Bernadette Andika Gitawardani
26 Juli 2019
pexels.com

Orang Tua Harus Tahu Pentingnya Imunisasi bagi Si Kecil

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Yurika Elizabeth Susanti
diimunisasi, sel-sel kekebalan spesifik yang disebut sel memori akan mencegah infeksi ulang ketika menemukan penyakit serupa di masa depan.

,

Akan tetapi, tidak semua vaksin memberikan kekebalan tubuh seumur hidup. Misalnya, vaksin tetanus membutuhkan dosis penguat setiap 10 tahun bagi orang dewasa untuk tetap mempertahankan kekebalannya.

,



,

Manfaat Imunisasi

Mums pasti sudah sering mendengar ya kalau akan jauh lebih baik mencegah suatu penyakit daripada mengobatinya. Nah, untuk itulah imunisasi diperlukan.

,

Manfaat imunisasi tentu saja untuk melindungi kita dari penyakit serius dan juga mencegah penyebaran penyakit tersebut kepada orang lain. Selama bertahun-tahun, imunisasi telah menggagalkan epidemi penyakit menular yang dulu umum terjadi, seperti campak, gondong, dan batuk rejan. Dan karena manfaat imunisasi ini pula, kita dapat terhindar dari risiko penyakit yang berisiko besar mengakibatkan kematian, seperti polio dan cacar.

,
Baca juga: Bekali Kesehatan Anak dengan 3 Imunisasi Dasar Ini!

 

,

Imunisasi yang Dibutuhkan Anak

Imunisasi sering dijadikan prasyarat bagi anak untuk pendaftaran sekolah. Selain itu, manfaat imunisasi adalah untuk melindungi anak-anak dari penyakit serius. Maka dari itu, penting untuk mengetahui jenis imunisasi apa saja yang penting dan dibutuhkan oleh si Kecil. Berikut ini daftar imunisasi yang direkomendasikan untuk anak-anak usia 0-6 tahun:

,

- Hepatitis B.

,

- Rotavirus.

,

- Difteri, pertusis, dan tetanus (DPT).

,

- Haemophilus influenzae tipe B.

,

- Pneumokokus.

,

- Virus polio.

,

- Influenza.

,

- Campak, gondongan (measles), dan rubella.

,

- Varicella (cacar air).

,

- Hepatitis A.

,

- Meningokokal (untuk kelompok berisiko tinggi).

,

 

,

Di Indonesia sendiri, meski imunisasi rutin lengkap sudah menjadi program pemerintah, nyatanya masih ada sebagian kecil kelompok anak-anak yang belum mendapatkannya. Pada tahun 2018, terhitung setidaknya kurang dari 12%  anak berusia 0-11 bulan belum menerima imunisasi dasar secara lengkap. Sebaran anak yang belum menerima imunisasi lengkap ini sebenarnya hampir di semua daerah di Indonesia, tetapi proporsi terbesar terbesar adalah di Indonesia bagian timur.

,



,

Apakah Imunisasi Memiliki Efek Samping?

Saat ini, imunisasi telah dinyatakan aman. Meski begitu, sama halnya dengan jenis obat lain, imunisasi juga memiliki beberapa efek samping. Dalam kebanyakan kasus, efek samping ini bersifat ringan, seperti nyeri atau kemerahan di sekitar tempat suntikan dan demam ringan.

,

Tak perlu khawatir karena efek samping ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. 

,

Pada beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, demam di atas 40°C bisa terjadi. Meski demam tinggi ini tidak berbahaya bagi anak-anak, tetapi bisa membuat mereka merasa tidak nyaman. Untuk itu, konsultasikan kepada dokter anak mengenai penanganannya.

,

Beberapa anak mungkin juga ada yang memiliki reaksi alergi serius terhadap suatu vaksin. Ini biasanya terjadi segera setelah mereka mendapatkan vaksin. Untuk kasus ini, biasanya pihak rumah sakit atau penyedia imunisasi sudah mampu menanganinya. 

,

 

,
Baca juga: Imunisasi, Bantu Cegah Penyebaran Penyakit

 

,

Kondisi yang Tidak Diperbolehkan untuk Menerima Imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak memang harus dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang sebaiknya menjadi perhatian orang tua, sehingga sebaiknya menunda imunisasi anak. Beberapa kondisi tersebut antara lain:

,

- Saat bayi atau anak mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya sedang menderita penyakit kanker atau mengonsumsi obat yang dapat menurunkan daya tahan tubuh (kortikosteroid) jangka panjang. Pada kondisi ini, imunisasi dapat diberikan setelah daya tahan tubuh anak kembali normal atau saat obat-obatan tertentu pemberiannya telah dihentikan.

,

- Saat bayi menderita demam tinggi, yaitu suhu tubuhnya mencapai 38,5°C atau lebih. Dalam kondisi ini, sebaiknya imunisasi ditunda untuk sementara waktu sampai suhu tubuhnya kembali normal.

,

- Apabila bayi pernah menderita kejang demam. Bayi yang pernah mengalami kondisi ini sebaiknya tidak menerima imunisasi yang dapat menimbulkan demam, misalnya imunisasi DPT. Pada imunisasi DPT, komponen P atau pertusis dapat memicu anak mengalami demam. Sebagai gantinya, anak bisa diberikan imunisasi DT atau DPaT

,



,

Imunisasi Tak Hanya untuk Anak-anak

Imunisasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dari penyakit. Jadi, ini bisa berlaku tak hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi usia berapa pun. 

,

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi bisa berisiko serius dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. 

,

Imunisasi tidak hanya penting untuk anak-anak, tetapi di masa dewasa juga. Membekali diri dengan imunisasi dapat menjadi investasi kesehatan di masa tua. 

,

Orang dewasa perlu mendapatkan imunisasi lagi karena ada imunisasi yang tidak bisa memberikan kekebalan seumur hidup terhadap beberapa penyakit, misalnya tetanus dan difteri. 

,

Imunisasi juga dapat direkomendasikan untuk melindungi diri terhadap penyakit yang umum terjadi di masa dewasa, seperti herpez zoster.

,

Berikut ini beberapa jenis imunisasi dan vaksin yang dibutuhkan oleh orang dewasa:

,
  1. Vaksin influenza.

    ,
  2. Vaksin pneumonia.

    ,
  3. Vaksin HPV.

    ,
  4. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus).

    ,
  5. Vaksin hepatitis A.

    ,
  6. Vaksin hepatitis B.

    ,
  7. Vaksin mumps, measles, dan rubella (MMR).

    ,
  8. Vaksin varisela (cacar air).

    ,
  9. Vaksin tertentu yang dibutuhkan saat ingin berpergian ke negara tertentu, seperti vaksin meningitis, vaksin yellow fever, vaksin japanese encephalitis, dan vaksin rabies.

    ,



,

Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang efektif. Maka dari itu, sangat penting bagi setiap orang tua untuk memperhatikan pemberian imunisasi dasar secara lengkap dan rutin kepada anak.

,

Hal ini juga berlaku bagi orang dewasa karena imunisasi tak hanya dibutuhkan oleh anak-anak saja, melainkan juga orang dewasa. (AS)

,

 

,
Baca juga: Jangan Lewatkan Imunisasi Wajib Satu Ini ya Mums!

 

,

,

 

,

Kids Health. "Immunization Schedule".

,

Kids Health. "Your Child's Immunizations".

,

Immunize Immunisation Canada. "What Is Immunization?".

,

WebMD. "Immunizations and Vaccines".

,

WHO. "Immunization".

,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. "Kurang dari 12% Anak Indonesia Belum Imunisasi Lengkap".

,




,

 

,

-->

Sejak si Kecil lahir, orang tua sebaiknya telah membekali bayi mereka dengan imunisasi atau vaksin. Imunisasi atau vaksin telah terbukti aman dan efektif untuk mencegah berbagai penyakit. Imunisasi sendiri dilakukan dengan cara menyuntikkan atau memasukkan sejumlah kecil virus atau bakteri yang telah dilemahkan ke dalam tubuh. Virus atau bakteri yang telah lemah di dalam tubuh ini akan memicu respons kekebalan tubuh, menghasilkan antibodi terhadap penyakit tertentu atau memicu proses lain yang meningkatkan imunitas.

Imunisasi dapat diberikan sejak bayi lahir hingga orang dewasa. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manfaat imunisasi serta imunisasi apa saja yang perlu didapatkan, berikut ini ulasan selengkapnya.


Baca juga: 5 Imunisasi Wajib untuk Anak

 

Apa yang Dimaksud dengan Imunisasi?

Ketika sakit, tubuh akan membuat antibodi untuk melawan penyakit. Antibodi akan tetap berada dalam tubuh bahkan setelah penyakitnya hilang. Jadi, ini akan melindungi tubuh dari penyakit yang sama di kemudian hari. Kondisi inilah yang disebut dengan kekebalan tubuh. 

Namun tenang saja, Mums tidak perlu mengalami sakit terlebih dulu untuk menciptakan kekebalan tubuh, kok. Kekebalan terhadap penyakit dapat didapatkan melalui imunisasi.

Ketika cairan vaksin dimasukkan ke dalam tubuh, akan memicu respons seolah-olah tubuh telah terpapar penyakit secara alami. 

Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian antigen penyebab penyakit, tetapi sudah berada dalam fase lemah atau mati. 

Kekebalan tubuh yang terbentuk dari imunisasi terjadi tanpa menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa. Setelah seseorang diimunisasi, sel-sel kekebalan spesifik yang disebut sel memori akan mencegah infeksi ulang ketika menemukan penyakit serupa di masa depan.

Akan tetapi, tidak semua vaksin memberikan kekebalan tubuh seumur hidup. Misalnya, vaksin tetanus membutuhkan dosis penguat setiap 10 tahun bagi orang dewasa untuk tetap mempertahankan kekebalannya.



Manfaat Imunisasi

Mums pasti sudah sering mendengar ya kalau akan jauh lebih baik mencegah suatu penyakit daripada mengobatinya. Nah, untuk itulah imunisasi diperlukan.

Manfaat imunisasi tentu saja untuk melindungi kita dari penyakit serius dan juga mencegah penyebaran penyakit tersebut kepada orang lain. Selama bertahun-tahun, imunisasi telah menggagalkan epidemi penyakit menular yang dulu umum terjadi, seperti campak, gondong, dan batuk rejan. Dan karena manfaat imunisasi ini pula, kita dapat terhindar dari risiko penyakit yang berisiko besar mengakibatkan kematian, seperti polio dan cacar.

Baca juga: Bekali Kesehatan Anak dengan 3 Imunisasi Dasar Ini!

 

Imunisasi yang Dibutuhkan Anak

Imunisasi sering dijadikan prasyarat bagi anak untuk pendaftaran sekolah. Selain itu, manfaat imunisasi adalah untuk melindungi anak-anak dari penyakit serius. Maka dari itu, penting untuk mengetahui jenis imunisasi apa saja yang penting dan dibutuhkan oleh si Kecil. Berikut ini daftar imunisasi yang direkomendasikan untuk anak-anak usia 0-6 tahun:

- Hepatitis B.

- Rotavirus.

- Difteri, pertusis, dan tetanus (DPT).

- Haemophilus influenzae tipe B.

- Pneumokokus.

- Virus polio.

- Influenza.

- Campak, gondongan (measles), dan rubella.

- Varicella (cacar air).

- Hepatitis A.

- Meningokokal (untuk kelompok berisiko tinggi).

 

Di Indonesia sendiri, meski imunisasi rutin lengkap sudah menjadi program pemerintah, nyatanya masih ada sebagian kecil kelompok anak-anak yang belum mendapatkannya. Pada tahun 2018, terhitung setidaknya kurang dari 12%  anak berusia 0-11 bulan belum menerima imunisasi dasar secara lengkap. Sebaran anak yang belum menerima imunisasi lengkap ini sebenarnya hampir di semua daerah di Indonesia, tetapi proporsi terbesar terbesar adalah di Indonesia bagian timur.



Apakah Imunisasi Memiliki Efek Samping?

Saat ini, imunisasi telah dinyatakan aman. Meski begitu, sama halnya dengan jenis obat lain, imunisasi juga memiliki beberapa efek samping. Dalam kebanyakan kasus, efek samping ini bersifat ringan, seperti nyeri atau kemerahan di sekitar tempat suntikan dan demam ringan.

Tak perlu khawatir karena efek samping ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. 

Pada beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, demam di atas 40°C bisa terjadi. Meski demam tinggi ini tidak berbahaya bagi anak-anak, tetapi bisa membuat mereka merasa tidak nyaman. Untuk itu, konsultasikan kepada dokter anak mengenai penanganannya.

Beberapa anak mungkin juga ada yang memiliki reaksi alergi serius terhadap suatu vaksin. Ini biasanya terjadi segera setelah mereka mendapatkan vaksin. Untuk kasus ini, biasanya pihak rumah sakit atau penyedia imunisasi sudah mampu menanganinya. 

 

Baca juga: Imunisasi, Bantu Cegah Penyebaran Penyakit

 

Kondisi yang Tidak Diperbolehkan untuk Menerima Imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak memang harus dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang sebaiknya menjadi perhatian orang tua, sehingga sebaiknya menunda imunisasi anak. Beberapa kondisi tersebut antara lain:

- Saat bayi atau anak mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya sedang menderita penyakit kanker atau mengonsumsi obat yang dapat menurunkan daya tahan tubuh (kortikosteroid) jangka panjang. Pada kondisi ini, imunisasi dapat diberikan setelah daya tahan tubuh anak kembali normal atau saat obat-obatan tertentu pemberiannya telah dihentikan.

- Saat bayi menderita demam tinggi, yaitu suhu tubuhnya mencapai 38,5°C atau lebih. Dalam kondisi ini, sebaiknya imunisasi ditunda untuk sementara waktu sampai suhu tubuhnya kembali normal.

- Apabila bayi pernah menderita kejang demam. Bayi yang pernah mengalami kondisi ini sebaiknya tidak menerima imunisasi yang dapat menimbulkan demam, misalnya imunisasi DPT. Pada imunisasi DPT, komponen P atau pertusis dapat memicu anak mengalami demam. Sebagai gantinya, anak bisa diberikan imunisasi DT atau DPaT



Imunisasi Tak Hanya untuk Anak-anak

Imunisasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dari penyakit. Jadi, ini bisa berlaku tak hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi usia berapa pun. 

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi bisa berisiko serius dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. 

Imunisasi tidak hanya penting untuk anak-anak, tetapi di masa dewasa juga. Membekali diri dengan imunisasi dapat menjadi investasi kesehatan di masa tua. 

Orang dewasa perlu mendapatkan imunisasi lagi karena ada imunisasi yang tidak bisa memberikan kekebalan seumur hidup terhadap beberapa penyakit, misalnya tetanus dan difteri. 

Imunisasi juga dapat direkomendasikan untuk melindungi diri terhadap penyakit yang umum terjadi di masa dewasa, seperti herpez zoster.

Berikut ini beberapa jenis imunisasi dan vaksin yang dibutuhkan oleh orang dewasa:

  1. Vaksin influenza.

  • Vaksin pneumonia.

  • Vaksin HPV.

  • Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus).

  • Vaksin hepatitis A.

  • Vaksin hepatitis B.

  • Vaksin mumps, measles, dan rubella (MMR).

  • Vaksin varisela (cacar air).

  • Vaksin tertentu yang dibutuhkan saat ingin berpergian ke negara tertentu, seperti vaksin meningitis, vaksin yellow fever, vaksin japanese encephalitis, dan vaksin rabies.



  • Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang efektif. Maka dari itu, sangat penting bagi setiap orang tua untuk memperhatikan pemberian imunisasi dasar secara lengkap dan rutin kepada anak.

    Hal ini juga berlaku bagi orang dewasa karena imunisasi tak hanya dibutuhkan oleh anak-anak saja, melainkan juga orang dewasa. (AS)

     

     

    Kids Health. "Immunization Schedule".

    Kids Health. "Your Child's Immunizations".

    Immunize Immunisation Canada. "What Is Immunization?".

    WHO. "Immunization".

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. "Kurang dari 12% Anak Indonesia Belum Imunisasi Lengkap".




     

    • # Imunisasi
    • # Bayi & Balita
    • # TBN Kesehatan
    • # TBNBulan1
    • # Vaksinasi