Ella Nurlaila
07 Agustus 2025
Shutterstok

Kehamilan dengan Plasenta Previa, Kenali Juga Jenis-jenisnya!

Bagi kehamilan, keberadaan plasenta sangatlah vital. Fungsinya jadi penghubung antara ibu dan janin. Hubungan ini terbentuk melalui tali pusat, dialah yang bertugas menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Terbayang dong, bila terjadi komplikasi kehamilan bernama plasenta previa.


Pada kehamilan yang normal, plasenta menempel di bagian atas atau samping rahim, dan akan keluar dari tubuh ibu seterlah bayi dilahirkan. 

Baca juga: Fungsi Plasenta dan Kapan Mulai terbentuk


Kehamilan dengan Plasenta Previa


Plasenta previa terjadi manakala plasenta berada di bagian bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh leher rahim atau serviks. Yang tak lain merupakan jalan keluar dari rahim menuju vagina. 


Jika ini terjadi, bisa dipastikan saat melahirkan nanti, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan hebat yang membahayakan kesehatan ibu dan bayi. 


Hal ini bukan tanpa alasan. Sebab rahim yang tumbuh pesat setelah minggu ke-20 kehamilan, posisi plasenta bisa bergeser menjauh dari serviks atau sebaliknya, mendekati serviks atau leher rahim. 


Nah, pergerakan kea rah serviks lebih mungkin terjadi jika plasenta sejak awal sudah berada di posisi yang rendah. Perlu diketahui bahwa perdarahan akibat plasenta previa yang letaknya rendah, tidak hanya terjadi saat persalinan, melainkan juga bisa terjadi pada sepanjang kehamilan itu sendiri. 


Itu sebabnya, jika ibu hamil mengalami perdarahan atau setidaknya muncul bercak darah saat hamil, segera hubungi dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Apakah bercak darah tersebut akibat terjadinya plasenta previa atau hal lainnya. 


Selain itu, hindari aktivitas yang dapat mengganggu plasenta atau memicu kontraksi. Seperti olahraga berat, penggunaan tampon, menggunakan vaginal douche, melakukan hubungan seksual, melompat, maupun jongkok. 


Komplikasi lain dari plasenta previa ini, umumnya akan berisiko melahirkan secara operasi Caesar, dengan catatan kondisi plasenta previa tidak kunjung membaik.  Namun pada beberapa kasus, saat rahim semakin membesar, plasenta bisa bergeser menjauh dari serviks seiring bertambahnya waktu. 


Jenis-Jenis Plasenta Previa


Sebagai sebuah komplikasi kehamilan, plasenta previa memang menjadi momok yang menakutkan. Ada dua jenis plasenta previa yang dikenal dan sering dialami oleh ibu hamil, yaitu : 


1. Plasenta previa total 

Dikenal dengan plasenta previa komplit, yaitu plasenta previa yang terjadi ketika plasenta menutupi seluruh bagian serviks. 


2. Plasenta previa marginal 

Pada jenis plasenta previa marginal ini, plasenta berada kurang dari 2 cm dari permbukaan dalam serviks. Artinya plasenta tidak menutupi sepenuhnya. Masih ada sedikit celah yang tidak tertutup plasenta. 


Gejala Plasenta Previa

Ibu hamil yang mengalami plasenta previa biasanya akan mengalami sejumlah gejala khas. Di antaranya perdarahan berwarna merah terang tanpa disertai rasa nyeri. Kondisi ini biasanya terjadi di paruh kedua kehamilan. Terkadang disertai dengan kontraksi.  


Hal ini lantaran plasenta memiliki banyak pembuluh darah, pembukaan serviks atau kontraksi ringan yang menyebabkan perdarahan. 


Kabar baiknya, banyak ibu hamil yang terdiagnosis plasenta previa mengalaminya sejak awal kehamilan. Ini berarti masih dalam kondisi yang memungkinkan untuk membaik sendiri posisi plasenta tersebut. 


Cara Mengatasi Plasenta Previa


Komplikasi kehamilan yang satu ini memang tidak bisa disembuhkan, hanya saja bisa dikelola untuk menghindari kondisi yang lebih buruk. Tujuan dari penanganan plasenta previa adalah untuk mengontrol perdarahan yang terjadi dan mengurangi tekanan pada rahim maupun serviks. 


Keberhasilan penanganan plasenta previa ini sangat bergantung pada banyak hal. Di antaranya kondisi kesehatan ibu dan bayi, seberapa parah perdarahannya, apakah bisa berhenti dengan sendirinya atau tidak. Selain itu sangat tergantung pada usia kehamilan juga posisi janin itu sendiri.  


Ingat ya Mums, tidak ada obat atau tindakan medis maupun operasi tertentu yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan plasenta previa ini. Jika perdarahan berat, mungkin diperlukan rawat inap beberapa hari. 


Namun jika perdarahan ringan atau hanya berupa bercak, dokter mungkin akan menyarankan untuk istirahat secara total dan mengurangi aktivitas selama kehamilan. 


Semua langkah tersebut bertujuan untuk mempertahankan kehamilan hingga cukup bulan. Yaitu mendekati usia kehamilan 37 minggu. Persalinan pada kehamilan dengan plasenta previa ini, kemungkinan besar akan dilakukan melalui operasi caesa untuk mencegah perdarahan berlebihan atau robeknya plasenta. 


Mums, bisa disimpulkan plasenta previa merupakan komplikasi kehamilan yang dapat membahayakan ibu dan bayi. Karena itu langkah penanganan yang utama adalah observasi secara ketat dan pengobatan perdarahan segera. 


Karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengikuti anjuran dokter, dapat membantu menjaga kehamilan agar tetap sehat tanpa ada plasenta previa yang menyertainya. 


Untuk menjaga kehamilan tetap sehat, Mums bisa mendapatkan berbagai referensi penting di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan bergabung dengan komunitas Teman Bumil di sini. 

Referensi : 

  • # Kehamilan
  • # Plasenta Previa