Ella Nurlaila
14 November 2025
Shutterstock

Tekanan Darah Naik Jelang Persalinan, Apa Penyebabnya?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama kehamilan bisa membawa berbagai risiko kesehatan baik bagi ibu maupun janin yang ada dalam kandungan. Karenanya tekanan darah ibu hamil perlu dipantau secara berkala agar tidak terjadi lonjakan atau hipertensi kehamilan. 


Kondisi tekanan darah ibu hamil perlu pemantauan dan penanganan yang cermat. Ketahui jenis-jenis hipertensi pada kehamilan, risiko yang mungkin terjadi, serta langkah-langkah penting untuk menjaga kehamilan tetap sehat denan tekanan darah ibu hamil tetap pada standar normal. 

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Kaki Bengkak pada Ibu Hamil


Penyebab Tekanan Darah Ibu Hamil Tinggi 


Penyebab tekanan darah ibu hamil tinggi memang belum sepenuhnya bisa diketahui. Namun, ada sejumlah faktor risiko yang bisa meningkatkan munculnya hipertensi selama kehamilan ini. Di antaranya : 

  • Tekanan darah tinggi pada kehamilan terakhir yang dialami 

  • Risiko meningkat jika Bumil mengalami hipertensi setelah usia kehamilan 20 minggu. Atau yang disebut dengan hipertensi gestasional. 

  • Obesitas. Risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil dengan berat badan berlebih atau obesitas.

  • Kehamilan kembar atau lebih, memungkinkan ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi. 

  • Hipertensi kronis. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol sebelum hamil bisa meningkatkan risiko preeklamsia postpartum. 

  • Diabetes tipe 1, tipe 2, atau diabetes gestasional juga meningkatkan risiko preeklamsia dan preeklamsia postpartum. 


  • Waspada Tekanan Darah Ibu Hamil Tinggi Jelang Persalinan

    Hipertensi pada kehamilan dapat terjadi sebelum hamil atau baru berkembang saat hamil. Jenis-jenis tekanan darah ibu hamil atau hipertensi pada kehamialn ada beberapa katogeri di antaranya : 


    1. Hipertensi kronis

    Muncul sebelum kehamilan atau dalam usia kehamilan memasuki 20 minggu pertama. Karena sering tanpa gejala, banyak ibu hamil tidak menyadari kondisinya.


    2. Hipertensi kronis dengan preeklampsia tumpang tindih

    Tekanan darah tinggi ibu hamil semakin memburuk saat hamil dan disertai protein dalam urine atau komplikasi lain.


    3. Hipertensi gestasional

    Terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu tanpa kerusakan organ lain. Namun dapat berkembang menjadi preeklampsia.


    4. Preeklampsia

    Hipertensi setelah 20 minggu kehamilan disertai kerusakan organ, seperti ginjal, hati, atau otak. Bila tidak ditangani, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti eklamsia atau kejang. Kini diketahui bahwa preeklampsia dapat terjadi meskipun tidak terdapat protein dalam urine.


    Bahaya Tekanan Darah Tinggi Ibu Hamil 


    Hipertensi yang dialami saat hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada perkembangan kehamilan, seperti:


    1. Aliran darah ke plasenta berkurang

     Jika kondisi ini terjadi, maka akan menghambat pertumbuhan janin. risiko lanjutannya adalah bayi lahir dengan berat badan rendah, maupun lahir prematur. 


    2. Solusio plasenta

     Plasenta terlepas sebelum waktunya, hal ini bisa memicu terjadinya perdarahan berat dan mengancam nyawa keduanya. 


    3. Kerusakan organ pada ibu

     Tekanan darah tinggi ibu hamil dapat memengaruhi otak, mata, hati, ginjal, jantung, dan paru-paru. Organ-organ vital ibu hamil bisa rusak akibat tekanan darah ibu hamil tinggi dan tidak segera diatasi. 


    4. Persalinan prematur

      Persalinan kadang harus dilakukan lebih cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayi jika ibu hamil terdiagnosa mengalami hipertensi. 


    5. Risiko penyakit jantung di masa depan

    Tekanan darah tinggi pada ibu hamil tidak hanya berdampak saat itu saja, melainkan juga bisa berkepanjangan. Ibu hamil yang pernah mengalami preeklampsia memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular nantinya.


    6. Gejala preeklamsia

    Selain hipertensi, gejala lainnya yang perlu diwaspadai terkait tekanan darah ibu hamil, seperti : protein berlebih dalam urine, sakit kepala berat, gangguan penglihatan, nyeri perut kanan atas, mual dan muntah, sesak napas (penumpukan cairan di paru), jumlah trombosit rendah, dan fungsi hati terganggu. Juga yang waspada bila terjadi pembengkakan mendadak di wajah dan tangan pada ibu hamil. 


    Cegah Tekanan Darah Tinggi saat Hamil 


    Tekanan darah tinggi saat hamil bisa dicegah dengan berbagai langkah, jauh sebelum kehamilan terjadi. Di antaranya: 


    1. Sebelum hamil 

    Konsultasikan kondisi kesehatan dengan dokter atau bidan sebelum melakukan program hamil, tinjau obat yang sedang digunakan, dan perbaiki gaya hidup termasuk menurunkan berat badan jika diperlukan. 


    2. Selama Kehamilan

    Ketika hamil, periksakan tekanan darah dan tes laboratorium secara rutin, pantau pertumbuhan janin melalui USG, pemeriksaan kesejahteraan janin, dan pantai gerak janin di rumah. Tujuannya untuk memastikan ibu dan bayi tetap sehat sepanjang kehamilan. 


    3. Kurangi risiko 

    Untuk mengurangi risiko tekanan darah ibu hamil tinggi, lakukan kontrol rutin kehamilan, minum obat sesuai resep, tetap aktif dengan olahraga ringan, makan bergizi seimbang, hindari rokok, alkohol, dan obat terlarang. 


    Mums, tekanan darah ibu hamil yang tinggi adalah kondisi serius namun bisa diatasi dengan baik melalui pemantauan ketat, pengobatan yang aman, gaya hidup sehat, dan dukungan tim medis yang tepat. Dengan perawatan yang optimal, ibu dan bayi dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman. Untuk konsultasi online, Mums bisa melakukannya di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan berbagai artikel menarik lainnya di sini. 


    Referensi : 

    • # Hipertensi
    • # Persalinan
    • # Pre eklamsia