Banjir Memicu Keguguran di 33 Negara Berkembang
Curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jabodetabek, terkena banjir. Banjir membawa risiko kesehatan untuk semua kelompok usia, salah satunya ibu hamil. Namun, belum banyak penelitian yang menemukan dampak banjir pada ibu hamil.
Salah satu penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature menyelidiki pengaruh banjir terhadap hasil kehamilan dan komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, BBLR, lahir mati, aborsi spontan, preeklamsia dan eklamsia.
Ditemukab bahwa pasca banjir, angka kelahiran BBLR dan hipertensi gestasional meningkat. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat kelahiran prematur. Komplikasi kehamilan dapat dikurangi atau dicegah dengan memulai perawatan prenatal sejak dini dan juga dengan mengendalikan faktor risiko.
Banjir Meningkatkan Risiko Keguguran
Penelitian lainnya ingin melihat dampak kesehatan tidak langsung dari banjir pada kelompok rentan, khususnya wanita di negara berkembang. Penelitian fokus pada risiko keguguran bagi wanita yang terpapar banjir. Hasilnya, ditemukan sebanyak 90.465 catatan keguguran di 33 negara berkembang.
Ditemukan juga bahwa paparan banjir pada ibu hamil meningkatkan risiko keguguran, terutama pada ibu hamil berusia kurang dari 21 atau lebih dari 35 tahun. Risiko keguguran meningkat pada wanita hamil dengan pendapatan atau tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Penelitian ini memperkirakan bahwa, selama tahun 2010-an, banjir bertanggung jawab atas sekitar 107.888 kasus keguguran berlebihan setiap tahunnya di 33 negara berkembang. Apakah Indonesia masuk dalam penelitian ini? Tren peningkatan keguguran sejak tahun 2010 hingga 2020 akibat banjir didominasi oleh ibu hamil di Amerika Tengah, Karibia, Amerika Selatan, dan Asia Selatan.
Ibu hamil yang berisiko mengalami persalinan prematur
Persalinan prematur atau dini adalah persalinan yang dimulai lebih dari tiga minggu sebelum bayi lahir. Persalinan prematur dapat terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya lebih besar bagi wanita yang:
- Dehidrasi
- Dalam tekanan atau stres, termasuk ketika dalam situasi kebanjiran
- Pernah melahirkan prematur sebelumnya
- Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan
Mums harus segera menghubungi klinik atau rumah sakit jika mengalami salah satu tanda persalinan prematur berupa kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering, perubahan pada cairan vagina seperti keluarnya cairan atau pendarahan, ada tekanan panggul, atau perasaan seperti bayi mendorong ke bawah, sakit punggung atau kram yang terasa seperti menstruasi, dan diare saat kontraksi.
Jika Mums menunggu terlalu lama untuk mendapatkan perawatan medis karen abanjir atau kantor klinik tutup karena banjir, tetap terhubung dengan bidan atau dokter ya Mums.
Tips Menghadapi Bencana Banjir
Situasi banjir bisa sangat menegangkan. Ibu hamil menjadi kelompok yang rentan mengalami masalah kesehatan saat rumahnya dilanda banjir hingga berhari-hari. Dampak banjir bisa terjadi pada ibu maupun bayinya.
Jika Mums sedang hamil dan saat ini terkena banjir, berikut panduan untuk membantu Mums dan janin tetap sehat dan aman.
1. Sebelum Banjir
Biasanya banjir, bisa diperkirakan, terutama banjir kiriman di Jakarta. Ketika curah hujan tinggi di puncak atau Bogor, Jakarta bersiap menerima limpahan air hujan dari atas. Sebelum air datang, pastikan Mums memiliki cukup makanan dan air untuk bertahan setidaknya tujuh hari.
Beri tahu anggota keluarga yang jauh, di mana Mums dan keluarga akan mengungsi sementara.
Jika Mums harus meninggalkan rumah demi keselamatan, bawa salinan catatan medis dan persediaan obat apa pun yang Mums konsumsi selama dua minggu, termasuk vitamin prenatal.
2. Setelah Banjir
Derita setelah banjir tidak kalah berat. Akan ada masa pembersihan dan pemulihan. Ini adalah waktu ketika Mums harus sangat berhati-hati agar tidak terlalu terkuras fisik hingga mengalami dehidrasi dan/atau terlalu lelah. Kerja keras dan dehidrasi dapat menyebabkan persalinan prematur.
Untuk mencegah dehidrasi dan kelelahan, ikuti saran berikut:
Minumlah banyak air atau minuman yang tidak mengandung alkohol atau kafein.
Mandilah jika memungkinkan. Cobalah untuk tetap berada di tempat teduh sebisa mungkin. Jika Mums harus berada di luar ruangan saat cuaca panas, bawalah air dan topi atau payung untuk memberikan keteduhan jika tersedia.
Jangan mengangkat benda berat.
Pastikan Mums tidak terlalu lelah, beristirahatlah sesering mungkin.
Cobalah untuk mengonsumsi makanan sehat sesegera mungkin. Terkadang stres menyebabkan Mums melupakan makan atau memilih makanan "penenang" yang kurang sehat.
Untuk mengurangi stres:
Cobalah berbaring miring ke kiri tiga kali sehari, meskipun hanya selama 10-15 menit.
Tarik napas dalam-dalam dari perut sampai mengembang setiap kali menarik napas.
Carilah teman untuk membicarakan ketakutan dan kekhawatiran Mums
Musibah tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Namun, jika kediaman Mums dan Dads, memang rawan banjir, maka persiapan jauh-jauh hari akan meminimalisasi kerugian. Mums yang sedang hamil pun minim terdampak. Artikel seputar kesehatan ibu hamil lainnya bisa Mums dapatkan di aplikasi Teman Bumil. Download sekarang ya Mums, sekaligus untuk memantau tumbuh kembang janin.
Referensi:
-
# Kehamilan
-
# Persiapan Banjir
-
# Masalah Kehamilan
-
# Bencana Alam
-
# TBMinggu13
-
# TBTrimester1
-
# TBTrimester3