iera sipahutar
01 April 2022
Sick kid photo created by pvproductions - www.freepik.com

Balita Muntah Terus, Kapan Harus Khawatir?

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Andreas Wilson Setiawan

Selesai minum susu atau saat ia menangis keras, si Kecil suka muntah? Duh, hal ini memang bikin panik dan khawatir ya, Mums. Namun, jangan keburu khawatir dulu. Yuk, kenali pada kondisi seperti apa muntah si Kecil termasuk normal dan bagaimana jika balita muntah terus.

 

Penyebab Balita Muntah

Apakah si Kecil muntah beberapa kali dalam seminggu, tetapi tidak tampak sakit? Mums enggak sendirian kok menghadapi ini. Faktanya, muntah adalah kejadian umum pada anak kecil. Beberapa balita bisa muntah ketika mengamuk atau menangis. Ada juga balita yang muntah ketika terlalu banyak makanan di dalam mulutnya. Beberapa lainnya bisa muntah tanpa alasan yang diketahui sama sekali. Ya, balita muntah terus-menerus dapat memiliki banyak penyebab potensial. Berikut adalah beberapa yang paling umum:

 

  • Gastroenteritis virus atau diare yang disebabkan oleh rotavirus

Ini merupakan salah satu penyebab muntah akut pada anak-anak yang paling umum. Di Indonesia, menurut data Riskesdas 2013, diare adalah penyebab kematian tertinggi dan penyebab gagal tumbuh balita Indonesia. Lima provinsi dengan kejadian diare tertinggi yaitu Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Banten.

 

  • Mabuk kendaraan

Selain mual-muntah, kondisi ini umumnya disertai dengan keringat dingin, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan.

 

  • Gegar otak

Jika terjadi cedera otak serius yang disebabkan hantaman pada kepala, dapat disertai dengan muntah.

 

  • Alergi atau intoleransi makanan

Mual, muntah, kram, bengkak atau gatal di sekitar mulut, hidung, dan mata, serta diare adalah beberapa kemungkinan gejala alergi dan intoleransi makanan. Jika Mums merasa si Kecil mengalami intoleransi makanan, segera konsultasikan ke dokter anak sebelum mengatur pola dietnya atau pola diet Mums jika masih menyusui.

 

  • Keracunan makanan

Muntah adalah gejala umum penyakit bawaan makanan dan biasanya disertai dengan diare dan sakit perut.

 

Baca juga: Mums, Ketahui Penanganan Ketika Anak Tersengat Listrik!

 

  • Obat-obatan

Obat-obatan tertentu, seperti ibuprofen, diketahui menyebabkan muntah sebagai efek samping yang tidak menyenangkan, terutama jika diminum saat perut kosong.

 

  • Refleks muntah (gag reflex) yang sensitif

Setiap anak memiliki refleks muntah sejak lahir, yang bertujuan agar ia tidak mudah tersedak oleh benda atau makanan yang masuk ke mulutnya. Namun, sensitivitasnya berbeda-beda. Pada anak dengan refleks muntah yang sensitif, akan sangat mudah terpicu untuk muntah.

 

  • Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Naiknya asam lambung ke kerongkongan, dapat menyebabkan si Kecil muntah. Hal ini bisa dipicu ketika si Kecil makan terlalu banyak, batuk yang kencang dan terus-menerus, menangis kencang, ataupun makan-makanan tertentu, seperti cokelat.

 

  • Stres

Sebagai bagian dari GERD, stres akut yang membuat si Kecil mengamuk dan cemas juga dapat menyebabkan muntah. 

 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Melihat si Kecil terdorong untuk mengeluarkan isi perutnya, bisa menjadi peristiwa yang traumatis untuk Mums maupun si Kecil. Walau begitu, nyatanya Mums tak perlu khawatir berlebihan jika si Kecil muntah. Nyatanya normal kok anak-anak untuk muntah sesekali.

 

Namun, pastikan Mums tetap mengawasi kondisinya dan segera membawa si Kecil ke dokter jika menemukan tanda-tanda berikut:

  • Muntah lebih dari dua hari tanpa ada gejala lain.
  • Mengeluh sakit perut yang parah disertai muntah.
  • Sakit kepala parah disertai muntah.
  • Demam tinggi disertai muntah.
  • Mengalami penurunan berat badan.
  • Tidak bisa atau tidak minum selama beberapa jam.
  • Memiliki tanda-tanda dehidrasi, seperti jarang buang air kecil, menangis dengan sedikit atau tanpa air mata, mulut kering atau bibir pecah-pecah, merasa pusing, terlihat sangat mengantuk, dan linglung.
  • Muntah darah atau muntah berwarna hijau atau kecokelatan.
  • Muntah setelah jatuh atau terbentur.
  • Muntah lebih dari 24 jam.

 

Muntah bukan hanya membuat si Kecil tidak nyaman, melainkan juga dapat menyebabkan dehidrasi dan perubahan elektrolit tubuh. Maka, Mums perlu melakukan beberapa langkah ini jika si Kecil muntah:

  • Untuk mencegah dehidrasi, jaga asupan cairan si Kecil. Mums juga bisa memberikan larutan elektrolit dan dextrose bisa didapatkan dengan mudah di apotek. Untuk menyiasati jika si Kecil menolak untuk minum, berikanlah cairan sedikit demi sedikit, seperti 1 sendok makan terlebih dulu, tunggu 10 menit, lalu coba 2 sendok makan, dan tingkatkan secara bertahap sesuai toleransi si Kecil.
  • Si Kecil dapat terus menyusu atau minum susu formula asalkan tidak muntah berulang kali.
  • Jika muntahnya mulai mereda, tawarkan ia makanan seperti biasa. Namun, bila ia tidak ingin makan, jangan dipaksa ya, Mums. Sangat normal kok jika si Kecil kehilangan nafsu makan dan makan lebih sedikit selama beberapa hari tidak akan membahayakannya.
  • Biarkan si Kecil beristirahat jika ia mau, tetapi tidak apa-apa juga jika si Kecil terlihat masih ingin bermain
  • Jangan beri si Kecil obat apa pun untuk menghentikan muntah kecuali jika diresepkan oleh dokter. (AS)

 

Referensi

VeryWell. Toddler Vomiting

Baby Centre. Vomiting

Bad Gut. Digestion

  • # TBN Kesehatan
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 2 Tahun