Ana Yuliastanti
06 Mei 2025
Shutterstock

IDAI Serukan Lengkapi Imunisasi Sesuai Jadwal untuk Lindungi Masa Depan Anak

Imunisasi adalah hak anak dalam rangka melindungi anak dari penyakit menular yang berbahaya. Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan sesi talk show edukatif bertajuk "Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas."


Acara talk show diikuti oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter umum, bidan, perawat, juru imunisasi, serta masyarakat umum.


Pekan Imunisasi Dunia, yang diperingati setiap tahun pada 24–30 April, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan manfaat imunisasi dalam melindungi diri dari berbagai penyakit, salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling efektif, menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya.


Tema global tahun ini, "Immunization for all is humanly possible," mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memastikan akses imunisasi yang merata di segala usia. Di tingkat nasional, PID 2025 mengangkat tema "Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas," menegaskan peran imunisasi dalam membangun generasi masa depan yang sehat.


Penyakit yang berhasil dibasmi berkat vaksin

Dijelaskan dr. R. Vini Adiani Dewi, MMRS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, imunisasi telah terbukti menjadi salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling aman dan efektif dalam sejarah.


Penyakit-penyakit berbahaya yang terbukti bisa dibasmi dengan vaksinasi:


1. Cacar (smallpox).

Ini adalah jenis cacar dulu mematikan, dan kini telah berhasil diberantas berkat keberhasilan program vaksinasi global.


2. Polio

Polio dulunya menjadi penyebab kecacatan massal, kini hampir sepenuhnya dieliminasi di banyak belahan dunia.


Selain dua penyakit itu, lanut dr. Vini, berkat imunisasi, sekarang kita juga mampu mencegah berbagai penyakit lain seperti campak, rubella, difteri, tetanus, pertusis, hepatitis, hingga pneumonia.


Ini adalah pencapaian luar biasa yang menunjukkan kekuatan vaksin dalam melindungi nyawa manusia. Tidak hanya itu, saat ini kita mengenal istilah 'imunisasi ganda' yaitu pemberian imunisasi lebih dari 1 jenis/suntikan secara bersamaan. Imunisasi ganda ini tentunya bermanfaat dalam melengkapi jadwal vaksin dan mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan,” jelasnya.


Namun menurut dr. Vini, perjuangan masih belum berakhir. Nyatanya, masih banyak penyakit yang terus mengancam apabila masyarakat mulai lengah.


“Melengkapi imunisasi sesuai jadwal bukan hanya melindungi individu dari risiko kesakitan, kecacatan, dan kematian, tetapi juga memperkuat kekebalan komunitas sehingga penyebaran penyakit dapat ditekan. Imunisasi adalah salah satu bentuk investasi kesehatan terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat luas. Komitmen kita hari ini untuk melengkapi imunisasi akan menentukan kualitas kesehatan generasi masa depan,” tutupnya.



Imunisasi sesuai jadwal

Dokter spesialis anak, Dr. Eddy Fadlyana, dr., SpA(K), Mkes., menjelaskan, penting untuk memberikan anak imunisasi lengkap dan sesuai jadwal.


“Pemberian imunisasi sesuai jadwal bukan hanya penting untuk melindungi individu, tetapi juga membangun kekebalan komunitas, sehingga kita dapat mencegah terjadinya wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Kami mengajak masyarakat untuk terus percaya pada kekuatan vaksinasi dalam melindungi kesehatan. Vaksin terbukti aman dan efektif secara ilmiah, serta menjadi upaya terbaik yang dapat kita lakukan untuk menjaga anak-anak kita dari risiko penyakit berat, komplikasi serius, dan kematian yang dapat dicegah, serta salah satu investasi terbaik untuk kesehatan kita hari ini dan masa yang akan datang,” paparnya.


Menurut dr. Eddy, jadwal imunisasi yang direkomendasikan IDAI disusun berdasarkan bukti ilmiah terkini untuk memberikan perlindungan optimal di setiap tahap pertumbuhan anak.

Saat ini, ada lima imunisasi utama yang wajib diberikan untuk melindungi anak-anak dari ancaman penyakit serius, yaitu:

- vaksin hepatitis B

- vaksin polio

- vaksin DTP (difteri, tetanus, pertusis)

- vaksin campak-rubella

- vaksin pneumonia (PCV).


Selain vaksin wajib tersebut, saat ini juga dikembangkan vaksin dengue. Dr. Anggraini Alam, dr., SpA(K), Ketua IDAI Cabang Jawa Barat, menekankan bahwa “Dengue masih menjadi ancaman nyata di Indonesia, meskipun saat ini mungkin kurang mendapat perhatian. Kita perlu ingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman — risiko infeksi ada sepanjang tahun, dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, lokasi, maupun gaya hidup. Tidak ada obat khusus untuk dengue, sehingga pencegahan menjadi kunci utama. Beberapa di antaranya dengan menerapkan 3M Plus secara konsisten, dan melakukan metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi," ujarnya.


Berdasarkan rekomendasi asosiasi medis, vaksinasi dengue kini dianjurkan untuk digunakan baik pada anak-anak maupun orang dewasa, dalam kelompok usia 6 hingga 45 tahun, tanpa memerlukan riwayat infeksi dengue sebelumnya. Namun untuk memperoleh perlindungan optimal, seseorang harus mendapatkan dosis yang tepat sesuai petunjuk dokter, yaitu dua dosis yang diberikan dalam rentang waktu tiga bulan.


Vaksinasi dengue bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mencegah kita menjadi sumber penularan kepada keluarga dan komunitas, termasuk kepada anak-anak yang kita cintai. Melengkapi imunisasi, termasuk vaksinasi dengue, adalah bentuk tanggung jawab kita bersama untuk menjaga masa depan yang lebih sehat. Setiap langkah pencegahan yang kita ambil hari ini, sekecil apa pun, akan membawa dampak besar bagi keselamatan generasi yang akan datang,” jelasnya. (AY)

  • # Vaksinasi
  • # Imunisasi