Ella Nurlaila
03 Desember 2025
Shutterstock

10 Alasan Pria Takut Dampingi Istri Melahirkan

Bicara soal siapa yang akan menjadi pendamping proses persalinan, suami tentu orang pertama yang akan memainkan peran itu. Lalu, apa tugas Dads saat mendampingi istri melahirkan? Banyak cerita yang seru berkaitan dengan insiden dan drama suami yang menjadi pendamping persalinan, mulai dari yang pingsan, ketiduran dan cerita unik lainnya. 


Tugas utama suami saat mendampingi istri melahirkan adalah memberikan kenyamanan fisik dan emosional, bertindak sebagai penyemangat, dan membantu tugas-tugas praktis yang tidak bisa Mums lalukan. Misalnya, suami dapat membantu dengan menawarkan pijat, menyediakan air dan kain dingin, serta mendorong Mums untuk menggunakan teknik pernapasan saat persalinan normal. 


Suami juga harus menghormati keinginan Mums, mengingatkan Mums tentang rencana persalinan, dan siap mengambil keputusan atas nama Mums jika diperlukan. BIar para suami yang baru pertama kali akan mendampingi istri melahirkan, wajib baca sampai akhir!

Baca juga: Aturan Adzan untuk Bayi Baru Lahir: Di Telinga Kanan atau Kiri?

Tidak Semua Pria Sanggup

Banyak kejadian, suami tidak mampu mendampingi istri melahirkan. Ada banyak alasan, di antaranya:

1. Tidak tega melihat istri tercinta kesakitan

Melihat orang yang sangat dicintai menahan sakit hebat bisa membuatseorang pria merasa tak berdaya, karena ia tidak bisa membantu mengatasai atau mengurangi rasa sakit itu.

2. Khawatir terjadi sesuatu pada ibu atau bayi

Proses persalinan penuh ketidakpastian. Banyak pria takut memikirkan skenario buruk seperti komplikasi, operasi darurat, atau kondisi bayi. Bahkan jika semuanya normal, kecemasan ini tetap muncul.

3. Tidak kuat melihat darah atau prosedur medis

Beberapa pria (dan juga wanita) punya sensitivitas atau fobia berlebihan terhadap darah, jarum, dan prosedur medis. Suasana ruang bersalin yang serba cepat dan intens bisa memicu ketakutan tiba-tiba.

4. Takut pingsan atau tidak bisa mengontrol reaksi tubuh

Ada banyak cerita komikal tentang suami yang pingsan saat persalinan. Ketakutan ini sendiri bahkan bisa membuat mereka cemas sebelum masuk ke ruang bersalin.

5. Takut dibilang tidak berguna

Pria sering merasa harus kuat, padahal mereka juga punya rasa takut dan cemas. Ketika takut terlihat panik di depan pasangan, rasa tertekan itu malah menambah ketakutan.

6. Terkejut dengan realita persalinan

Beberapa pria hanya mengetahui persalinan dari film—padahal versi aslinya jauh lebih intens. Bau, darah, tekanan, suara, instruksi dokter… semua muncul bersamaan dan bisa membuat mereka gelisah dan mungkin syok.

7. Takut trauma atau “terbayang-bayang"

Ada juga yang takut adegan persalinan akan terekam kuat di otak, terutama jika kondisi medisnya berat. Mereka khawatir penglihatan itu akan mengganggu atau memicu kecemasan jangka panjang.

8. Takut tidak bisa menenangkan pasangan

Beberapa pria ingin sangat berguna dan menunjang proses persalinan, tapi takut jika justru menjadi beban karena tidak tahu harus melakukan apa.

9. Pengaruh cerita dari orang lain

Cerita-cerita dari teman atau keluarga tentang persalinan kadang membuat pria membayangkan hal-hal ekstrem yang sebenarnya tidak selalu terjadi.

10. Ketidaksiapan mental

Melahirkan adalah momen besar dan emosional. Meski bahagia, banyak pria tidak siap menghadapi campuran rasa takut, haru, dan panik sekaligus.

Yang Bisa Suami Lakukan Saat Dampingi Istri Melahirkan 

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan para suami, saat menemani perjalanan persalinan istri tercinta:


Selama persalinan

Berikan dukungan fisik seperti memijat punggung, memegang tangan dan mengusap wajah Mums untuk menenangkan, dan juga membantu Mums mengubah posisi.


1. Berikan kenyamanan

Tidak ada persalinan normal yang mudah. Suami bisa menjaga Mums dengan menyediakan minuman dingin atau hangat agar Mums tetap terhidrasi.


2. Berikan dorongan dan semangat

Ucapkan kata-kata penyemangat, ingatkan Mums tentang kekuatan yang dimilikinya dan bernapaslah bersama jika itu membantu.


3. Ciptakan lingkungan nyaman

Bantu ciptakan suasana nyaman dengan menyesuaikan pencahayaan atau musik jika memang membantu.


4. Bertindak sebagai advokat

Komunikasikan rencana persalinan dan keinginan istri kepada staf medis, terutama jika si istri sudah merasa sulit berpikir jernih.


5. Jadilah pengalih perhatian

Temani dan alihkan perhatian istri yang kesakitan selama awal persalinan, mungkin dengan cerita yang membuat istri tertawa. 


Setelah melahirkan

Setelah persalinan selesai tugas suami yang kini sudah jadi ayah belum selesai. 


1. Jalin ikatan dengan bayi

Dads bisa mulai belajar mengendong, memeluk, dan ajak bicara bayi, terutama jika Mums masih lemah tidak dapat melakukannya segera setelah melahirkan.


2. Lanjutkan dukungan

Pastikan selalu menyediakan minuman dan makanan, bantu kontak kulit ke kulit, dan jaga agar Mums dan bayi berdua tetap hangat.


3. Pelajari tentang pemulihan pascapersalinan

Bicarakan dengan tim medis tentang apa yang diharapkan untuk pemulihan istri dan perlengkapan apa yang dibutuhkan.


Mungkin ini adalah hal baru, terutama jika ini adalah persalinan pertama. Jika diperlukan, bicarakan secara terbuka tentang kecemasan dan dirasakan.Cobalah lebih fleksibel dan pahami bahwa rencana dapat berubah, dan bersiaplah untuk situasi yang tidak terduga. Terakhir, suami harus bersabar. Persalinan awal bisa lama dan membuat frustrasi, jadi penting untuk tetap sabar dan tenang.



Referensi:

  • # Persalinan
  • # Persiapan Persalinan