), dan fase penyembuhan (demam naik lagi),” jelasnya.



Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing fase:


1. Fase demam

Fase ini ditandai dengan demam tinggi yang bisa berlangsung selama 2-7 hari. Pada fase ini, virus dengue sedang aktif berkembang biak dalam tubuh, namun tes laboratorium mungkin belum menunjukkan penurunan trombosit. Banyak yang mengira ini hanya demam biasa, padahal virus sedang aktif.

Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami demam tinggi dan gejala lain seperti nyeri otot, sakit kepala, dan ruam



2. Fase Kritis

Fase kritis biasanya terjadi setelah fase demam, sekitar hari ke-4 hingga ke-6. Meskipun demam mungkin turun, fase ini merupakan fase paling berbahaya karena adanya risiko kebocoran plasma darah, yang dapat menyebabkan syok (Dengue Shock Syndrome).



Tanda bahaya yang perlu diwaspadai meliputi sakit perut hebat, muntah terus-menerus, perdarahan spontan, dan kesulitan bernapas.Jika tidak ditangani, fase kritis bisa berakibat fatal dalam 24-48 jam. Segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan intensif jika mengalami gejala pada fase ini.



3. Fase Pemulihan

Fase pemulihan terjadi setelah pasien berhasil melewati fase kritis, biasanya setelah 48-72 jam. Pada fase ini, cairan tubuh yang bocor mulai kembali ke dalam pembuluh darah, dan kondisi pasien berangsur membaik. Nafsu makan mulai membaik, tubuh terasa lebih bertenaga, dan frekuensi buang air kecil meningkat. 



Meskipun demikian, tetap penting untuk menjaga asupan cairan dan nutrisi agar pemulihan optimal.Risiko perdarahan masih ada, meskipun trombosit mulai meningkat.



Selain memahami fase dengue, Mums juga perlu mengenali gejala dengue yang muncul biasanya meliputi demam tinggi, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, hingga ruam di kulit (petekie).



Tidak jarang orang tua datang membawa anaknya dalam kondisi yang cukup kritis, bahkan mengarah pada Dengue Shock Syndrome (DSS) yang berisiko tinggi menyebabkan kegagalan organ karena perdarahan hebat dan penurunan tekanan darah secara drastis.=,” ungkap dr. Bernie.



Ibu berperan besar lindungi keluarga dari dengue

Meningkatnya kejadian penyakit menular seperti dengue, yang bisa menyerang anak dan seluruh keluarga, menjadikan peran seorang ibu dalam melakukan pencegahan menjadi lebih besar,



Dr.dr. Sukamto, SpPD, K-AI, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik, menjelaskan, memberdayakan perempuan melalui akses terhadap edukasi dan perlindungan kesehatan, kita tidak hanya menjaga mereka, tetapi juga memperkuat perlindungan seluruh keluarga.



“Perlindungan dari dengue adalah tanggung jawab bersama. Perempuan punya peran penting dalam menggerakkan langkah itu. Saat kita semua ambil bagian, kita bukan hanya menjaga keluarga, tapi juga membangun masa depan yang lebih sehat,” jelasnya.



Ditambahkan dr. Bernie, “Anak yang pernah terkena dengue tetap bisa terinfeksi kembali, dan yang perlu digarisbawahi, infeksi kedua justru berisiko menimbulkan gejala yang lebih berat dibanding infeksi pertama. Inilah yang membuat pencegahan menjadi semakin penting.



Menurut dr. Bernie, sampai saat ini masih belum ada pengobatan yang spesifik untuk menyembuhkan dengue, “Pengobatan yang tersedia bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi, seperti penurun panas, pengganti cairan, anti-radang, dan terapi pendukung lainnya. Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci, salah satunya melalui vaksinasi. Vaksinasi dengue sendiri telah direkomendasikan penggunaannya bagi anak dan orang dewasa, oleh asosiasi medis, termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),” tutupnya.



  • # Anak demam
  • # Demam Berdarah
  • # Demam Berdarah Dengue (DBD / DHF)
  • # Vaksin Dengue