iera sipahutar
18 Juni 2022
pexels.com

3 Cara yang Salah untuk Mengajarkan Anak Berbagi

Berbagi dengan teman dan sesama itu baik. Namun, sikap mulia ini bisa menjadi bumerang jika diajarkan kepada si Kecil dengan cara yang kurang tepat, Mums. Apa saja ya, yang umumnya terjadi? Yuk, simak infonya di sini.

 

Hal Ini Jangan Dilakukan ya, Mums

Seiring bertambahnya usia si Kecil, ada satu ilmu yang harus bisa dipahami olehnya, yaitu berbagi. Anak-anak perlu belajar untuk berbagi, agar ia dapat berteman, bermain secara kooperatif, bergiliran, bernegosiasi, dan mengatasi kekecewaan. Berbagi juga mengajarkan anak-anak tentang kompromi dan keadilan. Ia belajar bahwa jika mau memberi sedikit kepada orang lain, ia juga bisa mendapatkan sebagian dari apa yang ia inginkan.

 

Itulah kenapa, berbagi menjadi bagian penting untuk mendukung keterampilan sosialnya, dan menjadi semakin penting ketika ia mulai memiliki teman bermain, dititipkan di tempat penitipan anak, atau mengikuti kegiatan di kelas nonformal seperti PAUD dan taman kanak-kanak.

 

Nah, sebagian besar orang tua akan merasa tidak nyaman atau mungkin malu jika si Kecil menolak untuk berbagi mainan dengan anak lain. Situasi ini sangat sering terjadi saat berada di taman bermain atau selama sesi bermain bersama. Lalu karena merasa terdesak dengan keadaan, secara otomatis para orang tua pun akan melakukan berbagai cara. Tujuannya sih mulia, yaitu agar si Kecil mau berbagi. Namun nyatanya, cara ini tidak sepenuhnya benar lho, karena memiliki dampak psikologis untuk si Kecil.

 

Apa saja sih, kesalahan itu? Berikut beberapa di antaranya:

 

  • Mengancam

Ketika si Kecil tidak menurut, orang tua seringkali menempatkan diri superior terhadap anak dan menunjukkan kekuasaan dengan mengancam si Kecil. Seperti ketika si Kecil menolak untuk berbagi, seringkali ancaman menjadi jurus jitu agar anak menurut. “Kalau Adek enggak mau berbagi, nanti Mama tinggal pulang, lho.”, atau “Kita enggak usah ke sini lagi ya, kalau Adek susah dibilangin.” 

 

Seringkali cara ini berhasil. Namun alih-alih membuat si Kecil paham tentang berbagi, ia justru hanya terdampak dengan ancaman tersebut. Dalam jangka panjang, itu bisa membuat anak cenderung tidak mau bekerja sama karena merasa sebal dengan orang tuanya. Dengan kata lain, itu mengikis hubungan dekat Mums dengan si Kecil.

 

 

  • Memanipulasi perasaan si Kecil

Karena terdorong oleh perasaan tidak enak, terkadang orang tua lupa untuk menanyakan perasaan si Kecil. Akhirnya, keluarlah kalimat seperti, “Tuh, kasihan kan, dia jadi sedih karena kamu enggak mau berbagi mainan,” atau semacamnya. Padahal, perasaan si Kecil pun valid dan perlu diperhitungkan, lho. Jika hal ini terus dilakukan, bukan tak mungkin si Kecil akan tumbuh dengan kepercayaan diri yang rendah serta merasa tidak pernah cukup untuk orang tua dan lingkungan sekitarnya.

 

  • Memaksa agar ia mau berbagi

Nah, cara inilah yang sering dilakukan para orang tua. Karena “terdesak” oleh tuntutan sosial, Mums mungkin akan memaksa si Kecil untuk memberikan barang atau mainan yang diperebutkan. Padahal nyatanya, berbagi secara paksa sebenarnya bisa mengajarkan pelajaran yang salah kepada si Kecil, seperti: menangis dengan keras akan membantu seseorang mendapatkan apa yang ia inginkan, serta orang tua berkuasa penuh atas siapa yang mendapatkan apa dan kapan ia mendapatkannya. Selain itu, si Kecil pun akan merasa bahwa ia harus selalu siap untuk memberikan apa yang diminta oleh orang lain jika diminta tanpa menanyakan pendapatnya terlebih dulu. Cara ini tak jarang akan membuat si Kecil akhirnya marah, menangis, bahkan hingga tantrum

 

Baca juga: Bolehkah Balita Minum Kopi? Ini Jawabannya

 

 

Cara Mengajarkan Anak Berbagi

Tentu saja, anak-anak membutuhkan kesempatan untuk belajar dan berlatih berbagi. Berikut adalah beberapa cara untuk mendorong berbagi dalam kehidupan sehari-hari:

 

  • Membiasakannya di rumah

Karena berbagi adalah kemampuan yang perlu dilatih, maka sudah tentu si Kecil bisa memahaminya jika Mums membiasakannya dari rumah. Misalkan si Kecil adalah anak tunggal dan ia tidak harus berbagi dengan saudara kandung, Mums dan Dads tetap bisa membiasakannya berbagi untuk barang-barang yang perlu dipakai bersama, seperti televisi, piring, atau mungkin ponsel. Perlahan ia pun paham, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menggunakan barang atau mainannya, tidak berarti ia kehilangan barang tersebut selamanya.

 

  • Beri pujian

Saat Mums melihat si Kecil mencoba untuk berbagi atau bergiliran, berikan pujian dan perhatian kepadanya. Sampaikan bahwa Mums melihat usahanya untuk berbagi dan ia semakin pandai untuk melakukannya.

 

  • Dengarkan si Kecil

Si Kecil juga punya hak untuk menentukan barang atau mainan apa yang ia ingin bagi atau mainkan bersama. Maka, sebelum ia diajak ke pertemuan keluarga atau membawa mainannya ke tempat publik, sampaikan padanya bahwa hanya boleh membawa mainan yang mau ia bagi. Jika tidak, maka sebaiknya barang/mainan tersebut ditinggal di rumah saja.

 

  • Bicarakan 

Dan langkah yang paling dasar dan tak boleh dilupakan adalah membicarakannya. Bagaimana ia bisa memahami bahwa berbagi dan bergiliran itu baik, jika tidak ada yang memberitahunya tentang itu? Mums bisa lakukan ini perlahan dengan mengatakan bahwa bermain bersama itu menyenangkan. Agar hal itu bisa menyenangkan, maka baik ia dan semua temannya nanti perlu saling berbagi agar tidak berebutan dan bertengkar.

Dengan cara di atas, ada dua kondisi yang bisa perlahan dikoreksi. Jika si Kecil cenderung suka merebut barang atau mainan, ia akan belajar bahwa merebut dan ingin menang sendiri akan membuat teman-teman sebayanya tidak mau bermain dengannya. Sementara jika si Kecil Kecil cenderung menjadi “korban”, dia akan mempelajari kekuatan untuk mengatakan "tidak”. Seiring waktu, si Kecil secara alami akan sadar secara sosial. Kemudian secara bertahap dan dengan arahan dari orang tua, ia akan belajar bahwa hidup berjalan lebih lancar jika mau berbagi. Semoga berhasil ya, Mums! (IS)

 

Referensi:

Raising Children. Kids Sharing

Smart Parenting. Teaching Kids to Play Fair

Ask Dr. Sears. Sharing

VeryWell Family. Forcing Kids to Share

  • # TBN Psikologi
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 3 Tahun