Bernadette Andika Gitawardani
31 Juli 2019
pexels.com

Mums, Sudah Tahu Jadwal Imunisasi Anak?

Hingga saat ini, imunisasi masih menjadi cara yang efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan si Kecil mendapat imunisasi yang lengkap sejak ia lahir.

 

Untuk memastikan si Kecil memperoleh imunisasi secara lengkap, orang tua tentunya harus mengetahui jadwal imunisasi anak yang telah direkomendasikan. Nah, untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan mengenai jadwal imunisasi anak sesuai dengan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

 

Mengapa Imunisasi Sangat Penting?

Imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan di masa mendatang. Memberikan imunisasi pada anak secara lengkap tidak hanya dapat melindunginya dari berbagai risiko penyakit, tetapi juga membantu menurunkan persentase jumlah penyakit menular.

 

Imunisasi bekerja dengan cara mempersiapkan tubuh untuk melawan penyakit. Dalam setiap dosis imunisasi yang diberikan, terkandung bakteri atau virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau sudah mati.

 

Ketika bakteri atau virus ini masuk ke dalam tubuh, tubuh akan membentuk antibodi. Antibodi inilah yang nantinya dapat mencegah tubuh mengalami kondisi lebih parah jika terserang penyakit yang sebenarnya.

 

Baca juga: 5 Imunisasi Wajib untuk Anak

 

Jadwal Imunisasi Anak dan Bayi Menurut IDAI

Sejak lahir, sangat penting untuk segera memberikan bayi imunisasi. Pasalnya, bayi masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga sangat rentan terinfeksi virus atau bakteri penyebab penyakit.

 

Untuk memastikan si Kecil mendapat imunisasi secara lengkap, berikut jadwal imunisasi anak dan bayi usia 0-18 tahun sesuai rekomendasi dari IDAI tahun 2017.

 

1. Imunisasi Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus ini akan menyerang organ hati. Hepatitis B dapat menimbulan gejala penyakit yang ringan dan berlangsung beberapa minggu. Namun, ini dapat pula menyebabkan gejala lebih serius dan bersifat seumur hidup.

Virus hepatitis B dapat menular melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya yang telah terinfeksi virus hepatitis B.

Pemberian imunisasi hepatitis B dapat mencegah penyakit hepatitis B dan komplikasi lainnya, seperti kanker hati dan sirosis. Imunisasi hepatitis B pertama (monovalen) paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir dengan didahului pemberian suntikan vitamin Kminimal 30 menit sebelumnya.

Bayi yang terlahir dari ibu dengan kondisi positif hepatitis B diberikan vaksin hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda.

 

Imunisasi hepatitis B terdiri dari beberapa jenis dan kombinasi. Perbedaan jenis ini membuat pemberian imunisasi hepatitis B perlu dilakukan du beberapa waktu berbeda dengan jadwal sebagai berikut:

- Imunisasi hepatitis B monovalen selanjutnya di usia 1 bulan dan 6 bulan.

- Imunisasi hepatitis B yang dikombinasikan dengan DTPw (DTP whole-cell) diberikan pada usia anak 2, 3, dan 4 bulan.

- Imunisasi hepatitis B yang dikombinasikan dengan DTPa (DTP a-cellular) diberikan pada usia anak 2, 4, dan 6 bulan.

 

2. Imunisasi Polio

Polio atau poliomyelitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang membuat seseorang mengalami kelumpuhan permanen. Imunisasi polio dapat mencegah anak terhindar dari penyakit ini. Imunisasi polio diberikan sejak bayi lahir.

 

Terdapat 2 jenis imunisasi polio, yaitu:

Inactivated poliovirus vaccine (IPV)

Imunisasi IPV diberikan dengan cara disuntikkan pada bagian tungkai atau lengan anak.

Oral poliovirus vaccine (OPV)

Imunisasi OPV diberikan dengan cara diteteskan ke mulut anak.

 

Untuk pemberian imunisasi polio, berikut jadwal yang direkomendasikan:

- Apabila bayi lahir di rumah, segera berikan OPV-0.

- Apabila bayi lahir di sarana kesehatan, OPV-0 dapat diberikan sebelum Mums dan bayi pulang ke rumah.

- Imunisasi polio selanjutnya dapat diberikan saat usia 2, 3, dan 4 bulan. Imunisasi polio ini dapat diberikan dalam bentuk IPV ataupun OPV.

- Imunisasi polio booster dapat diberikan saat usia 18 bulan.

 

Setiap anak harus mendapatkan paling sedikit 1 dosis imunisasi IPV. Biasanya IPV akan dibarengi dengan pemberian OPV-3 di usia 4 bulan.

 

Baca juga: Mums, Pastikan Anak Mendapat Imunisasi OPV di Waktu yang Tepat!

 

3. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG atau bacille Calmette-Guerin adalah imunisasi untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TB). Pemberian imunisasi BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimalnya di usia 2 bulan. Apabila imunisasi diberikan pada usia 3 bulan atau lebih, maka perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu.

 

4. Imunisasi DTP

Imunisasi DTP diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri, tetanus, dan pertusis. Ketiga penyakit ini bisa menimbulkan dampak yang serius, termasuk kematian.

Imunisasi DTP terdiri dari 3 jenis, yaitu DTP, DTPw, dan DTPa.

Pemberian imunisasi DTP dapat dilakukan paling cepat pada usia si Kecil 6 minggu. Imunisasi DTP yang diberikan bisa berupa DTPw, DTPa, ataupun kombinasi dengan imunisasi lainnya.

Apabila diberikan imunisasi DTPa, maka interval pemberian akan mengikuti rekomendasi imunisasi tersebut, yaitu pada usia 2, 4, dan 6 bulan.

Untuk anak berusia lebih dari 7 tahun, diberikan imunisasi Td atau Tdap. Untuk DTP 6 dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan booster Td diberikan setiap 10 tahun.

 

5. Imunisasi Pneumokokus (PCV)

Imunisasi PCV diberikan untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus penyebab penyakit meningitis, pneumonia, dan septikemia (infeksi berat).

Apabila diberikan pada usia 7-12 bulan, imunisasi PCV akan diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan. Dan pada usia lebih dari 1 tahun, imunisasi PCV diberikan 1 kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir.

Pada anak berusia 2 tahun, PCV diberikan cukup 1 kali saja.

 

6. Imunisasi Rotavirus

Imunisasi rotavirus diberikan untuk melindungi bayi dan anak-anak dari penyakit gastroenteritis (radang pada lambung dan usus).

Imunisasi rotavirus memiliki 2 jenis, yaitu imunisasi rotavirus monovalen dan pentavalen. Imunisasi rotavirus monovalen diberikan sebanyak 2 kali dengan dosis pertama diberikan saat bayi berusia 6-14 minggu. Dosis pertama tidak diberikan jika usiaanak lebih dari 15 minggu. Sedangkan dosis kedua diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Batas akhir pemberian imunisasi rotavirus pada usia 24 minggu.

 

Untuk pemberian vaksin rotavirus pentavalent, dilakukan sebanyak 3 kali. Dosis pertama diberikan pada usia 6-14 minggu (dosis pertama tidak diberikan pada usia lebih dari 15 minggu). Sedangkan dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10 minggu. Batas akhir pemberian pada usia 32 minggu.

 

7. Imunisasi Influenza

Imunisasi influenza diberikan kepada anak dengan usia lebih dari 6 bulan dan diulang setiap tahunnya. Untuk imunisasi pertama kali, yaitu pada anak usia kurang dari 9 tahun, diberikan 2 kali dengan interval minimal 4 minggu. Untuk anak usia 6-36 bulan, dosis yang diberikan adalah 0,25 ml, sedangkan untuk anak usia 36 bulan atau lebih diberikan dosis 0,5 ml.

 

8. Imunisasi Campak

Imunisasi campak diberikan kepeada anak usia 9 bulan dengan imunisasi lanjutan di usia 18 bulan dan 6 tahun. Namun, imunisasi kedua tidak perlu diberikan bila sudah mendapatkan imunisasi MMR.

 

9. Imunisasi MMR/MR

Imunisasi MMR terdiri dari 3 jenis virus yang dilemahkan untuk melawan penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan campak jerman atau rubella (german measles).

Jika sudah mendapatkan imunisai campak pada usia 9 bulan, imunisasi MMR/MR diberikan pada usia 15 bulan dengan interval minimal 6 bulan. Bila pada usia 12 bulan belum mendapat imunisasi campak, dapat diberikan imunisasi MMR/MR.

 

10. Imunisasi Varisela

Imunisasi varisela diberikan setelah anak usia 12 bulan. Idealnya, pada usia sebelum masuk sekolah dasar. Apabila diberikan pada usia lebih dari 13 tahun, perlu dosis dengan interval minimal 4 minggu.

 

11. Imunisasi Dengue

Imunisasi dengue diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0, 6, dan 12 bulan.

 

12. Imunisasi Human Papiloma Virus (HPV)

Imunisasi HPV diberikan ketika anak mulai memasuki usia 10 tahun. Imunisasi HPV bivalen diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan; imunisasi HPV tetravalen dengan jadwal 0, 2, 6 bulan. Apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan. Respons antibodi setara dengan 3 dosis.

 

13. Imunisasi Japanese Encephalitis (JE)

Imunisasi JE diberikan mulai usia 12 bulan pada anak-anak yang tinggal di daerah endemik atau turis yang akan bepergian ke daerah endemik tersebut. Untuk perlindungan jangka panjang,

booster 1-2 tahun berikutnya perlu diberikan kejutan buat anak.

 

Nah, itulah jadwal imunisasi bayi dan anak yang perlu diperhatikan. Jangan sampai Mums melewatkannya. Imunisasi merupakan bekal penting untuk kesehatannya di masa mendatang.

Untuk mengatasi agar Mums tidak melupakan jadwal imunisasi anak, Mums bisa mencatatnya dalam Fitur Agenda di Aplikasi Teman Bumil! (BAG)

 

 

Sumber:

Kids Health. "Immunization Schedule".

Centers for Disease Control and Prevention. "Immunization Schedules".

Ikatan Dokter Anak Indonesia. "Jadwal Imunisasi 2017".

Better Health. "Why immunisation is important".

Centers for Disease Control and Prevention. "Polio Vaccination: What Everyone Should Know".

  • # Imunisasi
  • # Bayi & Balita
  • # TBN Kesehatan
  • # TBNBulan1