Uliya Helmi Ali
20 April 2020
romania insider

Faktor Penyebab Kematian Pasien Covid-19

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

Penelitian tentang virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tengah gencar dilakukan demi mencari tahu lebih dalam tentang virus tersebut. Satu tim penelitian yang terdiri dari delapan institusi besar di China dan Amerika Serikat menemukan adanya faktor penyebab kematian pasien Covid-19. Hampir sebagian besar korban meninggal memiliki faktor-faktor tertentu yang hampir sama.

 

Tim penelitian ini menganalisis data 85 pasien Covid-19 yang meninggal dunia akibat gagal organ setelah menjalani perawatan intensif. Semua pasien dirawat di Rumah Sakit Hanan atau Rumah Sakit Union Wuhan antara 9 Januari hingga 15 Februari 2020.

 

Dari penelitian ini, ahli menemukan bahwa kebanyakan dari pasien Covid-19 yang meninggal dunia memiliki beberapa faktor yang sama. Apa saja faktor penyebab kematian pasien Covid-19 yang paling umum?

 

Baca juga: Sama-sama Disebabkan Coronavirus, Apa Perbedaan Covid-19 dan SARS?
 

Faktor Penyebab Kematian pasien Covid-19

Berdasarkan penelitian yang disebutkan di atas, ahli menemukan sejumlah faktor penyebab kematian pasien Covid-19:

 

1. Pria Lanjut Usia

Tim penelitian ini memiliki akses dan menganalisis riwayat kesehatan pasien-pasien Covid-19 tersebut, misalnya riwayat adanya penyakit kronis atau tidak. Peneliti juga menganalisis gejala, hasil pemeriksaan laboratorium dan CT scan, dan pengobatan yang dijalani pasien selama di rumah sakit.

 

Ditemukan bahwa 72.9 persen dari pasien virus corona yang meninggal dunia berjenis kelamin pria, dengan rata-rata usia 65.8 tahun, dan memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung atau diabetes. Jumlah kematian akibat Covid-19 yang paling banyak adalah kelompok pria berusia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit kronis tidak menular. 

 

Hasil data ini membuat para ahli menyarankan agar kelompok yang berisiko, yaitu pria berusia di atas 50 tahun dan memiliki penyakit kronis seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes, untuk lebih waspada terhadap penularan virus corona.

 

Baca juga: Belum Ditemukan Vaksin, Begini Cara Sel Imun Melawan Virus Corona!
 

2. Memiliki Kadar Eosinofil Rendah

Dari penelitian yang sama para ahli juga mendapatkan informasi lain terkait faktor penyebab kematian pasien Covid-19. Mereka menemukan bahwa 81.2 persen pasien yang meninggal memiliki kadar eosinofil yang sangat rendah sejak awal masuk rumah sakit. Eosinofil adalah jenis sel darah putih yang berperan melawan infeksi.

 

Selain itu, dari sejumlah komplikasi yang dialami pasien virus corona yang meninggal dunia, komplikasi tersering dan menjadi penyebab kematian adalah gagal napas, syok, sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome), dan gangguan irama jantung.

 

Pengobatan yang diberikan pada mayoritas pasien virus corona yang meninggal adalah obat antibiotik, antivirus, glukokortikoid, dan beberapa infus imunoglobulin untuk meningkatkan respon imun. Meskipun efektivitas obat-obatan seperti antivirus atau imunosupresif, terhadap virus corona penyebab Covid-19 belum diketahui sepenuhnya. 

 

Berdasarkan observasi, para ahli yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa obat-obat yang diberikan, termasuk kombinasi obat antimikroba, tidak menunjukkan efek positif yang signifikan.

 

Sementara itu, peneliti juga menjelaskan salah satu hasil observasi yang paling penting, yaitu bahwa gejala gangguan pernapasan yang dialami kelompok berisiko ini (pria lanjut usia) tidak langsung muncul. Namun, begitu gejalanya muncul, perkembangan tingkat keparahannya sangat cepat, diiringi dengan penurunan kondisi pasien yang juga sangat cepat.

 

Jadi kesimpulan penelitian ini adalah ada sejumlah karakteristik atau faktor penyebab kematian pasien Covid-19 yang oaling umum, yakni pria berusia 50 tahun ke atas dan memiliki penyakit kronis, dan pasien memiliki kadar eosinofil rendah atau eosinofilopenia.

 

Orang yang memiliki faktor-faktor tersebut memiliki risiko tinggi terkena Covid-19 dengan gejala parah. Penelitian ini berpotensi sangat penting dalam menangani wabah virus corona. Namun, ahli yang terlibat dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa diperlukan penelitian dalam skala lebih besar untuk mengonfirmasinya. (UH)

 

Sumber:

  • # Coronavirus