Ana Yuliastanti
10 April 2020
google image

Belum Ditemukan Vaksin, Begini Cara Sel Imun Melawan Virus Corona!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

 

Tubuh kita dibekali dengan dengan sel-sel kekebalan sejak lahir. Saat baru lahir, seluruh sel-sel tubuh termasuk sel imun, belum terlalu kuat dan belum berkembang sempurna. Namun seiring waktu pertumbuhan dan perkembangan anak, sel-sel tubuh terus berkembang menjadi kuat sehingga mampu melawan berbagai patogen penyebab penyakit.

 

Di masa-masa wabah Covid-19 ini, sel imun kita harus disiapkan untuk selalu kuat sehingga bisa melawan ketika tertular virus. Nah, sebenarnya apa yang terjadi ketika sistem kekebalan kita bertemu virus?

 

Baca juga: Cara Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Si Kecil Selama COVID-19

 

Cara Kerja Sel Imun Tubuh

Sistem kekebalan tubuh terdiri dari berbagai jenis sel dan molekul, seperti antibodi. Agar lebih jelas, sistem imun dibagi menjadi tiga garis pertahanan.

 

1. Garis pertahanan terdepan

Garis pertahanan pertama adalah apa yang dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh bawaan. Setiap sel imun dalam tubuh dipersiapkan untuk membuat suatu molekul antivirus, sehingga ketika ada virus atau bakteri penyusup, mereka akan langsung mendeteksi.

 

Sel-sel ini akan mulai membuat molekul antivirus bawaan mereka sendiri yang akan mencoba dan menghentikan virus untuk bereplikasi atau menggandakan diri. Respons bawaan ini, yang langsung muncul segera, menghasilkan zat yang disebut sitokin.

 

Sitokin inilah yang menyebabkan demam dan peradangan di jaringan ketika sel-sel mulai mati. Jadi, demam dan peradangan sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh saat sel-sel imun mencoba melawan virus dan kemudian mereka akan bunuh diri jika mereka tahu mereka sudah terinfeksi.

 

2. Garis pertahahan kedua

Di garis pertahanan selanjutnya ada sel darah putih, yang dikenal sebagai sel pembunuh alami. Mereka akan mendeteksi sel yang terinfeksi dan membunuhnya. Sel darah putih terdiri dari berbagai jenis sel, misalnya monosit, makrofag dan neutrofil. Mereka ini akan berkeliling setiap saat mensurvei lingkungan.

 

Saat menemukan makhluk aneh yang tidak dikenal, virus atau bakteri, mereka akan segera mendeteksinya. Setelah itu mereka akan minta bantuan dengan cara melepaskan sitokin tertentu. Tujuannya untuk memanggil dan menyiapkan sel-sel imun lain untuk bersiaga, dengan kemungkinan skenario mereka sendiri mungkin sudah terinfeksi. 

 

3. Garis pertahanan ketiga

Garis pertahanan ketiga adalah sistem adaptif. Sel-sel imun di tahap ini membutuhkan waktu beberapa hari untuk bisa melumpuhkan virus. Di sini yang berperan adalah jenis sel darah putih yang disebut sel-T dan sel-B. Mereka berdua, bekerjasama dengan sangat kompak. Sel-T bertugas membunuh sel yang terinfeksi. Agar bisa dibunuh, sebelumnya virus sudah diselimuti dengan antibodi yang dilepaskan oleh sel-B. Dengan begitu musuh dapat dikenali oleh sel-T.

 

Baca juga: Ahli Nyatakan Imunomodulator Aman untuk Cegah Infeksi Virus

 

Bagaimana Tubuh Melawan Covid-19?

Dengan sistem kekebalan yang sangat canggih, tentunya kita harusnya mudah saja mengalahkan coronavirus atau Covid-19. Masalahnya adalah, Covid-19 adalah jenis virus baru, sehingga kita belum memiliki antibodi atau sistem kekebalan adaptif. Sistem kekebalan adaptif ini salah satunya dikenalkan melalui pemberian vaksin. Tujuannya melatih sel imun mengenali sejenis virus atau bakteri tertentu sehingga sel tubuh akan memiliki memori jika suatu saat menemukannya. 

 

Karena belum ada kekebalan adaptif terhadap Covid-19, maka jika sistem kekebalan tidak dapat menghentikan replikasi virus, maka virus akan berkembang tidak terkendali. Terjadi peradangan skala luas, terutama di paru-paru. Inilah yang menyebabkan gejala mirip pneumonia yang disebabkan Covid-19. Maka di sinilah penting sekali bagi sel imun tubuh kita untuk gesit, dengan mengandalkan sistem kekebalan bawaan. 

 

Secara klinis, respon imun yang disebabkan oleh infeksi Covid-19, terdiri dari dua fase. Selama tahap inkubasi, diperlukan respon imun adaptif spesifik untuk menghilangkan virus dan untuk mencegah perkembangan penyakit ke tahap yang lebih parah. 

 

Oleh karena itu, strategi untuk meningkatkan respons imun pada tahap ini tentu sangat penting. Kita harus berada pada kondisi kesehatan umum yang baik dan latar belakang genetik yang sesuai sehingga memunculkan kekebalan antivirus khusus.

 

Perbedaan genetik diketahui berkontribusi pada variasi individu dalam respon imun terhadap patogen. Namun, kita tidak bisa mengubah kondisi genetik kita. Yang bisa kita lakukan adalah mengupayakan kesehatan secara umum berada pada kondisi baik. Geng Sehat bisa terus menerus melakukan hal-hal sebagai berikut selama pandemi:

  • Mengonsumsi makanan bergizi

  • Tidak merokok

  • Berolahraga cukup

  • Tidur cukup

  • Minum suplemen peningkat kekebalan tubuh yang aman

  • Menghindari paparan virus dengan perilaku hidup bersih, dan selalu menggunakan masker saat ke luar rumah. 

  •  

    Jangan sampai respon imun kita kalah oleh virus. Jika respons imun protektif terganggu, virus akan menyebar dan menghasilkan kehancuran besar-besaran pada jaringan yang terkena. Pada infeksi Covid-19 yang berat, sel-sel yang rusak menyebabkan peradangan bawaan di paru-paru yang sebagian besar dimediasi oleh makrofag pro-inflamasi dan granulosit.

     

    Peradangan paru-paru adalah penyebab utama gangguan pernapasan yang mengancam jiwa pada tahap infeksi Covid-19 yang berat. Oleh karena itu, jika kesehatan kita dalam kondisi baik, menjadi tidak menguntungkan bagi virus untuk membuat kerusakan lebih parah. Upayakan tetap sehat ya Gengs!

     

     

     

    Referensi

     

     

     

     

     

    • # Imun
    • # Kekebalan tubuh
    • # Coronavirus