Eka Amira
11 Juni 2024
shutterstock

Anak Takut saat Bertemu Orang Lain, Mums Harus Apa?

Saat ada tamu yang berkunjung, kumpul keluarga, atau pertemuan penting lainnya, buah hati Mums tampak takut bahkan menangis. Mums pasti heran kenapa anak takut dengan orang lain dan cenderung menghindari interaksi dengan orang lain? 

Anak takut dengan orang lain adalah hal yang umum dialami anak-anak. Ini adalah bagian dari tonggak perkembangan yang membantu anak memercayai naluri mereka dan memahami lingkungannya. Ada banyak cara untuk membantu mereka mengatasi rasa takut terhadap orang asing dan belajar membangun kepercayaan sambil terus mengandalkan naluri mereka.

Kenapa Anak Takut dengan Orang Lain

Ketakutan terhadap orang asing adalah tahap normal dalam perkembangan anak. Hal ini terjadi saat bayi mengembangkan keterikatan dengan orang-orang yang dikenalnya, seperti Mums dan Dads. Karena bayi lebih menyukai orang dewasa yang dikenalnya, mereka mungkin bereaksi terhadap orang asing dengan menangis, menjadi sangat pendiam, atau bersembunyi.

Ketakutan terhadap orang asing biasanya menjadi lebih kuat instens usia sekitar 7-10 bulan dan terkadang bisa berlangsung lebih lama. Biasanya, rasa takut ini mulai hilang saat anak berusia 18 bulan hingga 2 tahun.

Misalnya, bayi berusia 10 bulan yang dititipkan di daycare sejak berusia 6 bulan mungkin akan merasa panik jika ada pengasuh baru. Dia akan mengekspresikan rasa takutnya dengan menangis, bersembunyi, atau berteriak ketika didekati pengasuh baru tersebut. 

Bagaimana Membantu Anak Mengatasi Rasa Takut terhadap Orang Asing

Dibutuhkan banyak kesabaran untuk mendampingi anak melalui berbagai tahapan perkembangan emosi. Mums tidak dapat melewati fase saat anak takut dengan orang lain, tetapi Mums dapat mencoba pendekatan berikut untuk meringankan fase yang sangat sulit ini:

  • Beri tahu keluarga. Mums pasti merasa tidak enak hati saat anak menolak digendong atau bahkan menangis saat bertemu keluarga besar. Beri tahu mereka bahwa anak sedang mengalami kecemasan dan perlu waktu untuk bisa akrab dengan mereka. Ini juga akan membantu mencegah perasaan sakit hati kerabat.

  • Latih keluarga dan teman tentang cara memenangkan hati si kecil. Misalnya, daripada langsung menggendongnya, sarankan agar mereka berbicara dengan pelan atau membujuknya dengan mainan.

  • Jangan jauh-jauh dari anak. Ketika rasa takut terhadap orang asing mulai muncul, segera gendong atau tenangkan anak di pangkuan. Cara ini mampu menjelaskan kepada anak bahwa dia aman.

  • Beri tahu anak sebelum pergi. Jika Mums perlu menitipkan anak kepada pengasuh atau neneknya, pastikan Mums berpamitan terlebih dahulu dan jangan pergi secara diam-diam! Berpamitan memberi anak kesempatan untuk merasa nyaman, yang dapat membantu mempermudah transisi sebelum Mums berangkat. 

  • Beri tahu anak siapa yang akan datang berkunjung sebelum mereka tiba. Ini memberi anak kesempatan untuk bersiap dan agar tidak kaget.

  • Berikan dukungan fisik dan emosional.  Jika saat berada di keramaian anak ingin digendong, segera gendong dia. Jangan memaksanya untuk bertemu dan menyapa orang lain. Pekalah terhadap kecemasan anak dan hindari memaksanya melawan ketakutan.

  • Terus perkenalkan anak dengan orang baru. Semakin besar peluang anak untuk bertemu orang baru dan mengetahui bahwa mereka aman, semakin besar kemungkinan rasa takutnya akan berkurang. Namun, pastikan Mums tetap berada di dekat anak karena ini memberikan rasa aman pada mereka.

  • Tunjukkan pada anak bahwa Mums tidak takut dengan orang baru. Sapa mereka dengan hangat dengan bahasa tubuh yang positif, seperti senyuman, postur santai, kontak mata dan suara gembira. 

  • Untuk anak-anak yang lebih besar, bantulah mereka mempraktikkan beberapa strategi mengatasi masalah saat bertemu orang baru. Misalnya, ajak ia mengatur pernapasan.

  • Jangan khawatir tentang perasaan orang dewasa. Katakan saja kepada mereka bahwa anak sedang belajar berada di dekat orang asing.

  • Jadi, tidak perlu stres karena anak takut dengan orang lain. Ini adalah salah satu fase perkembangan anak yang normal. Anak tidak bisa melewati fase ini, tetapi Mums dapat membantu anak memudahkan fase ini dengan strategi di atas.

    Referensi

    • # Psikologi Anak
    • # Bayi & Balita
    • # TBN 3 Tahun